Putin: Musuh-musuh Rusia Salah Memprediksi Nasib Moskow
Kamis, 12 Januari 2023 - 06:47 WIB
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan tak satu pun dari perkiraan suram yang dibuat Barat tentang nasib Rusia pada tahun 2022 telah terjadi.
Pernyataan Putin pada Rabu (11/1/2023) itu muncul ketika dia mengomentari kegagalan Barat mengganggu ekonomi nasional.
“Tidak ada yang diprediksi musuh kami yang terjadi pada kami,” ujar Putin sambil berterima kasih kepada pemerintah atas kerja efektifnya sepanjang tahun 2022, yang membantu Rusia menahan tekanan internasional di tengah sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya yang diberlakukan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya.
“Tidak sedikit, itu adalah hasil kerja pemerintah,” ujar dia.
Presiden kemudian mengatakan masih banyak yang perlu dilakukan untuk mengamankan pembangunan independen Rusia yang benar-benar berdaulat terlepas dari semua tekanan dan ancaman eksternal.
Dia menyoroti fakta lebih banyak upaya harus ditujukan untuk memasok pasukan Rusia yang terlibat dalam konflik di Ukraina.
“Rusia juga harus memperluas kapasitas teknologi ekonominya dan mendorong terciptanya industri dan tempat kerja baru, sambil memperkuat sektor keuangan, industri pertanian, dan beberapa bidang ekonomi lainnya,” ungkap Putin.
Menyusul dimulainya operasi militer Rusia di Ukraina pada akhir Februari, AS dan sekutunya di Eropa dan sekitarnya memberlakukan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Moskow, menargetkan seluruh sektor ekonominya, termasuk keuangan dan perbankan serta industri penerbangan dan luar angkasa.
Pada bulan Desember, Uni Eropa (UE), bersama dengan negara-negara G7 dan Australia, memperkenalkan batasan harga minyak lintas laut Rusia, ditetapkan sebesar USD60 per barel.
Musim semi lalu, banyak pejabat Barat dan media memperkirakan ekonomi Rusia akan runtuh di bawah tekanan sanksi dan pengeluaran militer, hanya untuk mengakui Moskow berhasil menentang semua prediksi tersebut.
Pada bulan Mei, Presiden Kroasia Zoran Milanovic mengakui sanksi Barat tidak berhasil, karena The Economist melaporkan ekonomi Rusia terbukti “sangat tangguh” di tengah pendapatan minyak dan gas yang tinggi.
Pada Agustus, Bloomberg dan Washington Post melaporkan sanksi tersebut gagal menyebabkan keruntuhan ekonomi yang diharapkan oleh para pemimpin Barat.
Pada bulan Desember, Putin mengatakan Rusia mengungguli banyak negara G20 meskipun ada sanksi.
Awal bulan yang sama, Kementerian Keuangan Rusia mengatakan pendapatan anggaran minyak dan gas melebihi target setahun penuh dalam 11 bulan pertama, menghasilkan tambahan USD9 miliar untuk pundi-pundi Rusia.
Pernyataan Putin pada Rabu (11/1/2023) itu muncul ketika dia mengomentari kegagalan Barat mengganggu ekonomi nasional.
“Tidak ada yang diprediksi musuh kami yang terjadi pada kami,” ujar Putin sambil berterima kasih kepada pemerintah atas kerja efektifnya sepanjang tahun 2022, yang membantu Rusia menahan tekanan internasional di tengah sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya yang diberlakukan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya.
“Tidak sedikit, itu adalah hasil kerja pemerintah,” ujar dia.
Presiden kemudian mengatakan masih banyak yang perlu dilakukan untuk mengamankan pembangunan independen Rusia yang benar-benar berdaulat terlepas dari semua tekanan dan ancaman eksternal.
Dia menyoroti fakta lebih banyak upaya harus ditujukan untuk memasok pasukan Rusia yang terlibat dalam konflik di Ukraina.
“Rusia juga harus memperluas kapasitas teknologi ekonominya dan mendorong terciptanya industri dan tempat kerja baru, sambil memperkuat sektor keuangan, industri pertanian, dan beberapa bidang ekonomi lainnya,” ungkap Putin.
Menyusul dimulainya operasi militer Rusia di Ukraina pada akhir Februari, AS dan sekutunya di Eropa dan sekitarnya memberlakukan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Moskow, menargetkan seluruh sektor ekonominya, termasuk keuangan dan perbankan serta industri penerbangan dan luar angkasa.
Pada bulan Desember, Uni Eropa (UE), bersama dengan negara-negara G7 dan Australia, memperkenalkan batasan harga minyak lintas laut Rusia, ditetapkan sebesar USD60 per barel.
Musim semi lalu, banyak pejabat Barat dan media memperkirakan ekonomi Rusia akan runtuh di bawah tekanan sanksi dan pengeluaran militer, hanya untuk mengakui Moskow berhasil menentang semua prediksi tersebut.
Pada bulan Mei, Presiden Kroasia Zoran Milanovic mengakui sanksi Barat tidak berhasil, karena The Economist melaporkan ekonomi Rusia terbukti “sangat tangguh” di tengah pendapatan minyak dan gas yang tinggi.
Pada Agustus, Bloomberg dan Washington Post melaporkan sanksi tersebut gagal menyebabkan keruntuhan ekonomi yang diharapkan oleh para pemimpin Barat.
Pada bulan Desember, Putin mengatakan Rusia mengungguli banyak negara G20 meskipun ada sanksi.
Awal bulan yang sama, Kementerian Keuangan Rusia mengatakan pendapatan anggaran minyak dan gas melebihi target setahun penuh dalam 11 bulan pertama, menghasilkan tambahan USD9 miliar untuk pundi-pundi Rusia.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda