Pengiriman Tank ke Ukraina Dinilai Akan Perpanjang Konflik
loading...
A
A
A
KIEV - Keputusan sejumlah negara Barat untuk mengirim tank dan kendaraan lapis baja ke Ukraina dinilai akan memperpanjang konflik. Dengan berlarut-larutnya konflik, maka diyakini akan lebih banyak jatuh korban jiwa, terutama warga sipil.
Seorang delegasi majelis tinggi Parlemen Jepang, anggota oposisi Partai Inovasi Jepang, Muneo Suzuki berpendapat, pengiriman tank ke Ukraina akan membuat konflik berlarut-larut dan menimbulkan lebih banyak korban.
“Jerman membuat keputusan untuk memberikan 14 (tank) Leopard 2 kepada Ukraina. Presiden Joe Biden mengumumkan bahwa Amerika Serikat juga akan memasok tank M1 Abrams,” kata Suzuki, seperti dikutip dari TASS, Jumat (27/1/2023).
“Satu hal yang pasti dapat dikatakan bahwa perang akan berkepanjangan dan jumlah korban akan tumbuh karena Barat menyediakan senjata tersebut dengan korban sebagian besar adalah anak-anak, wanita dan orang tua," tulisnya di blognya pada hari Jumat.
Anggota parlemen sekali lagi meminta Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan para pemimpin dunia lainnya untuk melakukan upaya untuk menyelesaikan situasi di sekitar Ukraina secara damai. Ia mencontohkan Jepang yang menurutnya terlambat menyerah pada Perang Dunia II.
"Seandainya Jepang menyerah enam bulan sebelumnya, baik pemboman Tokyo, maupun pertempuran Okinawa atau, terlebih lagi, pemboman nuklir Hiroshima dan Nagasaki tidak akan terjadi," pungkasnya.
Pendapat serupa juga diapungkan Presiden Kroasia, Zoran Milanovic. "Ini hanya akan memperpanjang perang. Jika AS dan Rusia tidak dapat mencapai kesepakatan, yang tidak ada di depan mata, perang tidak akan berakhir," kata Milanovic.
Milanovic mengatakan negara-negara anggota Uni Eropa tidak akan pernah ambil bagian dalam masalah ini. "Menurut beberapa orang, Perang Dunia III telah dimulai. Saya akan menghindari masalah ini. Sedangkan untuk tank, tank Rusia dan tank AS sama-sama bisa terbakar," katanya.
Seorang delegasi majelis tinggi Parlemen Jepang, anggota oposisi Partai Inovasi Jepang, Muneo Suzuki berpendapat, pengiriman tank ke Ukraina akan membuat konflik berlarut-larut dan menimbulkan lebih banyak korban.
“Jerman membuat keputusan untuk memberikan 14 (tank) Leopard 2 kepada Ukraina. Presiden Joe Biden mengumumkan bahwa Amerika Serikat juga akan memasok tank M1 Abrams,” kata Suzuki, seperti dikutip dari TASS, Jumat (27/1/2023).
“Satu hal yang pasti dapat dikatakan bahwa perang akan berkepanjangan dan jumlah korban akan tumbuh karena Barat menyediakan senjata tersebut dengan korban sebagian besar adalah anak-anak, wanita dan orang tua," tulisnya di blognya pada hari Jumat.
Anggota parlemen sekali lagi meminta Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan para pemimpin dunia lainnya untuk melakukan upaya untuk menyelesaikan situasi di sekitar Ukraina secara damai. Ia mencontohkan Jepang yang menurutnya terlambat menyerah pada Perang Dunia II.
"Seandainya Jepang menyerah enam bulan sebelumnya, baik pemboman Tokyo, maupun pertempuran Okinawa atau, terlebih lagi, pemboman nuklir Hiroshima dan Nagasaki tidak akan terjadi," pungkasnya.
Pendapat serupa juga diapungkan Presiden Kroasia, Zoran Milanovic. "Ini hanya akan memperpanjang perang. Jika AS dan Rusia tidak dapat mencapai kesepakatan, yang tidak ada di depan mata, perang tidak akan berakhir," kata Milanovic.
Milanovic mengatakan negara-negara anggota Uni Eropa tidak akan pernah ambil bagian dalam masalah ini. "Menurut beberapa orang, Perang Dunia III telah dimulai. Saya akan menghindari masalah ini. Sedangkan untuk tank, tank Rusia dan tank AS sama-sama bisa terbakar," katanya.
(esn)