Jika Ada Selandia Baru, Apakah Ada Selandia Lama?

Rabu, 02 November 2022 - 21:10 WIB
Ilustrasi
JAKARTA - Selandia Baru adalah gugusan pulau pegunungan terpencil yang terletak di lepas pantai tenggara Australia . Dua pulau utama Selandia Baru, Pulau Utara dan Selatan, dipisahkan oleh Selat Cook. Dari Australia, hanya berjarak 1.000 mil (1.600 kilometer).

Pulau itu tercipta hanya 23 juta tahun yang lalu ketika daratan didorong keluar dari lautan oleh kekuatan vulkanik. Selandia Baru memiliki lebih dari 50 gunung berapi, beberapa di antaranya masih aktif hingga saat ini. Puncak bersalju yang tajam, pantai berbatu, dan padang rumput menciptakan lanskap yang megah.



Pulau Selatan adalah rumah bagi puncak gunung tertinggi di Selandia Baru, Gunung Cook, yang menjulang setinggi 12.316 kaki (3.754 meter) dan disebut "Cloud Piercer" oleh orang Maori. Orang Maori tiba dengan kano dari pulau-pulau di Polinesia dekat Tahiti sekitar tahun 1.000 M. Pada tahun 1600-an.

Dan, orang Eropa pertama yang menemukan Selandia Baru adalah seorang penjelajah Belanda bernama Abel Tasman. Dia menempatkan beberapa anak buahnya di darat pada tahun 1642, yang membuat mereka dibunuh oleh penduduk setempat.



Penduduknya adalah orang Maori yang tiba di sana dari Polinesia sekitar milenium pertama. Tidak diketahui apakah mereka menyebut wilayah mereka sebagai "Polinesia Baru". Abel Tasman tidak menamai penemuannya itu dengan Selandia Baru karena hal itu mengingatkannya pada rumah, tetapi sebagai semacam penghormatan kepada para pelanggannya di Belanda.



Tasman mungkin belum menyadari bahwa Selandia Baru sudah ada. Seorang penjelajah Belanda sebelumnya telah memberi nama Nieuw Zealand (Selandia Baru) ke sebuah pulau di lepas pantai New Guinea, yang setidaknya memiliki kemiripan dengan Guinea asli.

Dalam bahasa Belanda, Zeeland memiliki arti daratan laut dan wilayah tersebut merupakan kepulauan atau sealand. Di negara Belanda Zeeland terdiri dari beberapa pulau serta semenanjung yang mirip dengan bentuk Selandia Baru.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More