Anggota DPR AS: Sebagian Besar Bantuan untuk Ukraina adalah Penipuan

Senin, 08 Agustus 2022 - 14:27 WIB
Penasihat krisis senior Amnesty International Donatella Rovera mengatakan kepada CBS bahwa, "Benar-benar tidak ada informasi ke mana senjata itu pergi.”

Anggota DPR Lauren Boebert (Partai Republik Colorado) mengatakan pengawasan tersebut telah diberhentikan sebelum laporan CBS.

“Berapa banyak orang yang disebut bot Rusia karena mengatakan hal yang sama persis sejak Maret? Sekarang, ketika CBS mengatakannya, itu baik-baik saja. Apapun masalahnya, senang faktanya keluar sekarang. Mayoritas bantuan Ukraina adalah penipuan,” tegas dia.

Senator AS Rand Paul (Partai Republik Kentucky) menunda pemungutan suara Senat pada RUU bantuan Ukraina dengan bersikeras menambahkan ketentuan menunjuk seorang inspektur jenderal untuk memantau bagaimana uang itu dibelanjakan.

Rekan-rekannya menolak memasukkan persyaratan pengawasan dan meloloskan paket besar beberapa hari kemudian.

Seorang pejabat intelijen AS mengatakan kepada CNN pada April bahwa pengiriman senjata jatuh "ke dalam lubang hitam besar" begitu mereka mencapai Ukraina.

Greene, Boebert dan anggota parlemen lainnya yang memilih menentang RUU bantuan itu dihina oleh para kritikus karena gagal mendukung Ukraina.

Setelah Greene berpendapat pemerintah AS berfokus pada pengiriman miliaran dolar bantuan ke Ukraina pada saat ibu-ibu Amerika bahkan tidak dapat membeli susu formula untuk bayi mereka, Partai Demokrat menuduhnya berdiri “bersama Presiden Putin dalam menghadapi agresi Rusia.”

Anggota DPR Jamie Raskin (Partai Demokrat Maryland) menuding Greene "mengulangi propaganda dan disinformasi Putin" dan "menenangkan serangan imperialis terhadap negara-negara berdaulat."

Anggota parlemen Georgia juga bergumul dengan sesama anggota Republik setelah Anggota DPR Dan Crenshaw (Partai Republik Texas) membela paket bantuan Ukraina dengan mengatakan, “Berinvestasi dalam penghancuran militer musuh kita, tanpa kehilangan satu pasukan Amerika, menurut saya ide yang bagus.”
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More