AS Jual 105 Jet Tempur Siluman F-35 ke Jepang, Ini Variannya
Jum'at, 10 Juli 2020 - 09:53 WIB
WASHINGTON - Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan (DSCA) Pentagon mengonfirmasi bahwa Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) telah menyetujui penjualan pesawat 105 unit jet tempur siluman F-35 kepada Jepang . Varian jet tempur yang dijual adalah 63 unit F-35A dan 42 unit F-35B.
Menurut siaran pers DSCA, nilai kontrak penjualan ratusan jet tempur canggih ini mencapai USD23,11 miliar atau lebih dari Rp333,6 triliun.
"Departemen Luar Negeri telah membuat keputusan menyetujui kemungkinan Penjualan Militer Asing kepada Pemerintah Jepang atas seratus lima (105) pesawat tempur F-35 Joint Strike Fighter dan peralatan terkait dengan perkiraan biaya USD23,11 miliar," bunyi siaran pers DSCA yang dikeluarkan hari Kamis waktu Washington.
Menurut siaran pers tersebut, pemerintah Jepang telah meminta 63 pesawat varian F-35A dan 42 pesawat varian F-35B, 110 mesin Pratt and Whitney F135, serta peralatan terkait. (Baca: Deplu AS Setuju Jual 105 Pesawat Tempur F-35 ke Jepang )
"Penjualan potensial ini akan membantu mendukung kepentingan kebijakan luar negeri AS di kawasan Asia-Pasifik dengan meningkatkan kemampuan keamanan Jepang," imbuh DSCA Pentagon.
Pada Desember 2011, pemerintah Jepang mengumumkan keputusannya untuk membeli 42 jet tempur F-35A. Pada bulan Desember 2018, Kementerian Pertahanan Nasional memutuskan untuk mendapatkan 147 pesawat tempur F-35, yang terdiri dari 105 pesawat F-35A dan 42 F-35. Keduanya merupakan varian pesawat lepas landas pendek dan pendaratan vertikal.
Komponen-komponen pesawat tempur F-35A telah dikumpulkan di Jepang dari AS. Lokasi perakitannya di Mitsubishi Heavy Industries’ F-35 Final Assembly and Check Out di Nagoya.
Pada bulan Januari, dua negara lain membeli F-35 dari AS, yakni Polandia membeli 32 jet tempur F-35 Lightning II dengan biaya total USD4 miliar dan Singapura yang membayar USD2,75 miliar untuk membeli 12 pesawat F-35B.
Pesawat F-35 Lockheed Martin adalah pesawat tempur multirole generasi kelima. Ini dianggap sebagai program senjata paling mahal dalam sejarah, dengan biaya siklus hidup yang diproyeksikan antara USD1 triliun hingga USD1,5 triliun.
Menurut siaran pers DSCA, nilai kontrak penjualan ratusan jet tempur canggih ini mencapai USD23,11 miliar atau lebih dari Rp333,6 triliun.
"Departemen Luar Negeri telah membuat keputusan menyetujui kemungkinan Penjualan Militer Asing kepada Pemerintah Jepang atas seratus lima (105) pesawat tempur F-35 Joint Strike Fighter dan peralatan terkait dengan perkiraan biaya USD23,11 miliar," bunyi siaran pers DSCA yang dikeluarkan hari Kamis waktu Washington.
Menurut siaran pers tersebut, pemerintah Jepang telah meminta 63 pesawat varian F-35A dan 42 pesawat varian F-35B, 110 mesin Pratt and Whitney F135, serta peralatan terkait. (Baca: Deplu AS Setuju Jual 105 Pesawat Tempur F-35 ke Jepang )
"Penjualan potensial ini akan membantu mendukung kepentingan kebijakan luar negeri AS di kawasan Asia-Pasifik dengan meningkatkan kemampuan keamanan Jepang," imbuh DSCA Pentagon.
Pada Desember 2011, pemerintah Jepang mengumumkan keputusannya untuk membeli 42 jet tempur F-35A. Pada bulan Desember 2018, Kementerian Pertahanan Nasional memutuskan untuk mendapatkan 147 pesawat tempur F-35, yang terdiri dari 105 pesawat F-35A dan 42 F-35. Keduanya merupakan varian pesawat lepas landas pendek dan pendaratan vertikal.
Komponen-komponen pesawat tempur F-35A telah dikumpulkan di Jepang dari AS. Lokasi perakitannya di Mitsubishi Heavy Industries’ F-35 Final Assembly and Check Out di Nagoya.
Pada bulan Januari, dua negara lain membeli F-35 dari AS, yakni Polandia membeli 32 jet tempur F-35 Lightning II dengan biaya total USD4 miliar dan Singapura yang membayar USD2,75 miliar untuk membeli 12 pesawat F-35B.
Pesawat F-35 Lockheed Martin adalah pesawat tempur multirole generasi kelima. Ini dianggap sebagai program senjata paling mahal dalam sejarah, dengan biaya siklus hidup yang diproyeksikan antara USD1 triliun hingga USD1,5 triliun.
(min)
tulis komentar anda