Rusia Respons Nyelekit Soal Seruan OAS Seret Moskow ke Mahkamah Internasional
loading...
A
A
A
MOSKOW - Kedutaan Besar Rusia di Amerika Serikat (AS) menyarankan Organisasi Negara-negara Amerika (OAS) harus mencari pemimpin baru.
Saran itu muncul setelah Sekretaris Jenderal OAS Luis Almagro menyuarakan dukungan untuk Mahkamah Internasional tentang aksi militer Moskow di Ukraina.
“Dengan komentar seperti itu, pejabat internasional itu jelas mencari dukungan tuannya dari Washington dalam konteks penyelidikan internal OAS terkait dia,” tulis Kedutaan Besar (Kedubes) Rusia di saluran Telegram resminya pada Jumat (3/2/2023).
Pada Kamis, Almagro memposting serangkaian gambar di Twitter tentang pertemuannya dengan Jaksa Agung Ukraina Andrey Kostin dan Duta Besar Oksana Markarova.
Dia menyertai postingan tersebut dengan menyatakan dukungannya untuk pembentukan "Pengadilan Khusus untuk kejahatan agresi yang dilakukan pasukan Rusia di Ukraina."
Almagro (59) telah memimpin OAS sejak 2015, tetapi saat ini sedang menghadapi penyelidikan internal karena diduga melanggar kode etik organisasi dengan menjalin hubungan dengan staf yang dua dekade lebih muda darinya.
Di bawah aturan OAS, karyawan dilarang menjalin hubungan intim dengan rekan kerja yang dapat mengganggu tugasnya atau merugikan rekan kerja lainnya.
Setiap manajer yang memasuki hubungan seperti itu harus mundur dari peran yang dapat menguntungkan individu lain.
Kedubes menunjukkan bahwa Almagro tidak pernah melakukan upaya untuk "mengutuk kejahatan otoritas 'Maidan' nasionalis" atau mengkritik "penembakan tak henti-hentinya di Donetsk dan kota-kota lain di Donbass" oleh Ukraina yang merenggut nyawa warga sipil.
Misi diplomatik Rusia menuduh sekretaris jenderal membawa potensi konflik ke wilayahnya dengan "posisi proaktif Russophobia" dan mencoba mendorong pendapat pribadinya sebagai pendapat seluruh OAS, yang mencakup sebagian besar pemerintah Amerika Utara dan Selatan serta Karibia.
OAS awalnya didirikan pada tahun 1948 dan dimaksudkan untuk meningkatkan solidaritas dan kerja sama antar negara anggota.
Namun, di bawah kepemimpinan Almagro, organisasi yang berkantor pusat di Washington DC itu menghadapi tuduhan melayani kepentingan Amerika Utara dengan mengorbankan negara-negara Amerika Latin dan Karibia.
Kedutaan Besar Rusia mendesak Almagro fokus pada isu-isu yang lebih penting bagi bloknya, seperti migrasi, pemulihan ekonomi pasca-COVID, dan perang melawan kejahatan terorganisir dan perdagangan narkoba.
Saran itu muncul setelah Sekretaris Jenderal OAS Luis Almagro menyuarakan dukungan untuk Mahkamah Internasional tentang aksi militer Moskow di Ukraina.
“Dengan komentar seperti itu, pejabat internasional itu jelas mencari dukungan tuannya dari Washington dalam konteks penyelidikan internal OAS terkait dia,” tulis Kedutaan Besar (Kedubes) Rusia di saluran Telegram resminya pada Jumat (3/2/2023).
Pada Kamis, Almagro memposting serangkaian gambar di Twitter tentang pertemuannya dengan Jaksa Agung Ukraina Andrey Kostin dan Duta Besar Oksana Markarova.
Dia menyertai postingan tersebut dengan menyatakan dukungannya untuk pembentukan "Pengadilan Khusus untuk kejahatan agresi yang dilakukan pasukan Rusia di Ukraina."
Almagro (59) telah memimpin OAS sejak 2015, tetapi saat ini sedang menghadapi penyelidikan internal karena diduga melanggar kode etik organisasi dengan menjalin hubungan dengan staf yang dua dekade lebih muda darinya.
Di bawah aturan OAS, karyawan dilarang menjalin hubungan intim dengan rekan kerja yang dapat mengganggu tugasnya atau merugikan rekan kerja lainnya.
Setiap manajer yang memasuki hubungan seperti itu harus mundur dari peran yang dapat menguntungkan individu lain.
Kedubes menunjukkan bahwa Almagro tidak pernah melakukan upaya untuk "mengutuk kejahatan otoritas 'Maidan' nasionalis" atau mengkritik "penembakan tak henti-hentinya di Donetsk dan kota-kota lain di Donbass" oleh Ukraina yang merenggut nyawa warga sipil.
Misi diplomatik Rusia menuduh sekretaris jenderal membawa potensi konflik ke wilayahnya dengan "posisi proaktif Russophobia" dan mencoba mendorong pendapat pribadinya sebagai pendapat seluruh OAS, yang mencakup sebagian besar pemerintah Amerika Utara dan Selatan serta Karibia.
OAS awalnya didirikan pada tahun 1948 dan dimaksudkan untuk meningkatkan solidaritas dan kerja sama antar negara anggota.
Namun, di bawah kepemimpinan Almagro, organisasi yang berkantor pusat di Washington DC itu menghadapi tuduhan melayani kepentingan Amerika Utara dengan mengorbankan negara-negara Amerika Latin dan Karibia.
Kedutaan Besar Rusia mendesak Almagro fokus pada isu-isu yang lebih penting bagi bloknya, seperti migrasi, pemulihan ekonomi pasca-COVID, dan perang melawan kejahatan terorganisir dan perdagangan narkoba.
(sya)