Taliban Pakistan Serang Kantor Polisi Karachi, 7 Orang Tewas
loading...
A
A
A
KARACHI - Kelompok Taliban Pakistan menyerang kantor polisi di kota Karachi, Pakistan selatan. Serangan itu menewaskan tiga petugas polisi dan seorang warga sipil, sebelum tiga militan kelompok itu tewas dalam baku tembak berjam-jam dengan pasukan keamanan.
Ketiga militan Taliban, bersenjatakan granat dan senjata lainnya, menyerbu kompleks kantor polisi pada hari Jumat, menargetkan fasilitas yang dijaga ketat yang menampung perwira paling senior di kota itu.
Beberapa laporan menunjukkan bahwa para penyerang mengenakan seragam polisi, seperti halnya dalam kasus pengeboman masjid Pakistan bulan lalu yang menewaskan lebih dari 100 orang, termasuk lebih dari 80 petugas polisi.
Dalam serangan hari Jumat, saksi mata mengaku mendengar ledakan besar dari dalam kantor polisi, menyusul beberapa ledakan kecil dan hujan tembakan.
Tiga militan Taliban terbunuh ketika pasukan keamanan merebut kembali gedung kantor polisi berlantai lima, pergi dari lantai ke lantai dan ruang ke ruang untuk menemukan mereka.
Insiden itu menyebabkan 18 orang lainnya terluka. Wakil Inspektur Polisi Jenderal Irfan Baloch mengatakan kepada Reuters bahwa mungkin ada sebanyak 30 polisi di kantor tersebut pada saat serangan itu terjadi.
Taliban Pakistan, juga dikenal sebagai Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), telah meningkatkan serangannya terhadap pemerintah Pakistan dalam beberapa bulan terakhir.
TTP menjadi lebih aktif sejak Taliban Afghanistan mendapatkan kembali kendali atas negara Afghanistan pada Agustus 2021.
Para pejabat Pakistan sepakat bahwa serangan terhadap Kantor Polisi Karachi telah menimbulkan beberapa pertanyaan dan untuk jawaban mereka diperlukan "latihan yang tepat" yang mencakup "audit keamanan" dan rencana tindakan yang dilakukan lembaga penegak hukum.
“Tampaknya begitu [kehilangan keamanan yang serius],” kata seorang anggota senior pemerintah provinsi yang tak disebutkan namanya ketika ditanya apakah dia setuju dengan pandangan bahwa serangan terhadap kantor polisi tersebut adalah pelanggaran keamanan yang serius.
“Tidak diragukan lagi bahwa polisi kami yang berjuang dan menanggung beban terbesar, tetapi ada kebutuhan untuk meninjau kembali seberapa aman kantor dan bangunan keamanan kami,” ujarnya, seperti dikutip Dawn, Sabtu (18/2/2023).
Ketiga militan Taliban, bersenjatakan granat dan senjata lainnya, menyerbu kompleks kantor polisi pada hari Jumat, menargetkan fasilitas yang dijaga ketat yang menampung perwira paling senior di kota itu.
Beberapa laporan menunjukkan bahwa para penyerang mengenakan seragam polisi, seperti halnya dalam kasus pengeboman masjid Pakistan bulan lalu yang menewaskan lebih dari 100 orang, termasuk lebih dari 80 petugas polisi.
Dalam serangan hari Jumat, saksi mata mengaku mendengar ledakan besar dari dalam kantor polisi, menyusul beberapa ledakan kecil dan hujan tembakan.
Tiga militan Taliban terbunuh ketika pasukan keamanan merebut kembali gedung kantor polisi berlantai lima, pergi dari lantai ke lantai dan ruang ke ruang untuk menemukan mereka.
Insiden itu menyebabkan 18 orang lainnya terluka. Wakil Inspektur Polisi Jenderal Irfan Baloch mengatakan kepada Reuters bahwa mungkin ada sebanyak 30 polisi di kantor tersebut pada saat serangan itu terjadi.
Taliban Pakistan, juga dikenal sebagai Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), telah meningkatkan serangannya terhadap pemerintah Pakistan dalam beberapa bulan terakhir.
TTP menjadi lebih aktif sejak Taliban Afghanistan mendapatkan kembali kendali atas negara Afghanistan pada Agustus 2021.
Para pejabat Pakistan sepakat bahwa serangan terhadap Kantor Polisi Karachi telah menimbulkan beberapa pertanyaan dan untuk jawaban mereka diperlukan "latihan yang tepat" yang mencakup "audit keamanan" dan rencana tindakan yang dilakukan lembaga penegak hukum.
“Tampaknya begitu [kehilangan keamanan yang serius],” kata seorang anggota senior pemerintah provinsi yang tak disebutkan namanya ketika ditanya apakah dia setuju dengan pandangan bahwa serangan terhadap kantor polisi tersebut adalah pelanggaran keamanan yang serius.
“Tidak diragukan lagi bahwa polisi kami yang berjuang dan menanggung beban terbesar, tetapi ada kebutuhan untuk meninjau kembali seberapa aman kantor dan bangunan keamanan kami,” ujarnya, seperti dikutip Dawn, Sabtu (18/2/2023).
(min)