Lepas dari Ukraina, 2 Wilayah Donbass Ingin Referendum Gabung Rusia
Selasa, 20 September 2022 - 07:49 WIB
DONETSK - Donetsk dan Luhansk, dua wilayah di Donbass yang memisahkan diri dari Ukraina , berencana menggelar referendum untuk bergabung dengan Federasi Rusia . Jika terjadi, ini akan seperti Crimea pada 2014 silam.
Donetsk sudah lama memerdekakan diri dari Ukraina, membentuk pemerintahan dengan nama Republik Rakyat Donetsk (DPR).
Begitu juga Luhansk yang membentuk pemerintahan sendiri dengan nama Republik Rakyat Luhansk (LPR).
Presiden Rusia Vladimir Putin resmi mengakui dua wilayah itu sebagai negara merdeka tak lama sebelum invasi ke Ukraina diluncurkan.
Namun, pemerintah Ukraina yang berbasis di Kiev menolak mengakui dua wilayahnya itu sebagai negara.
Otoritas kamar sipil Donetsk pada hari Senin mengatakan DPR harus segera mengadakan referendum untuk bergabung dengan Rusia.
Di hadapan ketua DPR Denis Pushilin, otoritas itu mengatakan sudah tiba waktunya untuk tindakan tegas, mendesaknya untuk mengadakan pemungutan suara sesegera mungkin.
“Kami semua merasa dan tahu untuk waktu yang lama bahwa Donbass adalah Rusia, kami telah berjuang untuk ini selama delapan tahun. Untuk ini, kami setiap hari mengalami serangan di rumah, jalan, rumah sakit, sekolah, dan taman kanak-kanak kami,” kata kepala kamar sipil Donetsk, Aleksander Kofman, dalam sebuah pernyataan.
Donetsk sudah lama memerdekakan diri dari Ukraina, membentuk pemerintahan dengan nama Republik Rakyat Donetsk (DPR).
Begitu juga Luhansk yang membentuk pemerintahan sendiri dengan nama Republik Rakyat Luhansk (LPR).
Presiden Rusia Vladimir Putin resmi mengakui dua wilayah itu sebagai negara merdeka tak lama sebelum invasi ke Ukraina diluncurkan.
Namun, pemerintah Ukraina yang berbasis di Kiev menolak mengakui dua wilayahnya itu sebagai negara.
Otoritas kamar sipil Donetsk pada hari Senin mengatakan DPR harus segera mengadakan referendum untuk bergabung dengan Rusia.
Di hadapan ketua DPR Denis Pushilin, otoritas itu mengatakan sudah tiba waktunya untuk tindakan tegas, mendesaknya untuk mengadakan pemungutan suara sesegera mungkin.
“Kami semua merasa dan tahu untuk waktu yang lama bahwa Donbass adalah Rusia, kami telah berjuang untuk ini selama delapan tahun. Untuk ini, kami setiap hari mengalami serangan di rumah, jalan, rumah sakit, sekolah, dan taman kanak-kanak kami,” kata kepala kamar sipil Donetsk, Aleksander Kofman, dalam sebuah pernyataan.
tulis komentar anda