Perlintasan Gaza Dibuka saat Gencatan Senjata Israel dan Jihad Islam
Senin, 08 Agustus 2022 - 16:46 WIB
JALUR GAZA - Truk-truk bahan bakar minyak (BBM) memasuki Gaza saat gencatan senjata yang ditengahi Mesir antara Israel dan pejuang Jihad Islam diterapkan pada Senin (8/8/2022).
Perkembangan itu meningkatkan harapan bahwa konflik intens yang menewaskan puluhan warga Palestina telah berakhir.
Seorang wartawan AFP di perlintasan barang ke Gaza selatan melihat truk-truk bermuatan bahan bakar memasuki daerah kantong itu.
Pergerakan truk itu mengakhiri kekurangan parah BBM yang mendorong satu-satunya pembangkit listrik di Gaza ditutup pada Sabtu.
Kedatangan pasokan vital mengikuti dimulainya gencatan senjata pada pukul 11:30 malam waktu setempat pada Minggu.
Gencatan senjata itu untuk membendung pertempuran terburuk di Gaza sejak perang 11 hari tahun lalu yang menghancurkan wilayah pesisir Palestina.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 15 anak termasuk di antara 44 orang yang tewas dalam pertempuran sengit selama tiga hari.
Meskipun ada serangkaian serangan udara dan serangan roket menjelang gencatan senjata, tidak ada pihak yang melaporkan pelanggaran besar terhadap perjanjian semalam.
Militer Israel mengatakan jalan akan dibuka kembali secara bertahap di daerah perbatasan pada Senin.
“Diputuskan untuk secara bertahap mencabut pembatasan, yang telah membuat warga Israel yang tinggal di dekat Gaza tetap dekat dengan tempat perlindungan bom mereka,” papar pernyataan militer Israel.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyambut baik gencatan senjata dan berterima kasih kepada Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi atas peran negaranya dalam menengahi kesepakatan itu.
Utusan perdamaian Timur Tengah PBB Tor Wennesland mengatakan, "Situasinya masih sangat rapuh, dan saya mendesak semua pihak untuk mematuhi gencatan senjata."
Kantor Perdana Menteri (PM) Israel Yair Lapid pada Minggu malam berterima kasih kepada "Mesir atas upayanya" dalam gencatan senjata.
Meski demikian, Lapid mengatakan, "Jika gencatan senjata dilanggar, Israel menjaga hak untuk merespons dengan kuat."
Jihad Islam, kelompok yang didukung Iran yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh beberapa negara Barat, juga menerima gencatan senjata.
Meski demikian, Jihad Islam mengatakan mereka juga “berhak untuk menanggapi” agresi apa pun.
Sejak Jumat, Israel telah meluncurkan pemboman udara dan artileri berat terhadap posisi Jihad Islam di Gaza. Serangan Israel menyebabkan gerilyawan menembakkan ratusan roket sebagai pembalasan.
Selain mereka yang tewas, pejabat kesehatan Gaza mengatakan 360 orang terluka di daerah kantong Palestina, yang dikontrol kelompok Islam Hamas.
Seorang pejabat senior diplomatik Israel mengatakan pada Senin bahwa, “Sebagian besar warga sipil yang tewas di Gaza dibunuh oleh roket Jihad Islam yang gagal atau salah tembak.”
“Tiga orang di Israel terluka oleh pecahan peluru, sementara 31 orang lainnya terluka ringan saat berlari mencari keselamatan,” papar layanan darurat.
Anggota Jihad Islam Mohammad Al-Hindi mengatakan, “Kesepakatan gencatan senjata berisi komitmen Mesir untuk bekerja menuju pembebasan dua tahanan.”
Mereka disebut sebagai Bassem Al-Saadi, tokoh senior di sayap politik Jihad Islam yang baru-baru ini ditangkap di Tepi Barat yang diduduki, dan Khalil Awawdeh, pejuang yang juga ditahan Israel.
Warga Gaza Nour Abu Sultan (29) mengatakan konflik tiga hari itu “mengerikan”. “Saya tidak bisa tidur selama penembakan dan suara roket, jet tempur di atas kami,” papar dia.
Dalia Harel, penduduk kota Sderot Israel yang dekat dengan perbatasan Gaza, mengatakan dia “kecewa” mendengar berita tentang gencatan senjata Minggu meskipun kelima anaknya “trauma.”
“Kami lelah melakukan operasi militer setiap tahun. Kami membutuhkan para pemimpin militer dan politik kami menyelesaikannya sekali dan untuk semua… kami bukan untuk perang, tetapi kami tidak bisa terus seperti ini,” ujar dia.
Jihad Islam bersekutu dengan Hamas tetapi sering bertindak secara independen. Hamas telah berperang empat kali dengan Israel sejak menguasai Gaza pada 2007, termasuk konflik Mei tahun lalu.
Israel mengatakan perlu meluncurkan operasi "pre-emptive" terhadap Jihad Islam, sementara pejabat diplomatik mengatakan kelompok itu telah merencanakan serangan dengan tembakan penembak jitu atau dengan rudal anti-tank.
Tentara Israel telah membunuh para pemimpin senior Jihad Islam di Gaza, termasuk Taysir Al-Jabari dan Khaled Mansour.
Pejabat senior diplomatik Israel mengatakan, “Jihad Islam telah mendapat pukulan yang sangat serius yang telah membawa mereka mundur beberapa dekade.”
Perkembangan itu meningkatkan harapan bahwa konflik intens yang menewaskan puluhan warga Palestina telah berakhir.
Seorang wartawan AFP di perlintasan barang ke Gaza selatan melihat truk-truk bermuatan bahan bakar memasuki daerah kantong itu.
Pergerakan truk itu mengakhiri kekurangan parah BBM yang mendorong satu-satunya pembangkit listrik di Gaza ditutup pada Sabtu.
Kedatangan pasokan vital mengikuti dimulainya gencatan senjata pada pukul 11:30 malam waktu setempat pada Minggu.
Gencatan senjata itu untuk membendung pertempuran terburuk di Gaza sejak perang 11 hari tahun lalu yang menghancurkan wilayah pesisir Palestina.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 15 anak termasuk di antara 44 orang yang tewas dalam pertempuran sengit selama tiga hari.
Meskipun ada serangkaian serangan udara dan serangan roket menjelang gencatan senjata, tidak ada pihak yang melaporkan pelanggaran besar terhadap perjanjian semalam.
Militer Israel mengatakan jalan akan dibuka kembali secara bertahap di daerah perbatasan pada Senin.
“Diputuskan untuk secara bertahap mencabut pembatasan, yang telah membuat warga Israel yang tinggal di dekat Gaza tetap dekat dengan tempat perlindungan bom mereka,” papar pernyataan militer Israel.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyambut baik gencatan senjata dan berterima kasih kepada Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi atas peran negaranya dalam menengahi kesepakatan itu.
Utusan perdamaian Timur Tengah PBB Tor Wennesland mengatakan, "Situasinya masih sangat rapuh, dan saya mendesak semua pihak untuk mematuhi gencatan senjata."
Kantor Perdana Menteri (PM) Israel Yair Lapid pada Minggu malam berterima kasih kepada "Mesir atas upayanya" dalam gencatan senjata.
Meski demikian, Lapid mengatakan, "Jika gencatan senjata dilanggar, Israel menjaga hak untuk merespons dengan kuat."
Jihad Islam, kelompok yang didukung Iran yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh beberapa negara Barat, juga menerima gencatan senjata.
Meski demikian, Jihad Islam mengatakan mereka juga “berhak untuk menanggapi” agresi apa pun.
Sejak Jumat, Israel telah meluncurkan pemboman udara dan artileri berat terhadap posisi Jihad Islam di Gaza. Serangan Israel menyebabkan gerilyawan menembakkan ratusan roket sebagai pembalasan.
Selain mereka yang tewas, pejabat kesehatan Gaza mengatakan 360 orang terluka di daerah kantong Palestina, yang dikontrol kelompok Islam Hamas.
Seorang pejabat senior diplomatik Israel mengatakan pada Senin bahwa, “Sebagian besar warga sipil yang tewas di Gaza dibunuh oleh roket Jihad Islam yang gagal atau salah tembak.”
“Tiga orang di Israel terluka oleh pecahan peluru, sementara 31 orang lainnya terluka ringan saat berlari mencari keselamatan,” papar layanan darurat.
Anggota Jihad Islam Mohammad Al-Hindi mengatakan, “Kesepakatan gencatan senjata berisi komitmen Mesir untuk bekerja menuju pembebasan dua tahanan.”
Mereka disebut sebagai Bassem Al-Saadi, tokoh senior di sayap politik Jihad Islam yang baru-baru ini ditangkap di Tepi Barat yang diduduki, dan Khalil Awawdeh, pejuang yang juga ditahan Israel.
Warga Gaza Nour Abu Sultan (29) mengatakan konflik tiga hari itu “mengerikan”. “Saya tidak bisa tidur selama penembakan dan suara roket, jet tempur di atas kami,” papar dia.
Dalia Harel, penduduk kota Sderot Israel yang dekat dengan perbatasan Gaza, mengatakan dia “kecewa” mendengar berita tentang gencatan senjata Minggu meskipun kelima anaknya “trauma.”
“Kami lelah melakukan operasi militer setiap tahun. Kami membutuhkan para pemimpin militer dan politik kami menyelesaikannya sekali dan untuk semua… kami bukan untuk perang, tetapi kami tidak bisa terus seperti ini,” ujar dia.
Jihad Islam bersekutu dengan Hamas tetapi sering bertindak secara independen. Hamas telah berperang empat kali dengan Israel sejak menguasai Gaza pada 2007, termasuk konflik Mei tahun lalu.
Israel mengatakan perlu meluncurkan operasi "pre-emptive" terhadap Jihad Islam, sementara pejabat diplomatik mengatakan kelompok itu telah merencanakan serangan dengan tembakan penembak jitu atau dengan rudal anti-tank.
Tentara Israel telah membunuh para pemimpin senior Jihad Islam di Gaza, termasuk Taysir Al-Jabari dan Khaled Mansour.
Pejabat senior diplomatik Israel mengatakan, “Jihad Islam telah mendapat pukulan yang sangat serius yang telah membawa mereka mundur beberapa dekade.”
(sya)
tulis komentar anda