UNICEF: 11 Siswa Sekolah di Myanmar Tewas Akibat Serangan Udara
Rabu, 21 September 2022 - 10:10 WIB
YANGON - Sedikitnya 11 anak sekolah tewas dalam serangan udara dan penembakan di sebuah desa Myanmar , menurut badan anak-anak PBB ( UNICEF ). Menurut junta militer, serangan itu menargetkan pemberontak yang bersembunyi di daerah itu.
“Pada 16 September, setidaknya 11 anak tewas dalam serangan udara dan tembakan membabi buta di wilayah sipil,” kata UNICEF, seperti dikutip dari AFP, Selasa (20/9/2022). UNICEF juga mengutuk serangan yang terjadi di kotapraja Depeyin, Sagaing.
Wilayah Sagaing di barat laut negara itu telah mengalami beberapa pertempuran paling sengit, dan bentrokan antara pejuang anti-kudeta dan militer telah membuat seluruh desa terbakar.
Rekaman video yang diperoleh dari kelompok masyarakat setempat menunjukkan ruang kelas dengan darah di lantai, kerusakan pada atap dan seorang ibu menangisi mayat putranya.
Menurut UNICEF, sekolah harus aman dan tidak pernah menjadi target serangan. “Setidaknya 15 anak dari sekolah yang sama masih hilang,” lanjut pernyataan itu. UNICEF menyerukan pembebasan segera mereka dengan aman.
Sekjen PBB Antonio Guterres juga mengutuk serangan itu. Menurut kantor Sekjen PBB, setidaknya 13 orang tewas, termasuk 11 siswa.
“Guterres mengutuk keras serangan oleh Angkatan Bersenjata Myanmar di sebuah sekolah di Let Yet Kone dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban,” juru bicara Guterres, Stéphane Dujarric mengatakan dalam sebuah pernyataan.
“Pada 16 September, setidaknya 11 anak tewas dalam serangan udara dan tembakan membabi buta di wilayah sipil,” kata UNICEF, seperti dikutip dari AFP, Selasa (20/9/2022). UNICEF juga mengutuk serangan yang terjadi di kotapraja Depeyin, Sagaing.
Wilayah Sagaing di barat laut negara itu telah mengalami beberapa pertempuran paling sengit, dan bentrokan antara pejuang anti-kudeta dan militer telah membuat seluruh desa terbakar.
Rekaman video yang diperoleh dari kelompok masyarakat setempat menunjukkan ruang kelas dengan darah di lantai, kerusakan pada atap dan seorang ibu menangisi mayat putranya.
Menurut UNICEF, sekolah harus aman dan tidak pernah menjadi target serangan. “Setidaknya 15 anak dari sekolah yang sama masih hilang,” lanjut pernyataan itu. UNICEF menyerukan pembebasan segera mereka dengan aman.
Sekjen PBB Antonio Guterres juga mengutuk serangan itu. Menurut kantor Sekjen PBB, setidaknya 13 orang tewas, termasuk 11 siswa.
“Guterres mengutuk keras serangan oleh Angkatan Bersenjata Myanmar di sebuah sekolah di Let Yet Kone dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban,” juru bicara Guterres, Stéphane Dujarric mengatakan dalam sebuah pernyataan.
tulis komentar anda