AS Lacak Balon-balon China di Timur Tengah, Pentagon Beri Penilaian Ini
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Militer Amerika Serikat (AS) mengamati sejumlah dugaan balon pengintai China di Timur Tengah dalam beberapa tahun terakhir.
Pernyataan itu diungkapkan Kepala Komando Pusat Angkatan Udara Letnan Jenderal Alexus Grynkewich pada Senin (13/2/2023).
Washington dan Beijing telah saling melontarkan tuduhan spionase sejak AS menembak jatuh beberapa objek ketinggian tinggi dalam beberapa hari terakhir.
“Meskipun kami telah melihat balon ketinggian tinggi di wilayah tersebut sebelumnya, mereka tidak menjadi ancaman, mereka tidak menjadi perhatian kami,” ungkap Grynkewich pada acara yang diselenggarakan Center for a New American Security (CNAS), think tank yang didanai militer dan industri senjata AS.
Di seluruh Komando Pusat militer AS, yang meliputi Timur Tengah dan sebagian Asia Tengah, satu "insiden utama" yang melibatkan balon terjadi pada musim gugur yang lalu.
Adapun "satu atau dua lainnya" terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, menurut sang jenderal.
Balon-balon ini, yang diidentifikasi Grynkewich sebagai milik China, “belum digantung di pangkalan Amerika atau menjadi ancaman apa pun bagi pasukan kami,” ujar dia.
“Tingkat kepedulian yang saya miliki tentang mereka sangat rendah. Itu bukan sesuatu yang membuat saya tidak bisa tidur,” ungkap dia.
Pesawat tempur AS menembak jatuh "balon pengintai China" di lepas pantai Carolina Selatan lebih dari sepekan yang lalu, setelah pesawat tersebut melintasi sebagian besar negara.
Pernyataan itu diungkapkan Kepala Komando Pusat Angkatan Udara Letnan Jenderal Alexus Grynkewich pada Senin (13/2/2023).
Washington dan Beijing telah saling melontarkan tuduhan spionase sejak AS menembak jatuh beberapa objek ketinggian tinggi dalam beberapa hari terakhir.
“Meskipun kami telah melihat balon ketinggian tinggi di wilayah tersebut sebelumnya, mereka tidak menjadi ancaman, mereka tidak menjadi perhatian kami,” ungkap Grynkewich pada acara yang diselenggarakan Center for a New American Security (CNAS), think tank yang didanai militer dan industri senjata AS.
Di seluruh Komando Pusat militer AS, yang meliputi Timur Tengah dan sebagian Asia Tengah, satu "insiden utama" yang melibatkan balon terjadi pada musim gugur yang lalu.
Adapun "satu atau dua lainnya" terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, menurut sang jenderal.
Balon-balon ini, yang diidentifikasi Grynkewich sebagai milik China, “belum digantung di pangkalan Amerika atau menjadi ancaman apa pun bagi pasukan kami,” ujar dia.
“Tingkat kepedulian yang saya miliki tentang mereka sangat rendah. Itu bukan sesuatu yang membuat saya tidak bisa tidur,” ungkap dia.
Pesawat tempur AS menembak jatuh "balon pengintai China" di lepas pantai Carolina Selatan lebih dari sepekan yang lalu, setelah pesawat tersebut melintasi sebagian besar negara.