China Ancam Australia Terkait Seruan Penyelidikan Soal Covid-19
Selasa, 28 April 2020 - 00:51 WIB
CANBERA - Duta Besar China untuk Australia, Cheng Jingye memperingatkan bahwa permintaan untuk penyelidikan terhadap penyebaran virus Corona dapat menyebabkan boikot produk Australia. Australia berencana untuk mendesak penyelidikan penyebaran Covid-19 di Majelis Kesehatan Dunia, badan pembuat kebijakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Australia telah bergabung dengan Amerika Serikat (AS) dalam menyerukan penyelidikan menyeluruh tentang bagaimana virus itu berubah dari epidemi lokal di China tengah menjadi pandemi yang telah menewaskan lebih dari 200 ribu orang, memaksa miliaran orang melakukan isolasi dan menghancurkan ekonomi global.
Dalam ancaman terselubung, Cheng memperingatkan bahwa dorongan untuk adanya penyelidikan independen terhadap asal-usul wabah itu adalah tindakan yang berbahaya.
"Publik China frustrasi, kecewa dengan apa yang sedang dilakukan Australia sekarang," katanya dalam sebuah wawancara dengan Australian Financial Review, seperti dilansir Al Arabiya pada Selasa (28/4/2020).
"Jika suasana berubah dari buruk menjadi lebih buruk, orang akan berpikir mengapa mereka harus pergi ke negara yang tidak begitu ramah ke China? Para wisatawan mungkin memiliki pemikiran kedua. Terserah orang untuk memutuskan, mungkin orang awam akan berpikir mengapa mereka harus minum anggur Australia? Makan daging sapi Australia," sambungnya.
Cheng juga memperingatkan akan berhentinya aaliran mahasiswa China ke universitas-universitas Australia, sumber pendapatan utama yang sudah terancam oleh pembatasan perjalanan pandemi.
"Para orang tua siswa juga akan berpikir apakah tempat yang mereka temukan tidak begitu ramah, bahkan bermusuhan, apakah ini tempat terbaik untuk mengirim anak-anak mereka ke sini," tukasnya.
Australia telah bergabung dengan Amerika Serikat (AS) dalam menyerukan penyelidikan menyeluruh tentang bagaimana virus itu berubah dari epidemi lokal di China tengah menjadi pandemi yang telah menewaskan lebih dari 200 ribu orang, memaksa miliaran orang melakukan isolasi dan menghancurkan ekonomi global.
Dalam ancaman terselubung, Cheng memperingatkan bahwa dorongan untuk adanya penyelidikan independen terhadap asal-usul wabah itu adalah tindakan yang berbahaya.
"Publik China frustrasi, kecewa dengan apa yang sedang dilakukan Australia sekarang," katanya dalam sebuah wawancara dengan Australian Financial Review, seperti dilansir Al Arabiya pada Selasa (28/4/2020).
"Jika suasana berubah dari buruk menjadi lebih buruk, orang akan berpikir mengapa mereka harus pergi ke negara yang tidak begitu ramah ke China? Para wisatawan mungkin memiliki pemikiran kedua. Terserah orang untuk memutuskan, mungkin orang awam akan berpikir mengapa mereka harus minum anggur Australia? Makan daging sapi Australia," sambungnya.
Cheng juga memperingatkan akan berhentinya aaliran mahasiswa China ke universitas-universitas Australia, sumber pendapatan utama yang sudah terancam oleh pembatasan perjalanan pandemi.
"Para orang tua siswa juga akan berpikir apakah tempat yang mereka temukan tidak begitu ramah, bahkan bermusuhan, apakah ini tempat terbaik untuk mengirim anak-anak mereka ke sini," tukasnya.
(esn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda