Deplu AS Setuju Jual 105 Pesawat Tempur F-35 ke Jepang
Jum'at, 10 Juli 2020 - 06:54 WIB
WASHINGTON - Departemen Luar Negeri (Deplu) Amerika Serikat (AS) telah menyetujui penjualan 105 pesawat tempur F-35 Joint Strike Fighter dan peralatan terkait dengan harga sekitar USD23,1 miliar ke Jepang . Penjualan ini seiring niatan Jepang untuk memperkuat kemampuan tempur angkatan lautnya.
"Penjualan yang diusulkan ini akan mendukung tujuan kebijakan luar negeri dan tujuan keamanan nasional Amerika Serikat dengan meningkatkan keamanan sekutu utama yang merupakan kekuatan bagi stabilitas politik dan kemajuan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik," kata Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan Deplu AS dalam sebuah pernyataan seperti disitir dari Bloomberg, Jumat (10/7/2020).
Karena pemerintahan Trump bekerja untuk melawan kehadiran militer China yang semakin meluas di kawasan Asia-Pasifik, badan tersebut memberikan sertifikasi yang diperlukan untuk memberi tahu Kongres tentang penjualan yang diusulkan. Jepang mengumumkan niatnya untuk membeli pesawat pada tahun 2018. Mungkin butuh satu tahun sebelum proposal itu menjadi kontrak yang ditandatangani.
Deplu AS juga menyetujui kemungkinan kesepakatan militer asing senilai USD620 juta bagi Taiwan untuk membeli suku cadang untuk memperbarui rudal Patriot Advanced Capability-3 (PAC-3) yang sebelumnya dijual sehingga mereka dapat bertahan selama 30 tahun.
Kemungkinan penjualan militer terjadi di tengah erosi yang cepat dari hubungan AS-China ketika dua negara ekonomi terbesar di dunia itu menukar tudingan siapa yang harus disalahkan atas dampak pandemi virus Corona. AS juga meningkatkan kritik terhadap tindakan keras pemerintah Beijing di Hong Kong dan kebijakan hak asasi manusianya.
AS telah menjatuhkan sanksi terhadap seorang anggota penting Partai Komunis yang berkuasa di China dan tiga pejabat lainnya atas pelanggaran di provinsi Xinjiang, China barat.(Baca: Melanggar HAM, AS Sanksi Pejabat China )
Jepang sendiri adalah negara asing yang menjadi pembeli utama F-35 buatan Lockheed Martin Corp.
"Pesawat F-4 Pasukan Bela Diri Jepang sedang dinon-aktifkan karena F-35 ditambahkan ke dalam inventaris. Jepang tidak akan kesulitan menyerap pesawat ini ke dalam angkatan bersenjatanya,” kata Badan pertahanan Jepang.
"Penjualan yang diusulkan ini akan mendukung tujuan kebijakan luar negeri dan tujuan keamanan nasional Amerika Serikat dengan meningkatkan keamanan sekutu utama yang merupakan kekuatan bagi stabilitas politik dan kemajuan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik," kata Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan Deplu AS dalam sebuah pernyataan seperti disitir dari Bloomberg, Jumat (10/7/2020).
Karena pemerintahan Trump bekerja untuk melawan kehadiran militer China yang semakin meluas di kawasan Asia-Pasifik, badan tersebut memberikan sertifikasi yang diperlukan untuk memberi tahu Kongres tentang penjualan yang diusulkan. Jepang mengumumkan niatnya untuk membeli pesawat pada tahun 2018. Mungkin butuh satu tahun sebelum proposal itu menjadi kontrak yang ditandatangani.
Deplu AS juga menyetujui kemungkinan kesepakatan militer asing senilai USD620 juta bagi Taiwan untuk membeli suku cadang untuk memperbarui rudal Patriot Advanced Capability-3 (PAC-3) yang sebelumnya dijual sehingga mereka dapat bertahan selama 30 tahun.
Kemungkinan penjualan militer terjadi di tengah erosi yang cepat dari hubungan AS-China ketika dua negara ekonomi terbesar di dunia itu menukar tudingan siapa yang harus disalahkan atas dampak pandemi virus Corona. AS juga meningkatkan kritik terhadap tindakan keras pemerintah Beijing di Hong Kong dan kebijakan hak asasi manusianya.
AS telah menjatuhkan sanksi terhadap seorang anggota penting Partai Komunis yang berkuasa di China dan tiga pejabat lainnya atas pelanggaran di provinsi Xinjiang, China barat.(Baca: Melanggar HAM, AS Sanksi Pejabat China )
Jepang sendiri adalah negara asing yang menjadi pembeli utama F-35 buatan Lockheed Martin Corp.
"Pesawat F-4 Pasukan Bela Diri Jepang sedang dinon-aktifkan karena F-35 ditambahkan ke dalam inventaris. Jepang tidak akan kesulitan menyerap pesawat ini ke dalam angkatan bersenjatanya,” kata Badan pertahanan Jepang.
(ber)
tulis komentar anda