Bukan Iran dan Palestina, Tapi Ini Ancaman Terbesar Israel
loading...
A
A
A
Laporan INSS mengatakan krisis yudisial dan upaya untuk meloloskan undang-undang yang tidak demokratis menimbulkan risiko yang signifikan bagi kedudukan internasional Israel dan hubungannya dengan negara-negara barat.
Dalam jangka pendek, tambahnya, hal ini membahayakan keamanan negara dan kepentingan kawasan Barat-Israel.
Direktur Pelaksana INSS, Tamir Hayman, mengatakan bahwa sementara Israel saat ini memiliki kedudukan militer dan internasional yang lebih kuat daripada musuh eksternalnya, tahun 2023 menimbulkan sejumlah tantangan yang dapat mengganggu keseimbangan ini.
Penilaian tersebut menyoroti meningkatnya persaingan antara kekuatan dunia, dengan mengatakan bahwa hal itu dapat memaksa Israel untuk mematuhi norma-norma demokrasi liberal yang lebih tinggi karena AS mungkin kurang toleran terhadap negara-negara yang menantang nilai-nilai demokrasi liberal.
Laporan itu mengatakan ini bisa menjadi tantangan politik Netanyahu yang paling signifikan, dan memperingatkan bahwa setiap kerusakan hubungan dengan Washington akan secara langsung berdampak pada manajemen Israel di front lain.
Hayman menasihati politisi Israel agar tidak bergerak dianggap merusak demokrasi atau mengubah hubungan dengan Palestina, serta langkah-langkah yang tampaknya tidak cukup sejalan dengan AS dan Barat terkait dengan China dan lebih khusus lagi, Rusia.
Sementara itu, INSS menilai ancaman paling mendesak bagi Israel adalah kemungkinan runtuhnya Otoritas Palestina. Otoritas Palestina mengelola Tepi Barat yang diduduki bersama militer Israel.
“Kelangsungan keberadaan Otoritas Palestina, terlepas dari kekurangannya, jelas merupakan kepentingan Israel,” kata Hayman.
"Akhir era (Presiden Palestina) Mahmoud Abbas sebagai ketua Otoritas Palestina dengan latar belakang meningkatnya ketidakpuasan dan frustrasi di kalangan pemuda (Palestina) dapat menyebabkan peningkatan kekerasan jika tidak ada solusi," imbuhnya seperti dikutip dari Middle East Eye, Rabu (25/1/2023).
Dalam jangka pendek, tambahnya, hal ini membahayakan keamanan negara dan kepentingan kawasan Barat-Israel.
Direktur Pelaksana INSS, Tamir Hayman, mengatakan bahwa sementara Israel saat ini memiliki kedudukan militer dan internasional yang lebih kuat daripada musuh eksternalnya, tahun 2023 menimbulkan sejumlah tantangan yang dapat mengganggu keseimbangan ini.
Penilaian tersebut menyoroti meningkatnya persaingan antara kekuatan dunia, dengan mengatakan bahwa hal itu dapat memaksa Israel untuk mematuhi norma-norma demokrasi liberal yang lebih tinggi karena AS mungkin kurang toleran terhadap negara-negara yang menantang nilai-nilai demokrasi liberal.
Laporan itu mengatakan ini bisa menjadi tantangan politik Netanyahu yang paling signifikan, dan memperingatkan bahwa setiap kerusakan hubungan dengan Washington akan secara langsung berdampak pada manajemen Israel di front lain.
Hayman menasihati politisi Israel agar tidak bergerak dianggap merusak demokrasi atau mengubah hubungan dengan Palestina, serta langkah-langkah yang tampaknya tidak cukup sejalan dengan AS dan Barat terkait dengan China dan lebih khusus lagi, Rusia.
Sementara itu, INSS menilai ancaman paling mendesak bagi Israel adalah kemungkinan runtuhnya Otoritas Palestina. Otoritas Palestina mengelola Tepi Barat yang diduduki bersama militer Israel.
“Kelangsungan keberadaan Otoritas Palestina, terlepas dari kekurangannya, jelas merupakan kepentingan Israel,” kata Hayman.
"Akhir era (Presiden Palestina) Mahmoud Abbas sebagai ketua Otoritas Palestina dengan latar belakang meningkatnya ketidakpuasan dan frustrasi di kalangan pemuda (Palestina) dapat menyebabkan peningkatan kekerasan jika tidak ada solusi," imbuhnya seperti dikutip dari Middle East Eye, Rabu (25/1/2023).