Eks Pejabat Kremlin: Putin Kehilangan 50% Pasukan Elite Rusia di Ukraina
loading...
A
A
A
MOSKOW - Seorang mantan pejabat Kremlin mengatakan Presiden Vladimir Putin telah kehilangan 50% personel Pasukan Lintas Udara (VDV) elite Rusia dalam perang di Ukraina . Itu terjadi bahkan sebelum perintah mobilisasi parsial diumumkan sang presiden pada September 2022.
Mikhail Zvinchuk, pembuat saluran Telegram "Rybar" yang juga mantan agen pers militer Kremlin, berkomentar tentang data kematian itu dalam acara televisi Rusia.
Kutipan dari program televisi tersebut telah di-posting di Twitter oleh Dmitri, anggota War Translated, sebuah proyek independen yang menerjemahkan materi tentang konflik yang sedang berlangsung di Ukraina.
"Pembuat saluran Rybar yang sekarang memiliki program live TV mengakui bahwa pasukan VDV Rusia kehilangan 50% personel pada September tahun lalu," bunyi tweet Dmitri, yang berbagi klip siaran program tersebut dengan durasi 27 detik.
Zvinchuk membahas apa yang dia katakan adalah kekhawatiran bahwa Pasukan Lintas Udara elit militer Rusia, yang dikenal dengan singkatan VDV, tidak terlihat di garis depan.
VDV Rusia memimpin unit militer negara itu dalam gerak maju awal ke Ukraina dari wilayah Belarusia setelah Putin melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada 24 Februari 2022.
Angka korban yang tinggi untuk VDV telah dilaporkan dalam beberapa minggu setelah konflik dimulai di Ukraina.
“Sayangnya, ini adalah realitas objektif: pada awal mobilisasi, Pasukan Lintas Udara kami kehilangan 40-50 persen staf,” kata Zvinchuk, menurut keterangan yang diberikan oleh War Translated.
"Sampai sekarang, dari formasi lama dan teruji dengan peralatan yang ditunjuk, tidak banyak yang tersisa," paparnya, yang dilansir Selasa (31/1/2023).
Rusia jarang mengungkapkan angka kematian personel militernya dalam perang. Militer negara itu mengatakan 5.937 tentaranya telah tewas di Ukraina pada September 2022, sementara perkiraan Barat menyebutkan angkanya sekitar 100.000 jiwa.
Pada 21 September Putin mengumumkan "mobilisasi parsial" yang seharusnya menargetkan sekitar 300.000 cadangan dan mantan personel militer dengan spesialisasi militer tertentu dan pengalaman yang relevan.
Kremlin mengatakan pada 31 Oktober bahwa mobilisasi parsial telah berakhir. Lembaga think tank Amerika Serikat (AS), Institute for the Study of War (ISW), sebelumnya telah menilai bahwa Rusia diam-diam memobilisasi pasukan.
Banyak yang mengamati bahwa Putin mungkin sedang mempersiapkan untuk mengumumkan gerakan mobilisasi kedua.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pada hari Senin bahwa pihak berwenang Rusia kemungkinan tetap membuka opsi panggilan lain di bawah "mobilisasi parsial" Presiden Putin.
ISW juga menilai pada awal Januari bahwa Putin mungkin bersiap untuk mengumumkan gerakan mobilisasi kedua.
Namun Kremlin sejauh ini telah membantah laporan semacam itu.
Mikhail Zvinchuk, pembuat saluran Telegram "Rybar" yang juga mantan agen pers militer Kremlin, berkomentar tentang data kematian itu dalam acara televisi Rusia.
Kutipan dari program televisi tersebut telah di-posting di Twitter oleh Dmitri, anggota War Translated, sebuah proyek independen yang menerjemahkan materi tentang konflik yang sedang berlangsung di Ukraina.
"Pembuat saluran Rybar yang sekarang memiliki program live TV mengakui bahwa pasukan VDV Rusia kehilangan 50% personel pada September tahun lalu," bunyi tweet Dmitri, yang berbagi klip siaran program tersebut dengan durasi 27 detik.
Zvinchuk membahas apa yang dia katakan adalah kekhawatiran bahwa Pasukan Lintas Udara elit militer Rusia, yang dikenal dengan singkatan VDV, tidak terlihat di garis depan.
VDV Rusia memimpin unit militer negara itu dalam gerak maju awal ke Ukraina dari wilayah Belarusia setelah Putin melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada 24 Februari 2022.
Angka korban yang tinggi untuk VDV telah dilaporkan dalam beberapa minggu setelah konflik dimulai di Ukraina.
“Sayangnya, ini adalah realitas objektif: pada awal mobilisasi, Pasukan Lintas Udara kami kehilangan 40-50 persen staf,” kata Zvinchuk, menurut keterangan yang diberikan oleh War Translated.
"Sampai sekarang, dari formasi lama dan teruji dengan peralatan yang ditunjuk, tidak banyak yang tersisa," paparnya, yang dilansir Selasa (31/1/2023).
Rusia jarang mengungkapkan angka kematian personel militernya dalam perang. Militer negara itu mengatakan 5.937 tentaranya telah tewas di Ukraina pada September 2022, sementara perkiraan Barat menyebutkan angkanya sekitar 100.000 jiwa.
Pada 21 September Putin mengumumkan "mobilisasi parsial" yang seharusnya menargetkan sekitar 300.000 cadangan dan mantan personel militer dengan spesialisasi militer tertentu dan pengalaman yang relevan.
Kremlin mengatakan pada 31 Oktober bahwa mobilisasi parsial telah berakhir. Lembaga think tank Amerika Serikat (AS), Institute for the Study of War (ISW), sebelumnya telah menilai bahwa Rusia diam-diam memobilisasi pasukan.
Banyak yang mengamati bahwa Putin mungkin sedang mempersiapkan untuk mengumumkan gerakan mobilisasi kedua.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pada hari Senin bahwa pihak berwenang Rusia kemungkinan tetap membuka opsi panggilan lain di bawah "mobilisasi parsial" Presiden Putin.
ISW juga menilai pada awal Januari bahwa Putin mungkin bersiap untuk mengumumkan gerakan mobilisasi kedua.
Namun Kremlin sejauh ini telah membantah laporan semacam itu.
(min)