Sosok Khem Veasna, Peramal Kiamat yang Bikin 20.000 Warga Kamboja Ngungsi

Kamis, 01 September 2022 - 10:18 WIB
Khem Veasna (kanan) bersama ribuan warga Kamboja yang mengungsi di rumahnya karena percaya pada ramalannya bahwa hari kiamat segera datang. Foto/Facebook via UK Times
PHNOM PENH - Khem Veasna, politisi oposisi Kamboja , telah membuat heboh negaranya. Dia meramalkan hari kiamat segera datang, menyebabkan 20.000 warga yang percaya mengungsi di rumahnya.

Politisi kelahiran 11 Desember 1965 ini merupakan pendiri Partai Liga untuk Demokrasi (LDP) dan saat ini menjabat sebagai presiden partai tersebut.

Sebelumnya, dia adalah anggota Partai Sam Rainsy, dan terdaftar sebagai calon anggota Parlemen sejak 1998. Dia baru terpilih menjadi anggota Parlemen pada pemilu 2003 untuk Majelis Nasional Provinsi Prey Veng.



Pada tahun 2005, dia tidak lagi menjadi anggota Partai Sam Rainsy dan membentuk Partai Liga untuk Demokrasi.



Veasna baru-baru ini mengeklaim sebuah "lubang hitam" telah terbentuk di tulang punggungnya. Menurutnya, tanda itu mengiriminya pesan tentang banjir yang akan datang, yang akan menghancurkan segalanya selain lahan pertaniannya di Siem Reap.

Dia bahkan menulis di Facebook: "Saya tidak bisa tidur karena setiap kali saya tidur, sumsum tulang belakang saya menarik begitu keras, karena dunia runtuh, dan air mengalir ke celah."

Ramalan hari kiamat itu dipercaya sekitar 20.000 orang pengikutnya. Mereka berbondong-bondong mengungsi ke rumah Veasna di area pertanian Siem Reap, yang dipercaya sebagai satu-satunya tempat yang aman dari kiamat.

Mereka mengungsi ke rumah tersebut untuk menyaksikan banjir apokaliptik, yang mereka percaya akan menghancurkan segalanya selain rumah Veasna.

Politisi peramal kiamat itu juga mem-posting sejumlah gambar penampakan di langit, yang katanya pertanda akan datangnya hari kiamat.

Veasna, yang menyebut dirinya sebagai Brahma, telah menyerukan pekerja migran Kamboja di Korea Selatan untuk meninggalkan pekerjaan mereka dan kembali ke rumah.

Seruan kepada 30.000 ekspatriat di Korea Selatan memicu peringatan oleh Kedutaan Kamboja di Seoul agar warga tidak bepergian ke sana. Jika mereka pergi tanpa memberi tahu perusahaan mereka, kata kedutaan, mereka tidak akan mendapatkan pekerjaan mereka kembali.

Pihak berwenang Kamboja juga resah dengan ulah politisi itu. Mereka mengeluarkan ultimatum kepada ribuan pengikut Veasna agar membubarkan diri dari rumah pengungsian. Jika tidak, tindakan hukum akan diambil.

Ultimatum dikeluarkan setelah penduduk sekitar mengeluhkan kekacauan yang dibuat para pengkut Veasna, termasuk buang air besar di tempat umum.

Alih-alih membubarkan diri, para pengikut Veasna justru mendirikan tenda dan menyewa kamar hotel di dekat rumah pengungsian.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More