Bocoran Surat FSB: Putin Mengebom Nuklir Ukraina Berarti Kekalahan Rusia
Selasa, 29 November 2022 - 07:08 WIB
MOSKOW - Jika Presiden Vladimir Putin mengebom nuklir Ukraina, maka itu akan menjadi kekalahan Rusia di mata negara musuh dan negara netral. Itu adalah kekhawatiran internal Layanan Keamanan Federal (FSB) Rusia yang muncul dalam bocoran surat elektronik (email) dari whistleblower layanan tersebut.
Bocoran email, yang dikutip Newsweek, Selasa (29/11/2022), mengungkapkan bahwa para pejabat telah membahas potensi penggunaan senjata nuklir oleh Putin dalam perangnya dengan Ukraina.
Email, yang telah dibagikan dengan Newsweek, tertanggal 17 Maret, 21 Maret, dan 12 April.
Email tersebut dibocorkan oleh agen FSB yang dijuluki "Wind of Change" kepada Vladimir Osechkin, seorang aktivis hak asasi manusia (HAM) Rusia yang menjalankan situs anti-korupsi Gulagu.net.
Mulai 4 Maret, sumber FSB telah menulis kiriman reguler ke Osechkin, mengungkapkan kemarahan dan ketidakpuasan di dalam layanan tersebut atas perang yang dimulai ketika Putin menginvasi Ukraina pada 24 Februari. Surat terbaru whistleblower, tertanggal November, mengungkapkan "perang saudara" di antara sekutu terdekat Putin.
Igor Sushko, direktur eksekutif Wind of Change Research Group, sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Washington, telah menerjemahkan korespondensi dari bahasa Rusia ke bahasa Inggris. Dia membagikan semua email secara penuh dengan Newsweek.
Sebuah surat sebelumnya dari sumber itu dianalisis oleh Christo Grozev, seorang ahli FSB, pada 6 Maret.
Dia mengatakan sumber tersebut telah menunjukkannya "kepada dua kontak FSB aktual (saat ini atau sebelumnya)" yang "tidak diragukan lagi itu ditulis oleh seorang kolega."
Bocoran email, yang dikutip Newsweek, Selasa (29/11/2022), mengungkapkan bahwa para pejabat telah membahas potensi penggunaan senjata nuklir oleh Putin dalam perangnya dengan Ukraina.
Email, yang telah dibagikan dengan Newsweek, tertanggal 17 Maret, 21 Maret, dan 12 April.
Email tersebut dibocorkan oleh agen FSB yang dijuluki "Wind of Change" kepada Vladimir Osechkin, seorang aktivis hak asasi manusia (HAM) Rusia yang menjalankan situs anti-korupsi Gulagu.net.
Mulai 4 Maret, sumber FSB telah menulis kiriman reguler ke Osechkin, mengungkapkan kemarahan dan ketidakpuasan di dalam layanan tersebut atas perang yang dimulai ketika Putin menginvasi Ukraina pada 24 Februari. Surat terbaru whistleblower, tertanggal November, mengungkapkan "perang saudara" di antara sekutu terdekat Putin.
Igor Sushko, direktur eksekutif Wind of Change Research Group, sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Washington, telah menerjemahkan korespondensi dari bahasa Rusia ke bahasa Inggris. Dia membagikan semua email secara penuh dengan Newsweek.
Sebuah surat sebelumnya dari sumber itu dianalisis oleh Christo Grozev, seorang ahli FSB, pada 6 Maret.
Dia mengatakan sumber tersebut telah menunjukkannya "kepada dua kontak FSB aktual (saat ini atau sebelumnya)" yang "tidak diragukan lagi itu ditulis oleh seorang kolega."
tulis komentar anda