5 Negara Adidaya di Masa Lampau dan Kondisinya Saat Ini
Jum'at, 23 Desember 2022 - 19:52 WIB
JAKARTA - Sejarah mencatat bahwa terdapat sejumlah negara adidaya di masa lampau yang berhasil menorehkan kejayaan fantastis.
Dari sekian banyak, mereka memiliki kekuatan militer mumpuni dan kerap melakukan ekspansi untuk memperluas cakupan wilayahnya. Terbukti, beberapa di antaranya berhasil mempertahankan statusnya dalam kurun waktu yang cukup lama.
Seiring waktu, negara adidaya tersebut memiliki nasib yang berbeda-beda. Beberapa di antaranya bisa menjaga status tersebut hingga sekarang sebagai negara maju, namun ada juga sebagian lain yang justru mengalami kemunduran.
Berikut sejumlah negara adidaya di masa lampau dan kondisinya saat ini.
1. Kekaisaran Ottoman (Turki)
Kekaisaran Ottoman tercatat sebagai salah satu dinasti terkuat dalam sejarah dunia. Dikutip dari laman History, Jumat (23/12/2022), negara adidaya ini pernah memiliki wilayah kekuasaan di Timur Tengah, Eropa Timur, hingga Afrika Utara selama lebih dari 600 tahun.
Dalam sejarahnya, Kekaisaran Ottoman didirikan oleh Osman 1 pada tahun 1299. Penyebutan “Ottoman” sendiri berasal dari nama Osman yang berarti “Utsman” dalam bahasa Arab.
Kekaisaran Ottoman mencapai puncak kejayaannya antara tahun 1520 hingga 1566, tepatnya saat pemerintahan Suleiman. Di era ini, mereka memiliki kekuatan besar, stabilitas, hingga kekayaan yang melimpah.
Pada era kejayaannya, Kekaisaran Ottoman mencakup wilayah-wilayah seperti Turki, Yunani, Bulgaria, Hungaria, Mesir, Rumania, Makedonia, Palestina, Lebanon, Yordania, Suriah, sebagian Arab, serta sejumlah besar pantai Afrika Utara.
Kekuasaan Utsmaniyah runtuh dan resmi berakhir pada 1922. Setelahnya, Turki dideklarasikan sebagai sebuah republik pada 29 Oktober 1923. Saat itu, seorang perwira militer bernama Mustafa Kemal Ataturk mendirikan Republik Turki yang merdeka.
Saat ini, Turki berstatus sebagai salah satu negara maju di dunia. Mengutip World Population Review, PBB mengklasifikasikan mereka sebagai negara maju dengan HDI sebesar 0,838 pada 2021. Selain itu, mereka juga termasuk sebagai anggota G20, kelompok yang berisikan negara-negara dengan ekonomi terbesar di dunia.
2. Kekaisaran Spanyol (Spanyol)
Berikutnya ada Kekaisaran Spanyol. Dikutip dari laman Study Master, pada awal abad ke-15, Semenanjung Iberia (wilayah Spanyol dan Portugal) menjadi rumah bagi populasi Kristen, Yahudi, dan Muslim.
Sempat dikuasai bangsa Muslim (Moor), orang-orang kristen kembali merebut wilayah tersebut dengan penaklukan Granada pada 1492 dan kembali menyatukan Spanyol.
Sebelum akhir 1400-an, Spanyol sejatinya tidak banyak terlibat dalam ekspansi ke luar negeri. Pada akhirnya, hal tersebut berubah setelah pelayaran Christopher Columbus.
Aksesi Charles I ke tahta Spanyol mengubah posisinya di dunia. Dengan sebuah pernikahan yang strategis, dia mendapat gelar Kaisar Romawi Suci.
Hasilnya, putranya yang bernama Charles V kelak akan memerintah sebuah kerajaan yang terdiri dari Belanda, Spanyol, Austria, Kekaisaran Romawi Suci, hingga sebagian Italia. Hal ini terus berlanjut hingga kekuasaan Philip II.
Pada puncak kejayaannya, koloni Kekaisaran Spanyol meliputi sejumlah wilayah di Eropa, Amerika, Afrika, hingga Asia.
Saat ini, Spanyol memang tidak memiliki luas wilayah seperti dulu. Akan tetapi, mereka berstatus sebagai negara maju, meski memiliki angka pengangguran dan inflasi yang cukup buruk.
Mengutip Idealista, data IMF menyebut bahwa inflasi menambah tingkat pengangguran di Spanyol hingga 18 persen pada tahun 2021.
3. Kekaisaran Inggris
Berikutnya adalah Kekaisaran Inggris. Dikutip dari Bbc Uk, kerajaan ini berasal sejak akhir tahun 1500-an. Sekitar tahun 1585, Ratu Elizabeth I memberikan izin kepada Walter Raleigh untuk mendirikan sebuah koloni di Pulau Roanoke.
Dalam riwayatnya, Kekaisaran Inggris eksis hampir 400 tahun lamanya. Wilayahnya menyebar dari Amerika untuk memasukkan koloni di Afrika, Asia, dan Australasia. Setelahnya, mereka mulai menjalankan ekspansi ke India, Afrika, dan daerah-daerah lainnya.
Pada keruntuhannya, sejumlah sejarawan percaya bahwa akhir dari Kekaisaran Inggris ini bermula ketika negara-negara dengan penduduk kulit putih diberikan status dominasi.
Dalam ukuran wilayah, mereka memang memiliki cakupan yang sangat luas, terutama pasca berhasil merebut bekas jajahan Jerman. Namun, situasi mulai berubah kala pertengahan 1900-an, tepatnya di akhir Perang Dunia II.
Saat ini, Kerajaan Inggris juga masih tetap eksis dan memiliki pengaruh. Selain itu, mereka juga memiliki sejumlah negara persemakmuran yang dulu dibuatnya.
4. Dinasti Qing (China)
Dinasti Qing merupakan kekaisaran terakhir di China yang berkuasa antara tahun 1644 hingga 1912. Dikutip dari laman History, Kaisar Shunzhi mendirikan Dinasti Qing pada 1644.
Beberapa penguasanya yang terkenal adalah Kaisar Kangxi dan Kaisar Qianlong. Kangxi menjadi yang terlama dengan berkuasa sekitar 61 tahun. Dalam berbagai kebijakannya, mereka memiliki angka ekspor yang bagus untuk beberapa produk seperti kapas, sutra, teh, hingga keramik.
Sementara Qianlong menghabiskan waktu pemerintahannya selama 60 tahun. Berbeda dengan Kangxi, dia justru lebih terobsesi untuk melestarikan kebudayaan setempat.
Setelah mengalami banyak pemberontakan, Dinasti Qing jatuh pada 1911. Di tahun tersebut, Partai Nasionalis Tiongkok mengadakan pemberontakan di Wuchang. Selain itu, sekitar 15 provinsi juga mendeklarasikan kemerdekaannya dari kekaisaran.
Beralih ke masa kini, pada perkembangannya China menjadi salah satu negara maju yang cukup berpengaruh di dunia. Selain sektor ekonominya yang kuat, mereka juga memiliki kekuatan militer yang mumpuni dan disegani negara lain.
5. Kekaisaran Mongol
Kekaisaran Mongol menjadi salah satu kekaisaran terbesar dalam sejarah dunia. Dikutip dari laman National Geographic, saat berada dalam pimpinan Genghis Khan, wilayahnya terus meluas hingga mencakup sebagian besar Eurasia.
Dalam sejarahnya, kekaisaran ini didirikan pada 1206. Genghis Khan menyatukan suku-suku Mongolia dan mengarahkan pemerintahannya ke militer-feodal.
Seiring waktu, Kekaisaran Mongol terus berkembang dengan periode ekspansif agresif selama 162 tahun. Di puncak kejayaannya, mereka diketahui menguasai wilayah hingga 12 juta mil persegi.
Akan tetapi, kematian Genghis Khan pada 1227 menghancurkan Kekaisaran Mongol. Sepeninggalnya, terjadi perselisihan antara penerus sehingga membuatnya terpecah belah.
Sejak keruntuhan Kekaisaran tersebut, bangsa Mongol belum bisa membangun kembali kejayaannya. Bahkan, untuk negara Mongolia sendiri saat ini berstatus sebagai negara berkembang karena kinerja ekonominya yang rendah menurut IMF.
Dari sekian banyak, mereka memiliki kekuatan militer mumpuni dan kerap melakukan ekspansi untuk memperluas cakupan wilayahnya. Terbukti, beberapa di antaranya berhasil mempertahankan statusnya dalam kurun waktu yang cukup lama.
Seiring waktu, negara adidaya tersebut memiliki nasib yang berbeda-beda. Beberapa di antaranya bisa menjaga status tersebut hingga sekarang sebagai negara maju, namun ada juga sebagian lain yang justru mengalami kemunduran.
Berikut sejumlah negara adidaya di masa lampau dan kondisinya saat ini.
1. Kekaisaran Ottoman (Turki)
Kekaisaran Ottoman tercatat sebagai salah satu dinasti terkuat dalam sejarah dunia. Dikutip dari laman History, Jumat (23/12/2022), negara adidaya ini pernah memiliki wilayah kekuasaan di Timur Tengah, Eropa Timur, hingga Afrika Utara selama lebih dari 600 tahun.
Dalam sejarahnya, Kekaisaran Ottoman didirikan oleh Osman 1 pada tahun 1299. Penyebutan “Ottoman” sendiri berasal dari nama Osman yang berarti “Utsman” dalam bahasa Arab.
Kekaisaran Ottoman mencapai puncak kejayaannya antara tahun 1520 hingga 1566, tepatnya saat pemerintahan Suleiman. Di era ini, mereka memiliki kekuatan besar, stabilitas, hingga kekayaan yang melimpah.
Pada era kejayaannya, Kekaisaran Ottoman mencakup wilayah-wilayah seperti Turki, Yunani, Bulgaria, Hungaria, Mesir, Rumania, Makedonia, Palestina, Lebanon, Yordania, Suriah, sebagian Arab, serta sejumlah besar pantai Afrika Utara.
Kekuasaan Utsmaniyah runtuh dan resmi berakhir pada 1922. Setelahnya, Turki dideklarasikan sebagai sebuah republik pada 29 Oktober 1923. Saat itu, seorang perwira militer bernama Mustafa Kemal Ataturk mendirikan Republik Turki yang merdeka.
Saat ini, Turki berstatus sebagai salah satu negara maju di dunia. Mengutip World Population Review, PBB mengklasifikasikan mereka sebagai negara maju dengan HDI sebesar 0,838 pada 2021. Selain itu, mereka juga termasuk sebagai anggota G20, kelompok yang berisikan negara-negara dengan ekonomi terbesar di dunia.
2. Kekaisaran Spanyol (Spanyol)
Berikutnya ada Kekaisaran Spanyol. Dikutip dari laman Study Master, pada awal abad ke-15, Semenanjung Iberia (wilayah Spanyol dan Portugal) menjadi rumah bagi populasi Kristen, Yahudi, dan Muslim.
Sempat dikuasai bangsa Muslim (Moor), orang-orang kristen kembali merebut wilayah tersebut dengan penaklukan Granada pada 1492 dan kembali menyatukan Spanyol.
Sebelum akhir 1400-an, Spanyol sejatinya tidak banyak terlibat dalam ekspansi ke luar negeri. Pada akhirnya, hal tersebut berubah setelah pelayaran Christopher Columbus.
Aksesi Charles I ke tahta Spanyol mengubah posisinya di dunia. Dengan sebuah pernikahan yang strategis, dia mendapat gelar Kaisar Romawi Suci.
Hasilnya, putranya yang bernama Charles V kelak akan memerintah sebuah kerajaan yang terdiri dari Belanda, Spanyol, Austria, Kekaisaran Romawi Suci, hingga sebagian Italia. Hal ini terus berlanjut hingga kekuasaan Philip II.
Pada puncak kejayaannya, koloni Kekaisaran Spanyol meliputi sejumlah wilayah di Eropa, Amerika, Afrika, hingga Asia.
Saat ini, Spanyol memang tidak memiliki luas wilayah seperti dulu. Akan tetapi, mereka berstatus sebagai negara maju, meski memiliki angka pengangguran dan inflasi yang cukup buruk.
Mengutip Idealista, data IMF menyebut bahwa inflasi menambah tingkat pengangguran di Spanyol hingga 18 persen pada tahun 2021.
3. Kekaisaran Inggris
Berikutnya adalah Kekaisaran Inggris. Dikutip dari Bbc Uk, kerajaan ini berasal sejak akhir tahun 1500-an. Sekitar tahun 1585, Ratu Elizabeth I memberikan izin kepada Walter Raleigh untuk mendirikan sebuah koloni di Pulau Roanoke.
Dalam riwayatnya, Kekaisaran Inggris eksis hampir 400 tahun lamanya. Wilayahnya menyebar dari Amerika untuk memasukkan koloni di Afrika, Asia, dan Australasia. Setelahnya, mereka mulai menjalankan ekspansi ke India, Afrika, dan daerah-daerah lainnya.
Pada keruntuhannya, sejumlah sejarawan percaya bahwa akhir dari Kekaisaran Inggris ini bermula ketika negara-negara dengan penduduk kulit putih diberikan status dominasi.
Dalam ukuran wilayah, mereka memang memiliki cakupan yang sangat luas, terutama pasca berhasil merebut bekas jajahan Jerman. Namun, situasi mulai berubah kala pertengahan 1900-an, tepatnya di akhir Perang Dunia II.
Saat ini, Kerajaan Inggris juga masih tetap eksis dan memiliki pengaruh. Selain itu, mereka juga memiliki sejumlah negara persemakmuran yang dulu dibuatnya.
4. Dinasti Qing (China)
Dinasti Qing merupakan kekaisaran terakhir di China yang berkuasa antara tahun 1644 hingga 1912. Dikutip dari laman History, Kaisar Shunzhi mendirikan Dinasti Qing pada 1644.
Beberapa penguasanya yang terkenal adalah Kaisar Kangxi dan Kaisar Qianlong. Kangxi menjadi yang terlama dengan berkuasa sekitar 61 tahun. Dalam berbagai kebijakannya, mereka memiliki angka ekspor yang bagus untuk beberapa produk seperti kapas, sutra, teh, hingga keramik.
Sementara Qianlong menghabiskan waktu pemerintahannya selama 60 tahun. Berbeda dengan Kangxi, dia justru lebih terobsesi untuk melestarikan kebudayaan setempat.
Setelah mengalami banyak pemberontakan, Dinasti Qing jatuh pada 1911. Di tahun tersebut, Partai Nasionalis Tiongkok mengadakan pemberontakan di Wuchang. Selain itu, sekitar 15 provinsi juga mendeklarasikan kemerdekaannya dari kekaisaran.
Beralih ke masa kini, pada perkembangannya China menjadi salah satu negara maju yang cukup berpengaruh di dunia. Selain sektor ekonominya yang kuat, mereka juga memiliki kekuatan militer yang mumpuni dan disegani negara lain.
5. Kekaisaran Mongol
Kekaisaran Mongol menjadi salah satu kekaisaran terbesar dalam sejarah dunia. Dikutip dari laman National Geographic, saat berada dalam pimpinan Genghis Khan, wilayahnya terus meluas hingga mencakup sebagian besar Eurasia.
Dalam sejarahnya, kekaisaran ini didirikan pada 1206. Genghis Khan menyatukan suku-suku Mongolia dan mengarahkan pemerintahannya ke militer-feodal.
Seiring waktu, Kekaisaran Mongol terus berkembang dengan periode ekspansif agresif selama 162 tahun. Di puncak kejayaannya, mereka diketahui menguasai wilayah hingga 12 juta mil persegi.
Akan tetapi, kematian Genghis Khan pada 1227 menghancurkan Kekaisaran Mongol. Sepeninggalnya, terjadi perselisihan antara penerus sehingga membuatnya terpecah belah.
Sejak keruntuhan Kekaisaran tersebut, bangsa Mongol belum bisa membangun kembali kejayaannya. Bahkan, untuk negara Mongolia sendiri saat ini berstatus sebagai negara berkembang karena kinerja ekonominya yang rendah menurut IMF.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda