Terancam Korut, Korsel Ingin Beli Sistem Pelacak Drone Israel
Senin, 09 Januari 2023 - 17:54 WIB
SEOUL - Militer Korea Selatan (Korsel) tertekan untuk menopang pertahanan udaranya setelah gagal mencegat lima drone Korea Utara (Korut) yang terbang berjam-jam di wilayah udara Seoul.
Korsel dilaporkan sedang mempertimbangkan pembelian sistem Israel yang mampu mendeteksi kendaraan udara tak berawak (UAV).
“Kementerian Pertahanan (Kemhan) Korea Selatan dapat membeli sistem ‘mata listrik’, juga dikenal sebagai Sky Spotter, secara dipercepat,” ungkap laporan Yonhap News pada Minggu (8/1/2023), mengutip seorang pejabat militer yang tidak disebutkan namanya.
Sky Spotter dibangun kontraktor pertahanan Israel Rafael Advanced Defense Systems dan dirancang untuk memberikan deteksi dini drone, balon, dan objek terbang lainnya.
“Keputusan apakah Korsel akan secara resmi meminta persetujuan untuk akuisisi akan dibuat dalam beberapa pekan mendatang, menyusul studi tentang seberapa efektif sistem itu dalam melawan ancaman pesawat tak berawak Korea Utara,” papar laporan Yonhap.
Analis pertahanan Korea Selatan sedang mencoba menentukan cara terbaik menutup celah apa pun pada baterai radar dan perangkat observasi termal saat ini.
Peninjauan tersebut menyusul insiden 26 Desember di mana lima drone Korea Utara terbang di atas berbagai kota di Korea Selatan selama hampir lima jam.
Salah satu UAV bahkan terbang di zona larangan terbang di dekat kantor dan kediaman Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol di pusat kota Seoul.
Korsel dilaporkan sedang mempertimbangkan pembelian sistem Israel yang mampu mendeteksi kendaraan udara tak berawak (UAV).
“Kementerian Pertahanan (Kemhan) Korea Selatan dapat membeli sistem ‘mata listrik’, juga dikenal sebagai Sky Spotter, secara dipercepat,” ungkap laporan Yonhap News pada Minggu (8/1/2023), mengutip seorang pejabat militer yang tidak disebutkan namanya.
Sky Spotter dibangun kontraktor pertahanan Israel Rafael Advanced Defense Systems dan dirancang untuk memberikan deteksi dini drone, balon, dan objek terbang lainnya.
“Keputusan apakah Korsel akan secara resmi meminta persetujuan untuk akuisisi akan dibuat dalam beberapa pekan mendatang, menyusul studi tentang seberapa efektif sistem itu dalam melawan ancaman pesawat tak berawak Korea Utara,” papar laporan Yonhap.
Analis pertahanan Korea Selatan sedang mencoba menentukan cara terbaik menutup celah apa pun pada baterai radar dan perangkat observasi termal saat ini.
Peninjauan tersebut menyusul insiden 26 Desember di mana lima drone Korea Utara terbang di atas berbagai kota di Korea Selatan selama hampir lima jam.
Salah satu UAV bahkan terbang di zona larangan terbang di dekat kantor dan kediaman Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol di pusat kota Seoul.
tulis komentar anda