Rudal Rusia Hantam Rumah Sakit, Bayi Baru Lahir Jadi Korban

Rabu, 23 November 2022 - 20:46 WIB
Seorang bayi yang baru lahir tewas setelah rudal Rusia menghantam sebuah rumah sakit bersalin. Foto/CNN
KIEV - Seorang bayi baru lahir menjadi korban tewas serangan rudal Rusia yang menghantam rumah sakit bersalin di Vilnyansk, Zaporizhzhia sebelah tenggara Ukraina.

Menurut kantor kejaksaan Ukraina, rumah sakit bersalin itu terkena rudal S-300.

“Seorang bayi tewas, seorang wanita dalam proses persalinan dan seorang dokter terluka. Rumah-rumah pribadi juga terkena tembakan musuh," kata kantor kejaksaan.

Ibu Negara Ukraina, Olena Zelenska, mengatakan anak itu baru berusia dua hari. Ia pun tidak bisa menyembunyikan kemarahannya, menyebut serangan Rusia itu hal yang gila.

“Kejahatan RF (Federasi Rusia) gila. Malam ini, rumah sakit bersalin di wilayah Zaporizhzhia menjadi sasaran. Bocah laki-laki berusia 2 hari meninggal…” tweet Zelenska dalam bahasa Inggris.





"Sakit yang mengerikan. Kami tidak akan pernah lupa dan tidak akan pernah memaafkan,” sambungnya seperti dikutip dari CNN, Rabu (23/11/2022).

Presiden Volodymyr Zelensky juga mengutuk serangan itu.

“Musuh sekali lagi memutuskan untuk mencoba mencapai dengan teror dan pembunuhan apa yang tidak dapat dia capai selama sembilan bulan dan tidak akan dapat dicapai,” katanya, merujuk pada Rusia.

Menurut sebuah pernyataan di Telegram, kantor kejaksaan Ukraina telah memulai penyelidikan pra-persidangan dalam proses pidana atas pelanggaran hukum dan kebiasaan perang, dikombinasikan dengan pembunuhan berencana.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menurut data terbarunya, telah memverifikasi sekitar 703 serangan terhadap fasilitas perawatan kesehatan di Ukraina sejak Februari di tengah serangan berkelanjutan dari Moskow yang menargetkan infrastruktur sipil penting.



"Serangan tanpa henti terhadap infrastruktur kesehatan di Ukraina telah berdampak pada banyak layanan," kata Dr. Jarno Habicht, perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia di Ukraina, Senin.

Ini termasuk serangan yang menghancurkan rumah sakit bersalin dan anak-anak di kota selatan Mariupol pada bulan Maret.

Menurut Habicht, sekitar satu dari lima orang di Ukraina mengalami kesulitan mengakses obat-obatan.

"Masalahnya lebih buruk di wilayah Ukraina yang diduduki oleh Rusia, dengan satu dari tiga orang di sana tidak bisa mendapatkan obat yang mereka butuhkan," tambah Habicht.

Pejabat WHO lantas memperingatkan ini adalah masalah yang akan diperburuk oleh hujan salju lebat selama musim dingin yang keras di Ukraina, yang menimbulkan "tantangan berat" bagi sistem kesehatan.

Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(ian)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More