Sisi dan Erdogan Berjabat Tangan, Awal Hubungan Baru Mesir-Turki
Selasa, 22 November 2022 - 06:30 WIB
DOHA - Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dan timpalannya dari Turki Recep Tayyip Erdogan berjabat tangan di Qatar dan menggambarkannya sebagai awal baru dalam hubungan bilateral, setelah bertahun-tahun dilanda ketegangan.
Kedua pemimpin berada di Qatar untuk menyaksikan pembukaan Piala Dunia 2022. Seorang juru bicara kepresidenan mengatakan bahwa jabat tangan antara kedua pemimpin mencerminkan kedalaman hubungan antara kedua negara.
“Disepakati bahwa ini akan menjadi awal dari pengembangan hubungan bilateral,” tambahnya, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Senin (21/11/2022).
Hubungan Ankara dengan Kairo telah tegang sejak Sisi, yang saat itu menjabat Panglima Militer Mesir, memimpin penggulingan Mohamed Mursi dari Ikhwanul Muslimin pada 2013, yang sangat didukung oleh Erdogan.
Kedua negara memulai konsultasi antara pejabat senior kementerian luar negeri tahun lalu di tengah desakan Turki untuk meredakan ketegangan dengan Mesir, UEA, Israel, dan Arab Saudi.
Para pejabat Mesir telah menyatakan kehati-hatian atas pemulihan hubungan apa pun, meskipun Erdogan mengatakan pada Juli bahwa tidak ada alasan pembicaraan tingkat tinggi tidak boleh dilakukan.
Kedua pemimpin berada di Qatar untuk menyaksikan pembukaan Piala Dunia 2022. Seorang juru bicara kepresidenan mengatakan bahwa jabat tangan antara kedua pemimpin mencerminkan kedalaman hubungan antara kedua negara.
“Disepakati bahwa ini akan menjadi awal dari pengembangan hubungan bilateral,” tambahnya, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Senin (21/11/2022).
Hubungan Ankara dengan Kairo telah tegang sejak Sisi, yang saat itu menjabat Panglima Militer Mesir, memimpin penggulingan Mohamed Mursi dari Ikhwanul Muslimin pada 2013, yang sangat didukung oleh Erdogan.
Kedua negara memulai konsultasi antara pejabat senior kementerian luar negeri tahun lalu di tengah desakan Turki untuk meredakan ketegangan dengan Mesir, UEA, Israel, dan Arab Saudi.
Para pejabat Mesir telah menyatakan kehati-hatian atas pemulihan hubungan apa pun, meskipun Erdogan mengatakan pada Juli bahwa tidak ada alasan pembicaraan tingkat tinggi tidak boleh dilakukan.
(esn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda