Arab Saudi Dicibir Rayakan Halloween tapi Larang Maulid Nabi, Benarkah?

Selasa, 01 November 2022 - 11:27 WIB
Sejumlah warga Arab Saudi merayakan festival Halloween. Di era Putra Mahkota Mohammed bin Salman perayaan yang pernah dilarang ini kini diperbolehkan. Foto/Arab News/Saleh AlGhannam
RIYADH - Otoritas Hiburan Umum Arab Saudi telah menggelar perayaan Halloween publik terbesar yang pernah ada pada 27 hingga 29 Oktober lalu.

Perayaan bertajuk "Akhir Pekan Menakutkan" berlangsung di Riyadh Boulevard, ikut meramaikan Riyadh Season. Para warga ramai-ramai mengenakan kostum menyeramkan untuk bersenang-senang.

Perayaan Halloween di Arab Saudi digelar dua hari sebelum perayaan serupa di Amerika Serikat, 31 Oktober.

Kepala Otoritas Umum untuk Hiburan, Penasihat Royal Court Arab Saudi, Turki Al-Sheikh, mengatakan melalui akun Facebook-nya: “Suasana di akhir pekan menakutkan.”



Manifestasi perayaan Halloween di jalan-jalan Riyadh menunjukkan perubahan yang terjadi di Kerajaan Arab Saudi, yang dulu menangkap siapa saja yang berpikir untuk menghidupkan kembali tradisi Barat ini.



Dilaporkan bahwa pada tahun 2018, polisi Arab Saudi menggerebek sebuah pesta Halloween dan menangkap orang-orang, dan memerintahkan wanita yang mengenakan pakaian aneh untuk "menutup diri".



Foto/Twitter @Unique_Y24

Perayaan Halloween publik dimulai di Ibu Kota Arab Saudi, Riyadh, untuk pertama kalinya pada tahun 2021.

Perayaan Halloween di Arab Saudi tahun ini memicu kontroversi yang meluas di media sosial setelah gambar dan video orang-orang yang mengenakan kostum Halloween muncul.

Gara-gara perayaan tradisi Barat ini, Arab Saudi dicibir. Beberapa pengguna media sosial menyebutnya ironi karena merayakan Halloween tapi melarang perayaan Maulid Nabi atau hari lahir Nabi Muhammad SAW.

"Halloween di Riyadh (Najd), Arab Saudi. Nabi tercinta telah mengatakan tentang Najd: 'Akan muncul gempa bumi dan fitnah, dan dari sana akan keluar sisi kepala Setan'," tulis pengguna akun Twitter @Nomanbinjameel.

"Perayaan Halloween di Riyadh, Arab Saudi. Saudi mengadakan acara yang disebut "Akhir Pekan Horor", sementara perayaan Maulid masih dilarang. Bayangkan sebuah negara yang melarang peringatan [Maulid] Nabi karena lebih jahat dari merayakan Halloween...," tulis akun @Musa_Maliki_.



Foto/Twitter @Unique_Y24

Pengguna akun @habibsh44599179 menulis; "Tuhan menciptakan manusia dalam bentuk terbaik. Tetapi sangat disayangkan bahwa orang-orang bodoh ini telah meninggalkan keindahan yang Tuhan ciptakan dan mengadopsi keburukan. Semoga Tuhan memberi setiap orang pemahaman yang benar tentang agama Islam dan memungkinkan mereka untuk berjalan di jalan yang lurus. #Halloween_Riyadh."

Pengguna akun @Bn_Riyadh berkomentar: "Langkah pertama korupsi di negara-negara adalah mengatakannya, kemudian melakukannya, kemudian melindunginya, kemudian memerangi para reformis yang menghadapinya...dan ini adalah ambang terakhir konflik, apakah negara akan kembali atau mereka akan jatuh! Merayakan kelahiran Nabi adalah bid'ah, tetapi Halloween meniru Barat yang kafir. Standar ganda dan keburukan. #Halloween_Riyadh."

Arab Saudi Larang Maulid Nabi?

Klaim bahwa pemerintah Arab Saudi melarang perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW tidak benar.

Pemerintah memang tidak merayakan secara resmi, namun juga tidak melarang publik untuk merayakan hari lahir Nabi Muhammad tersebut.

Perayaan Maulid Nabi biasanya diadakan para warga di wilayah Hijaz. Perayaan kerapa diisi dengan kegiatan berbagi dengan orang-orang yang lebih membutuhkan.

“Ini adalah perayaan sederhana di mana kami berkumpul untuk mendengar Sirah (Kehidupan) dan mendengarkan Madh (Pujian) yang telah ditulis untuknya, yang memiliki banyak sumber dalam puisi dan prosa,” kata Usama Al-Kubaisi, seorang warga lokal, kepada Arab News.

Perayaan Maulid Nabi juga biasanya diramaikan dengan pembacaan teks seperti Al-Barzanji yang menggambarkan karakteristik dan sosok Nabi Muhammad.

“Di Arab Saudi, Maulid dirayakan sebagian besar oleh para sufi atau pengagum praktik sufi di Kerajaan tetapi tidak terbatas pada mereka. Namun, itu tidak diterima oleh Salafi," ujar seorang penganut Salafi, Fadhel asal Jeddah.

Konsulat Jenderal RI di Jeddah pada 2019 juga pernah mempublikasikan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Wisma Konsulat Jenderal di Jeddah. Ini menjadi bukti bahwa pemerintah Arab Saudi tidak melarang perayaan Maulid Nabi.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More