Prancis Sesalkan Keputusan Rusia Tangguhkan Perjanjian Nuklir START
loading...
A
A
A
ANKARA - Prancis menyesalkan keputusan Rusia untuk menangguhkan keikutsertaannya dalam perjanjian New START. Ini adalah satu-satunya perjanjian pengendalian senjata yang tersisa antara Rusia dengan Amerika Serikat (AS).
Kementerian Luar Negeri Prancis dalam sebuah pernyataan mengungkapkan keprihatinannya atas pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin, bahwa negaranya siap untuk melakukan uji coba nuklir, jika AS melakukannya.
Berbicara di depan Parlemen Rusia, Selasa (21/2/2023), Putin mengatakan perjanjian New START ditandatangani dalam realitas politik yang berbeda secara fundamental dan tidak lagi mencerminkan situasi. Dia mengumumkan bahwa Moskow akan menangguhkan partisipasinya dalam perjanjian tersebut.
Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Prancis lebih lanjut mengatakan perjanjian New START adalah "instrumen penting dari arsitektur internasional pengendalian senjata nuklir, dan stabilitas strategis."
Prancis meminta Rusia untuk bertindak secara bertanggung jawab dan mempertimbangkan kembali keputusannya.
Kementerian Prancis juga menggarisbawahi pentingnya Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir Komprehensif (CTBT), yang ditandatangani dan diratifikasi Rusia pada tahun 1996.
Prancis mengatakan, pihaknya mengharapkan Moskow untuk menghormati moratorium uji coba nuklir sampai diberlakukan, serta menghormati pernyataan P5 3 Januari 2022 tentang pencegahan perang nuklir dan menghindari perlombaan senjata.
Kementerian Luar Negeri Prancis dalam sebuah pernyataan mengungkapkan keprihatinannya atas pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin, bahwa negaranya siap untuk melakukan uji coba nuklir, jika AS melakukannya.
Berbicara di depan Parlemen Rusia, Selasa (21/2/2023), Putin mengatakan perjanjian New START ditandatangani dalam realitas politik yang berbeda secara fundamental dan tidak lagi mencerminkan situasi. Dia mengumumkan bahwa Moskow akan menangguhkan partisipasinya dalam perjanjian tersebut.
Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Prancis lebih lanjut mengatakan perjanjian New START adalah "instrumen penting dari arsitektur internasional pengendalian senjata nuklir, dan stabilitas strategis."
Prancis meminta Rusia untuk bertindak secara bertanggung jawab dan mempertimbangkan kembali keputusannya.
Baca Juga
Kementerian Prancis juga menggarisbawahi pentingnya Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir Komprehensif (CTBT), yang ditandatangani dan diratifikasi Rusia pada tahun 1996.
Prancis mengatakan, pihaknya mengharapkan Moskow untuk menghormati moratorium uji coba nuklir sampai diberlakukan, serta menghormati pernyataan P5 3 Januari 2022 tentang pencegahan perang nuklir dan menghindari perlombaan senjata.
(esn)