Keluarga Inggris Ini Akan Minta Maaf kepada Warga Grenada, Kenapa?
loading...
A
A
A
LONDON - Sebuah keluarga di Inggris secara terbuka akan meminta maaf kepada orang-orang di pulau Karibia Grenada, di mana nenek moyang mereka memiliki lebih dari 1.000 budak pada abad ke-19.
Keluarga aristokrat Trevelyan yang memiliki enam perkebunan gula di Grenada juga akan membayar ganti rugi.
Reporter BBC Laura Trevelyan, seorang anggota keluarga, mengunjungi Grenada pada tahun 2022.
Dia terkejut bahwa leluhurnya telah diberi kompensasi oleh pemerintah Inggris ketika perbudakan dihapuskan pada tahun 1833, tetapi budak-budak Afrika yang dibebaskan tidak mendapatkan apa-apa.
Berbicara kepada BBC dalam kapasitas pribadi, Trevelyan mengenang kunjungannya ke pulau itu untuk sebuah film dokumenter.
"Benar-benar mengerikan. Saya melihat sendiri perkebunan tempat para budak dihukum, ketika saya melihat alat penyiksaan yang digunakan untuk menahan mereka," ujarnya.
"Saya merasa malu, dan saya juga merasa itu adalah tugas saya. Anda tidak dapat memperbaiki masa lalu - tetapi Anda dapat mengakui rasa sakitnya," imbuhnya seperti dikutip dari media yang berbasis di Inggris itu, Minggu (5/2/2023).
Trevelyan mengatakan tujuh anggota keluarganya akan melakukan perjalanan ke Grenada akhir Februari untuk mengeluarkan permintaan maaf publik.
Keluarga tersebut akan memberikan 100 ribu poundsterling atau sekitar Rp1,8 miliar buat membangun dana masyarakat untuk pembangunan ekonomi di pulau miskin dan di Karibia timur.
Keluarga aristokrat Trevelyan yang memiliki enam perkebunan gula di Grenada juga akan membayar ganti rugi.
Reporter BBC Laura Trevelyan, seorang anggota keluarga, mengunjungi Grenada pada tahun 2022.
Dia terkejut bahwa leluhurnya telah diberi kompensasi oleh pemerintah Inggris ketika perbudakan dihapuskan pada tahun 1833, tetapi budak-budak Afrika yang dibebaskan tidak mendapatkan apa-apa.
Berbicara kepada BBC dalam kapasitas pribadi, Trevelyan mengenang kunjungannya ke pulau itu untuk sebuah film dokumenter.
"Benar-benar mengerikan. Saya melihat sendiri perkebunan tempat para budak dihukum, ketika saya melihat alat penyiksaan yang digunakan untuk menahan mereka," ujarnya.
Baca Juga
"Saya merasa malu, dan saya juga merasa itu adalah tugas saya. Anda tidak dapat memperbaiki masa lalu - tetapi Anda dapat mengakui rasa sakitnya," imbuhnya seperti dikutip dari media yang berbasis di Inggris itu, Minggu (5/2/2023).
Trevelyan mengatakan tujuh anggota keluarganya akan melakukan perjalanan ke Grenada akhir Februari untuk mengeluarkan permintaan maaf publik.
Keluarga tersebut akan memberikan 100 ribu poundsterling atau sekitar Rp1,8 miliar buat membangun dana masyarakat untuk pembangunan ekonomi di pulau miskin dan di Karibia timur.