Zelensky Akui Ukraina Bergantung pada AS untuk Uang dan Militer
Selasa, 13 September 2022 - 07:38 WIB
AS telah menyalurkan lebih dari USD30 miliar bantuan militer ke Ukraina, di mana USD17 miliar di antaranya datang antara kudeta 2014 dan eskalasi permusuhan pada Februari.
Amunisi dan senjata terbaru, yang diumumkan pekan lalu, bernilai USD675 juta.
Selain senjata, amunisi, dan uang tunai untuk mengisi anggaran Ukraina, badan intelijen AS dan Inggris "bekerja dengan Ukraina," termasuk perencanaan serangan pekan lalu di Wilayah Kharkov, menurut Senator Mark Warner dari Virginia.
“Kolaborasi semacam ini menunjukkan kekuatan gabungan intelijen militer kami,” papar Warner, yang memimpin Komite Intelijen Senat AS, mengatakan kepada CNN pada Minggu.
Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, mengutip kegagalan Kiev mengimplementasikan perjanjian Minsk, yang dirancang untuk memberikan status khusus wilayah Donetsk dan Lugansk di dalam negara Ukraina.
Protokol, yang ditengahi Jerman dan Prancis, pertama kali ditandatangani pada tahun 2014. Mantan presiden Ukraina Pyotr Poroshenko sejak itu mengakui bahwa tujuan utama Kiev adalah menggunakan gencatan senjata untuk mengulur waktu dan “menciptakan angkatan bersenjata yang kuat.”
Pada Februari 2022, Kremlin mengakui republik Donbass sebagai negara merdeka dan menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer Barat mana pun. Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan.
Amunisi dan senjata terbaru, yang diumumkan pekan lalu, bernilai USD675 juta.
Selain senjata, amunisi, dan uang tunai untuk mengisi anggaran Ukraina, badan intelijen AS dan Inggris "bekerja dengan Ukraina," termasuk perencanaan serangan pekan lalu di Wilayah Kharkov, menurut Senator Mark Warner dari Virginia.
“Kolaborasi semacam ini menunjukkan kekuatan gabungan intelijen militer kami,” papar Warner, yang memimpin Komite Intelijen Senat AS, mengatakan kepada CNN pada Minggu.
Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, mengutip kegagalan Kiev mengimplementasikan perjanjian Minsk, yang dirancang untuk memberikan status khusus wilayah Donetsk dan Lugansk di dalam negara Ukraina.
Protokol, yang ditengahi Jerman dan Prancis, pertama kali ditandatangani pada tahun 2014. Mantan presiden Ukraina Pyotr Poroshenko sejak itu mengakui bahwa tujuan utama Kiev adalah menggunakan gencatan senjata untuk mengulur waktu dan “menciptakan angkatan bersenjata yang kuat.”
Pada Februari 2022, Kremlin mengakui republik Donbass sebagai negara merdeka dan menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer Barat mana pun. Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda