Rusia Beri Ancaman Baru pada 2 Negara Calon Anggota NATO
Jum'at, 02 September 2022 - 11:19 WIB
MOSKOW - Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov memperingatkan Moskow harus meningkatkan “kemampuannya” di barat laut jika instalasi NATO muncul di Finlandia dan Swedia.
Diplomat top Rusia itu membuat pernyataan pada Kamis ketika dia bertemu para mahasiswa dan staf di Institut Hubungan Internasional Negara Moskow (MGIMO).
“Jika pangkalan (NATO) dibuat di wilayah Finlandia dan Swedia, atau lebih tepatnya, jika mereka memutuskan membuat pangkalan ini untuk mereka, saya yakin Amerika akan memiliki kata kuncinya… Tergantung pada bagaimana semua ini terwujud, tentu saja, kami akan membuat keputusan untuk memperkuat kemampuan kami di barat laut Rusia,” ungkap Lavrov, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Dia menjelaskan, bagaimanapun, meluncurkan pangkalan NATO di wilayah kedua negara Nordik akan “secara radikal” memperluas “garis kontak” antara Rusia dan aliansi tersebut.
Finlandia dan Swedia bergegas bergabung dengan blok pimpinan Amerika Serikat (AS) awal tahun ini, dengan alasan konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina.
Sementara secara resmi mempertahankan status netral selama beberapa dekade, kedua negara Nordik telah bekerja sama erat dengan aliansi militer itu untuk waktu yang lama.
Proses aksesi menemui jalan buntu setelah negara besar NATO, Turki, keberatan dengan rencana menerima Swedia dan Finlandia.
Diplomat top Rusia itu membuat pernyataan pada Kamis ketika dia bertemu para mahasiswa dan staf di Institut Hubungan Internasional Negara Moskow (MGIMO).
“Jika pangkalan (NATO) dibuat di wilayah Finlandia dan Swedia, atau lebih tepatnya, jika mereka memutuskan membuat pangkalan ini untuk mereka, saya yakin Amerika akan memiliki kata kuncinya… Tergantung pada bagaimana semua ini terwujud, tentu saja, kami akan membuat keputusan untuk memperkuat kemampuan kami di barat laut Rusia,” ungkap Lavrov, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Dia menjelaskan, bagaimanapun, meluncurkan pangkalan NATO di wilayah kedua negara Nordik akan “secara radikal” memperluas “garis kontak” antara Rusia dan aliansi tersebut.
Finlandia dan Swedia bergegas bergabung dengan blok pimpinan Amerika Serikat (AS) awal tahun ini, dengan alasan konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina.
Sementara secara resmi mempertahankan status netral selama beberapa dekade, kedua negara Nordik telah bekerja sama erat dengan aliansi militer itu untuk waktu yang lama.
Proses aksesi menemui jalan buntu setelah negara besar NATO, Turki, keberatan dengan rencana menerima Swedia dan Finlandia.
tulis komentar anda