Medvedev Buat 2 Prediksi Keras tentang Nasib Akhir Zelensky
Sabtu, 13 Agustus 2022 - 01:01 WIB
MOSKOW - Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev membuat prediksi keras tentang nasib akhir Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Menurut Medvedev, Zelensky pada akhirnya hanya memiliki dua pilihan yakni menghadapi pengadilan militer atau kembali ke karir aktingnya.
Pernyataan Medvedev itu muncul dalam wawancara email yang diterbitkan Jumat (12/8/2022).
“(Ini akan menjadi) pengadilan militer atau kembali sebagai peran pendukung dalam acara komedi,” papar Medvedev kepada wartawan Rusia Nadana Fridrikhson, ketika ditanya tentang kemungkinan nasib Zelensky.
Medvedev, yang sekarang menjadi wakil kepala Dewan Keamanan Nasional Rusia, sebelumnya menyebut Zelensky “seorang pria yang tidak bercukur mengenakan kaos hijau”.
Medvedev juga membandingkan Zelensky dengan Pemimpin Nazi Jerman Adolf Hitler setelah presiden Ukraina itu mendesak negara-negara Barat menutup perbatasan mereka bagi semua warga Rusia.
Sebelum menjadi presiden Ukraina, Zelensky adalah seorang komedian dan aktor.
Dari tahun 2015 hingga 2019, Zelensky berperan sebagai guru sejarah sekolah menengah yang secara tak terduga menjadi presiden Ukraina dalam serial televisi berjudul “Pelayan Rakyat.”
Setelah terjun ke dunia politik, Zelensky menamai partainya dengan nama acara televisi tersebut.
Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, dengan alasan kegagalan Kiev mengimplementasikan perjanjian Minsk, yang dirancang untuk memberikan wilayah Donetsk dan Lugansk status khusus di dalam negara Ukraina.
Protokol, yang ditengahi Jerman dan Prancis, pertama kali ditandatangani pada 2014. Mantan Presiden Ukraina Pyotr Poroshenko sejak itu mengakui tujuan utama Kiev adalah menggunakan gencatan senjata untuk mengulur waktu dan “menciptakan angkatan bersenjata yang kuat.”
Pada Februari 2022, Kremlin mengakui Republik Donbass sebagai negara merdeka dan menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer Barat mana pun. Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan.
Menurut Medvedev, Zelensky pada akhirnya hanya memiliki dua pilihan yakni menghadapi pengadilan militer atau kembali ke karir aktingnya.
Pernyataan Medvedev itu muncul dalam wawancara email yang diterbitkan Jumat (12/8/2022).
“(Ini akan menjadi) pengadilan militer atau kembali sebagai peran pendukung dalam acara komedi,” papar Medvedev kepada wartawan Rusia Nadana Fridrikhson, ketika ditanya tentang kemungkinan nasib Zelensky.
Medvedev, yang sekarang menjadi wakil kepala Dewan Keamanan Nasional Rusia, sebelumnya menyebut Zelensky “seorang pria yang tidak bercukur mengenakan kaos hijau”.
Medvedev juga membandingkan Zelensky dengan Pemimpin Nazi Jerman Adolf Hitler setelah presiden Ukraina itu mendesak negara-negara Barat menutup perbatasan mereka bagi semua warga Rusia.
Sebelum menjadi presiden Ukraina, Zelensky adalah seorang komedian dan aktor.
Dari tahun 2015 hingga 2019, Zelensky berperan sebagai guru sejarah sekolah menengah yang secara tak terduga menjadi presiden Ukraina dalam serial televisi berjudul “Pelayan Rakyat.”
Setelah terjun ke dunia politik, Zelensky menamai partainya dengan nama acara televisi tersebut.
Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, dengan alasan kegagalan Kiev mengimplementasikan perjanjian Minsk, yang dirancang untuk memberikan wilayah Donetsk dan Lugansk status khusus di dalam negara Ukraina.
Protokol, yang ditengahi Jerman dan Prancis, pertama kali ditandatangani pada 2014. Mantan Presiden Ukraina Pyotr Poroshenko sejak itu mengakui tujuan utama Kiev adalah menggunakan gencatan senjata untuk mengulur waktu dan “menciptakan angkatan bersenjata yang kuat.”
Pada Februari 2022, Kremlin mengakui Republik Donbass sebagai negara merdeka dan menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer Barat mana pun. Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan.
(sya)
tulis komentar anda