Pasukan Rusia Gali Parit untuk Perang Habis-habisan di Kherson

Rabu, 26 Oktober 2022 - 14:13 WIB
Tentara Ukraina berada di wilayah Kherson awal bulan ini. Foto/Nicole Tung/The New York Times
KHERSON - Pasukan Rusia sedang menggali parit untuk "pertempuran terberat" di wilayah selatan strategis Kherson.

Seorang pejabat senior Ukraina mengungkapkan hal itu ketika Kremlin bersiap mempertahankan kota terbesar di bawah kendalinya dari serangan balasan Kiev.

Pasukan Rusia di wilayah tersebut telah diusir kembali dalam beberapa pekan terakhir dan berisiko terjebak di tepi barat sungai Dnipro, di mana ibu kota provinsi Kherson telah berada di tangan Rusia sejak hari-hari awal invasi ke Ukraina delapan bulan lalu.



Pihak berwenang yang ditempatkan Rusia sedang mengevakuasi penduduk ke tepi timur.



Meski demikian, Penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Oleksiy Arestovych, mengatakan tidak ada tanda pasukan Rusia bersiap meninggalkan kota itu.

“Dengan Kherson semuanya jelas. Rusia sedang mengisi, memperkuat pengelompokan mereka di sana,” papar Arestovych dalam video online pada Selasa malam.

“Artinya tidak ada yang bersiap untuk mundur. Sebaliknya, pertempuran terberat akan terjadi untuk Kherson,” papar dia.



Dari empat provinsi yang dicaplok Presiden Rusia Vladimir Putin pada September, Kherson bisa dibilang yang paling penting secara strategis.

Wilayah itu mengendalikan satu-satunya rute darat ke semenanjung Crimea yang direbut Rusia pada tahun 2014 dan merupakan mulut Dnipro, sungai besar yang membelah Ukraina.

Yuri Sobolevsky, anggota dewan regional Kherson pro-Ukraina yang digulingkan, mengatakan pihak berwenang yang dibentuk Rusia memberikan tekanan yang semakin besar pada penduduk Kherson untuk mengungsi.

“Prosedur pencarian dan penyaringan semakin intensif seperti pencarian mobil dan rumah,” tulis dia di aplikasi pesan Telegram.

Di wilayah Mykolaiv utara dan barat kota Kherson, duel artileri berkecamuk sepanjang Selasa (25/10/2022), menurut pos garis depan di Rybar, saluran pro-Rusia di Telegram.

“Di distrik Ishchenka utara Kherson, pasukan Ukraina mencoba mengkonsolidasikan posisi mereka, tetapi dipaksa kembali ke garis sebelumnya,” ungkap pos militer tersebut.

Dikatakan, militer Ukraina sedang mempersiapkan kemajuan di sepanjang garis depan.

Seorang wartawan Reuters di dusun terpencil dekat bagian garis depan Kherson mengatakan penduduk berharap pasukan Rusia akan segera mundur.

"Anda tertidur di malam hari dan Anda tidak tahu apakah Anda akan bangun," ujar Mikola Nizinets (39) mengacu pada penembakan Rusia.

Tanpa listrik atau gas dan sedikit makanan atau air minum di daerah itu, banyak penduduk telah melarikan diri, meninggalkan ternak berkeliaran di antara amunisi.

Rusia mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB pada Selasa bahwa Ukraina sedang bersiap menggunakan "bom kotor".

Tuduhan itu dibantah pejabat Barat dan Ukraina sebagai dalih palsu untuk mengintensifkan perang.

Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy mengatakan bukti telah dibagikan dengan rekan-rekan Barat.

"Saya tidak keberatan orang-orang mengatakan bahwa Rusia menangisi serigala jika ini tidak terjadi karena ini adalah bencana yang mengerikan yang berpotensi mengancam seluruh Bumi," papar dia kepada wartawan.

Presiden Zelenskyy mengatakan tuduhan Rusia menunjukkan Moskow berencana menggunakan senjata nuklir taktis dan akan berusaha menyalahkan Kiev.

Presiden AS Joe Biden mengatakan Rusia akan "membuat kesalahan yang sangat serius" jika menggunakan senjata nuklir taktis.

Biden kemudian berbicara melalui telepon dengan Perdana Menteri Inggris yang baru Rishi Sunak, dan mereka sepakat tentang pentingnya mendukung Ukraina, menurut Gedung Putih.

Sebagai tanggapan nyata atas tuduhan Moskow, pengawas nuklir PBB mengatakan sedang bersiap mengirim inspektur ke dua situs Ukraina yang tidak dikenal atas permintaan Kiev.

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan inspektur akan menerima akses penuh. Dia meminta Moskow menunjukkan transparansi yang sama.

Kantor berita negara Rusia RIA mengidentifikasi dua situs yang terlibat itu Pabrik Pengayaan Mineral Timur di wilayah Dnipropetrovsk tengah dan Institut Penelitian Nuklir di Kiev.

Sejak pasukan Rusia menderita kekalahan besar pada September, Putin telah berlipat ganda, memanggil ratusan ribu tentara cadangan, mengumumkan pencaplokan wilayah yang diduduki dan berulang kali mengancam akan menggunakan senjata nuklir.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More