Jenderal Polandia: Ukraina Mungkin Sudah Punya Senjata Nuklir
loading...
A
A
A
WARSAWA - Karena potensi nuklirnya yang berskala besar, Ukraina mungkin telah membuat bom nuklir, menurut dugaan Jenderal Polandia Waldemar Skrzypczak.
“Saya tidak mengesampingkan Ukraina memiliki senjata nuklir, karena Ukraina memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir, ilmuwan, laboratorium, dan pengetahuan. Dengan kata lain, semua yang mereka butuhkan untuk memiliki senjata semacam itu. Nyatanya, hari ini tidak ada yang melarang orang Ukraina memilikinya,” ujar Skrzypczak, mantan komandan Angkatan Darat Polandia, dalam wawancara dengan media Polandia.
Ukraina menyerahkan senjata nuklir era Soviet terakhirnya ke Rusia pada pertengahan 1990-an setelah menandatangani perjanjian jaminan keamanan dengan Moskow dan Washington.
Tahun lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperingatkan Kiev mungkin mencabut status senjata non-nuklirnya karena "agresi Rusia."
Oktober lalu, kepala Pasukan Radiasi, Kimia, dan Biologi Rusia Igor Kirillov mengatakan Kiev memiliki potensi teknologi dan basis industri untuk membuat bom kotor radioaktif, termasuk lebih dari 1.500 ton bahan bakar bekas dari pembangkit listrik tenaga nuklir, pabrik penambangan bijih uranium, dan pusat penelitian di Kharkov dan Kiev yang terbukti berperan penting dalam riset nuklir era Soviet.
Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu menghubungi rekan-rekannya di Amerika Serikat (AS), Prancis, Inggris, dan Turki pada bulan yang sama untuk menyampaikan kekhawatiran Moskow tentang potensi penggunaan bom kotor oleh Kiev untuk menuduh Rusia melakukan provokasi.
Pejabat Ukraina menyangkal negaranya memiliki atau berencana memperoleh senjata semacam itu, dan menekankan kepatuhan ketat Kiev terhadap Perjanjian Non-Proliferasi.
Namun, pekan lalu, Duta Besar Ukraina untuk Jerman Oleksiy Makeev mengumumkan keinginan Kiev untuk "memulai diskusi" tentang status nuklir negara itu.
“Saya tidak mengesampingkan Ukraina memiliki senjata nuklir, karena Ukraina memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir, ilmuwan, laboratorium, dan pengetahuan. Dengan kata lain, semua yang mereka butuhkan untuk memiliki senjata semacam itu. Nyatanya, hari ini tidak ada yang melarang orang Ukraina memilikinya,” ujar Skrzypczak, mantan komandan Angkatan Darat Polandia, dalam wawancara dengan media Polandia.
Ukraina menyerahkan senjata nuklir era Soviet terakhirnya ke Rusia pada pertengahan 1990-an setelah menandatangani perjanjian jaminan keamanan dengan Moskow dan Washington.
Tahun lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperingatkan Kiev mungkin mencabut status senjata non-nuklirnya karena "agresi Rusia."
Baca Juga
Oktober lalu, kepala Pasukan Radiasi, Kimia, dan Biologi Rusia Igor Kirillov mengatakan Kiev memiliki potensi teknologi dan basis industri untuk membuat bom kotor radioaktif, termasuk lebih dari 1.500 ton bahan bakar bekas dari pembangkit listrik tenaga nuklir, pabrik penambangan bijih uranium, dan pusat penelitian di Kharkov dan Kiev yang terbukti berperan penting dalam riset nuklir era Soviet.
Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu menghubungi rekan-rekannya di Amerika Serikat (AS), Prancis, Inggris, dan Turki pada bulan yang sama untuk menyampaikan kekhawatiran Moskow tentang potensi penggunaan bom kotor oleh Kiev untuk menuduh Rusia melakukan provokasi.
Pejabat Ukraina menyangkal negaranya memiliki atau berencana memperoleh senjata semacam itu, dan menekankan kepatuhan ketat Kiev terhadap Perjanjian Non-Proliferasi.
Namun, pekan lalu, Duta Besar Ukraina untuk Jerman Oleksiy Makeev mengumumkan keinginan Kiev untuk "memulai diskusi" tentang status nuklir negara itu.