Cicit Mantan Pemimpin Taiwan Chiang Kai-shek Menang Pemilu Wali Kota Taipei

Senin, 28 November 2022 - 15:14 WIB
Chiang Wan-an pada usia 43 tahun menjadi wali kota termuda dalam sejarah ibu kota Taiwan. Foto/facebook
TAIPEI - Cicit mantan pemimpin otoriter Taiwan Chiang Kai-shek muncul sebagai bintang baru di partai nasionalis Kuomintang (KMT) dengan memenangkan pemilu wali kota Taipei.

Chiang Wan-an pada usia 43 tahun menjadi wali kota termuda dalam sejarah ibu kota Taiwan. Dia mengumumkan kemenangan pada Sabtu malam setelah dua saingannya mengakui kekalahan.

Pengacara perusahaan berpendidikan Amerika Serikat (AS), yang kembali ke Taiwan pada 2013 untuk menekuni politik, memenangkan 42,3% suara.

Lawan terdekatnya, Chen Shih-chung dari Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa di Taiwan, meraih 31,9% suara.





Posisi wali kota Taipei telah menjadi batu loncatan menuju kepresidenan Taiwan dalam beberapa dekade terakhir.

Faktanya, masing-masing dari empat presiden Taiwan sebelumnya, termasuk pemimpin Taiwan saat ini Tsai Ing-wen, adalah wali kota ibu kota negara sebelum mengambil kendali nasional.

Chiang juga memiliki sejarah keluarga di sisinya. Dia adalah cicit dari pria yang memerintah Taiwan selama lebih dari 25 tahun setelah melarikan diri ke pulau itu pada tahun 1949 menyusul kekalahan kaum nasionalis oleh pasukan komunis dalam Perang Saudara China.

Kakek wali kota terpilih, Chiang Ching-kuo, melanjutkan dinasti politik keluarga sebagai presiden dari tahun 1978 hingga 1988.

Chiang Kai-shek dan Chiang Ching-kuo, keduanya memerintah sampai meninggal saat menjabat.

Kemenangan Chiang Wan-an menandai salah satu dari beberapa kemunduran utama bagi partai berkuasa yang dipimpin Tsai dalam pemilu wali kota dan kepala daerah hari Sabtu (26/11/2022).

DPP hanya memenangkan lima kursi, hasil terburuk sejak didirikan pada tahun 1986, sedangkan KMT memperoleh 13 kursi.

Tsai, yang masa jabatannya sebagai presiden berlangsung hingga tahun 2024, mengundurkan diri sebagai pemimpin partai.

Salah satu masalah utama di benak para pemilih adalah meningkatnya ketegangan dengan China, yang telah meningkatkan latihan militer di Selat Taiwan.

China berjanji untuk bersatu kembali dengan pulau yang berpemerintahan sendiri itu.

Tsai telah membingkai pemilu lokal tersebut sebagai referendum tentang “ketekunan dan tekad Taiwan untuk mempertahankan kebebasan dan demokrasi.”

Beijing memuji hasil pemilu, mengatakan pemilu menunjukkan rakyat Taiwan mendukung perdamaian, stabilitas, dan “kehidupan yang baik.”

Tsai dan DPP telah mempercepat upaya menghilangkan simbol masa lalu otoriter Taiwan, seperti merobohkan patung Chiang Kai-shek.

Namun, hubungan keluarga dengan mendiang diktator telah menjadi formula kemenangan dalam politik Asia.

Park Geun-hye, putri Park Chung-hee dari Korea Selatan, terpilih sebagai presiden pada 2012.

Presiden Filipina saat ini Ferdinand Marcos Jr adalah putra dan senama dengan mantan pemimpin Ferdinand Marcos.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More