Pejabat Elite Putin Kabur ke Kazakhstan Menghadapi Ekstradisi dan Penjara

Kamis, 15 Desember 2022 - 20:54 WIB
Mikhail Zhilin (kiri), pejabat elite pemerintah Presiden Rusia Vladimir Putin yang melarikan diri ke Kazakhstan. Dia kini menghadapi ekstradisi dan penjara. Foto/via The Moscow Times
ASTANA - Mikhail Zhilin (36), salah satu pejabat elite pemerintah Presiden Rusia Vladimir Putin, melarikan diri tapi ditangkap polisi di sebuah bandara di Kazakhstan pada 6 Desember.

Zhilin, yang kabur dari mobilisasi pasukan untuk perang di Ukraina, sekarang menghadapi ekstradisi dan penjara.

Menurut laporan media Kazakhstan, dia dikenai tuduhan desersi dan penyeberangan perbatasan secara ilegal.

Jika disetujui, ekstradisi Zhilin akan menandai pertama kalinya negara sekutu mengembalikan peserta wajib militer ke Rusia, di mana keluarganya mengatakan dia menghadapi penyiksaan dan pelecehan.



Radio Azattyq yang berbasis di Kazakhstan dan berafiliasi dengan media Amerika Serikat (AS) RFE/RL melaporkan Zhilin ditangkap polisi di bandara pada 6 Desember saat dia mencoba naik pesawat ke Armenia.



Rusia dilaporkan telah menempatkannya pada daftar buronan internasional karena desersi dan penyeberangan perbatasan ilegal.

Zhilin menghadapi hukuman 15 tahun penjara di Rusia jika dia diekstradisi.

Sebelum kabur, Zhilin adalah pengawas shift di departemen komunikasi dan informasi khusus Layanan Garda Federal (FSO) di Siberia yang mengawasi kontak Putin dengan wilayah Rusia tersebut.

Pegawai federal seperti Zhilin tidak diizinkan meninggalkan Rusia karena mereka memiliki akses ke rahasia negara.

Lima hari setelah Putin mengumumkan mobilisasi parsial tentara cadangan pada 21 September, Zhilin menyeberang ke Kazakhstan tanpa melalui pos pemeriksaan perbatasan dan meminta suaka politik. Dia kemudian ditahan.

Istri Zhilin, Yekaterina, yang memasuki Kazakhstan bersama anak-anak mereka melalui pos perbatasan, mengatakan kepada media Rusia bahwa otoritas Rusia membuka kasus pidana terhadapnya pada 27 September, sehari setelah penahanannya.

Pengadilan di timur laut Kazakhstan memutuskan Zhilin bersalah karena melintasi perbatasan secara ilegal pada 2 Desember dan memberinya hukuman percobaan enam bulan.

Pada hari Senin, pengadilan lain di Astana memerintahkan Zhilin untuk 40 hari penahanan pra-sidang.

Yekaterina mengatakan pengacara dan kerabat suaminya mengajukan banding atas penolakan otoritas Kazakhstan untuk memberinya suaka pada akhir November.

“Rusia sangat tertarik pada pria yang tahu cara memegang senjata,” bunyi laporan Azattyq mengutip perkataan Yekaterina, yang dilansir The Moscow Times, Kamis (15/12/2022).

“Mereka akan mencoba memaksanya untuk berperang, jadi kami khawatir dia akan disiksa.”

Otoritas Rusia menolak permintaan pengunduran diri Zhilin dari FSO yang dia ajukan setelah Moskow melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari.

Kazakhstan telah berjanji untuk tidak mengekstradisi orang Rusia yang melarikan diri dari mobilisasi negara mereka kecuali mereka sedang dalam penyelidikan kriminal.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More