Moskow Diguncang Demonstrasi, Desak Putin Serang AS dengan Rudal Nuklir Sarmat

Minggu, 13 November 2022 - 13:47 WIB
Moskow diguncang aksi demonstrasi, desak Presiden Putin serang AS dengan rudal nuklir Sarmat. Foto/Ilustrasi/Sindonews
MOSKOW - Sebuah aksi demonstrasi terjadi di Moskow baru-baru ini. Dalam aksi itu, para peserta dan pemimpinnya menyerukan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk melancarkan serangan nuklir terhadap Washington DC.

Sebuah video dari aksi protes itu dibagikan ke Twitter pada Sabtu pagi oleh Julia Davis, pencipta Monitor Media Rusia dan kolumnis untuk The Daily Beast. Dalam video tersebut, seorang pria terlihat memimpin kerumunan orang melalui jalan-jalan Moskow dan nyanyian yang menyerukan serangan ke Washington.

"Serang pusat pengambilan keputusan," teriak pria yang memimpin kerumunan aksi.



"Di Washington! Sebuah tugas terbang untuk misil Sarmat. Di Washington! Sarmat, serang kota-kota musuh. Di Washington!...AS adalah musuh! Kita akan pergi ke surga sebagai martir. Mereka hanya akan bersuara," kata para demonstran seperti dilansir dari Newsweek, Minggu (13/11/2022).



Rudal Sarmat yang dirujuk dalam aksi tersebut adalah rudal balistik antarbenua (ICBM) RS-28 Sarmat, senjata termonuklir yang ditambahkan ke gudang senjata Rusia pada 2018 dan dijuluki "Setan II."

Seperti yang ditulis Davis dalam cuitannya, pernyataan "kita akan pergi ke surga sebagai martir" dari para demonstran mengacu pada komentar yang dibuat oleh Putin pada tahun 2018.

Meskipun unjuk rasa itu menyerukan tindakan, komentar yang menjadi rujukan pada demonstran itu adalah janji Putin bahwa Rusia akan merespons serangan nuklir apa pun terhadap Moskow, tetapi tidak akan pernah menjadi pihak pertama yang menyerang dengan cara seperti itu. Pernyataan itu muncul tidak lama setelah Rusia memperkenalkan persenjataan nuklirnya yang diperluas, termasuk rudal Setan II.

"Seorang agresor harus tahu bahwa balas dendam tidak dapat dihindari, bahwa dia akan dimusnahkan, dan kami akan menjadi korban agresi," kata Putin saat itu, menurut The Moscow Times.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More