Kelompok HAM: Demo Memprotes Kematian Mahsa Amini Tewaskan 92 Orang
Senin, 03 Oktober 2022 - 08:59 WIB
TEHERAN - Sudah 92 orang tewas akibat tindakan keras pasukan keamanan Iran terhadap demonstran yang memprotes kematian Mahsa Amini . Angka itu merupakan akumulasi yang dicatat kelompok hak asasi manusia Iran sejak protes besar pecah pertengahan September.
Mahsa Amini (22), wanita Kurdi Iran, meninggal tiga hari setelah ditangkap polisi moral di Teheran atas tuduhan mengenakan jilbab secara tidak pantas.
Para aktivis menuduh polisi moral memukuli Mahsa Amini hingga koma dan akhirnya meninggal di rumah sakit pada 16 September. Namun, polisi membantah telah memukuli wanita muda tersebut.
Kelompok hak asasi manusia Iran atau HIR yang berbasis di Oslo mengatakan ada tambahan 41 korban tewas dalam bentrokan hari Jumat di wilayah Iran yang berbatasan dengan Afghanistan dan Pakistan. Data tambahan itu menjadikan total korban tewas menjadi 92 orang.
Data IHR mengutip sumber-sumber lokal. Protes semakin meluas setelah seorang kepala polisi di dekat perbatasan tersebut dituduh telah memerkosa seorang gadis remaja minoritas Baluchistan.
Demonstrasi memprotes kematian Mahsa Amini, yang kemudian berubah menjadi demo anti-jilbab, telah meluas di lebih dari 150 kota pada Sabtu pekan lalu. Para demonstran wanita dengan berani membakar jilbab mereka, busana yang wajib mereka kenakan sejak revolusi 1979.
Bentrokan antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan Iran telah mengguncang kota-kota di seluruh negeri selama 16 malam berturut-turut setelah bentrokan pertama kali berkobar di wilayah barat yang merupakan rumah bagi minoritas Kurdi Iran, tempat asal Mahsa Amini.
Kahyan, surat kabar yang direkturnya ditunjuk oleh Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, melaporkan "perusuh" dan "penjahat", beberapa di antarnya melemparkan bom molotov, menyerang kantor mereka pada Sabtu.
Direktur IHR Mahmood Amiry-Moghaddam menyerukan masyarakat internasional untuk mengambil langkah-langkah yang mendesak Republik Islam Iran agar menghentikan pembunuhan terhadap para demonstran. Menurutnya, tindakan itu sama dengan "kejahatan terhadap kemanusiaan".
"Setidaknya 92 pengunjuk rasa dalam demonstrasi Mahsa Amini telah tewas sejauh ini," kata IHR, seperti dikutip AFP, Senin (3/10/2022).
Amnesty International yang berbasis di London mengatakan sebelumnya telah mengonfirmasi 53 kematian, setelah kantor berita Fars mengatakan pekan lalu bahwa "sekitar 60" orang telah meninggal.
Mahsa Amini (22), wanita Kurdi Iran, meninggal tiga hari setelah ditangkap polisi moral di Teheran atas tuduhan mengenakan jilbab secara tidak pantas.
Para aktivis menuduh polisi moral memukuli Mahsa Amini hingga koma dan akhirnya meninggal di rumah sakit pada 16 September. Namun, polisi membantah telah memukuli wanita muda tersebut.
Kelompok hak asasi manusia Iran atau HIR yang berbasis di Oslo mengatakan ada tambahan 41 korban tewas dalam bentrokan hari Jumat di wilayah Iran yang berbatasan dengan Afghanistan dan Pakistan. Data tambahan itu menjadikan total korban tewas menjadi 92 orang.
Data IHR mengutip sumber-sumber lokal. Protes semakin meluas setelah seorang kepala polisi di dekat perbatasan tersebut dituduh telah memerkosa seorang gadis remaja minoritas Baluchistan.
Demonstrasi memprotes kematian Mahsa Amini, yang kemudian berubah menjadi demo anti-jilbab, telah meluas di lebih dari 150 kota pada Sabtu pekan lalu. Para demonstran wanita dengan berani membakar jilbab mereka, busana yang wajib mereka kenakan sejak revolusi 1979.
Bentrokan antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan Iran telah mengguncang kota-kota di seluruh negeri selama 16 malam berturut-turut setelah bentrokan pertama kali berkobar di wilayah barat yang merupakan rumah bagi minoritas Kurdi Iran, tempat asal Mahsa Amini.
Kahyan, surat kabar yang direkturnya ditunjuk oleh Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, melaporkan "perusuh" dan "penjahat", beberapa di antarnya melemparkan bom molotov, menyerang kantor mereka pada Sabtu.
Direktur IHR Mahmood Amiry-Moghaddam menyerukan masyarakat internasional untuk mengambil langkah-langkah yang mendesak Republik Islam Iran agar menghentikan pembunuhan terhadap para demonstran. Menurutnya, tindakan itu sama dengan "kejahatan terhadap kemanusiaan".
"Setidaknya 92 pengunjuk rasa dalam demonstrasi Mahsa Amini telah tewas sejauh ini," kata IHR, seperti dikutip AFP, Senin (3/10/2022).
Amnesty International yang berbasis di London mengatakan sebelumnya telah mengonfirmasi 53 kematian, setelah kantor berita Fars mengatakan pekan lalu bahwa "sekitar 60" orang telah meninggal.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda