Rusia Siap Bahas Pertukaran Tahanan dengan AS
Sabtu, 06 Agustus 2022 - 07:50 WIB
MOSKOW - Rusia mengaku siap untuk membahas pertukaran tahanan dengan Amerika Serikat (AS), Jumat (5/8/2022). Pengakuan ini muncul satu hari setelah bintang WNBA Brittney Griner dijatuhi hukuman 9 tahun penjara oleh pengadilan Rusia karena pelanggaran narkoba.
Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov mengatakan, Moskow “siap untuk membahas topik ini,” tetapi hanya dalam kerangka saluran diplomatik yang menurutnya telah disepakati sebelumnya oleh Presiden Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
“Ada saluran khusus yang telah disetujui oleh presiden, dan tidak peduli apa yang dikatakan orang di depan umum, saluran ini tetap relevan,” katanya pada konferensi pers di pertemuan dengan perwakilan ASEAN, seperti dikutip dari CNBC.
Lavrov memperingatkan AS agar tidak melakukan "diplomasi publik" dan membuat "pengumuman keras" tentang masalah ini, menunjukkan itu dapat membahayakan upaya berisiko tinggi untuk mengamankan pertukaran.
"Jika Amerika memutuskan untuk menggunakan diplomasi publik lagi dan membuat pengumuman keras, ini adalah urusan mereka, masalah mereka," lanjut Lavrov.
Sementara itu, Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby mengatakan bahwa AS telah membuat "usulan serius" untuk pertukaran tahanan dan mendesak Rusia untuk "menerimanya."
“Mereka seharusnya menerimanya beberapa minggu lalu, ketika kami pertama kali membuatnya,” kata Kirby. Ditanya apakah Washington dianggap sebagai tawaran balasan dari Rusia, dia berkata: "Saya tidak berpikir kita melangkah sejauh itu, bahkan menyebutnya sebagai tawaran balasan."
Sedangkan Biden mengatakan pada Jumat, bahwa dia “berharap,” tentang Griner. "Kami bekerja keras," katanya kepada wartawan di Gedung Putih setelah penandatanganan RUU. Menurut Biden, pemerintahannya akan bekerja tanpa lelah dan mengejar setiap jalan yang mungkin untuk membawa pulang Griner dan Paul Whelan, yang menjalani hukuman 16 tahun karena spionase.
Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov mengatakan, Moskow “siap untuk membahas topik ini,” tetapi hanya dalam kerangka saluran diplomatik yang menurutnya telah disepakati sebelumnya oleh Presiden Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
“Ada saluran khusus yang telah disetujui oleh presiden, dan tidak peduli apa yang dikatakan orang di depan umum, saluran ini tetap relevan,” katanya pada konferensi pers di pertemuan dengan perwakilan ASEAN, seperti dikutip dari CNBC.
Lavrov memperingatkan AS agar tidak melakukan "diplomasi publik" dan membuat "pengumuman keras" tentang masalah ini, menunjukkan itu dapat membahayakan upaya berisiko tinggi untuk mengamankan pertukaran.
"Jika Amerika memutuskan untuk menggunakan diplomasi publik lagi dan membuat pengumuman keras, ini adalah urusan mereka, masalah mereka," lanjut Lavrov.
Sementara itu, Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby mengatakan bahwa AS telah membuat "usulan serius" untuk pertukaran tahanan dan mendesak Rusia untuk "menerimanya."
“Mereka seharusnya menerimanya beberapa minggu lalu, ketika kami pertama kali membuatnya,” kata Kirby. Ditanya apakah Washington dianggap sebagai tawaran balasan dari Rusia, dia berkata: "Saya tidak berpikir kita melangkah sejauh itu, bahkan menyebutnya sebagai tawaran balasan."
Sedangkan Biden mengatakan pada Jumat, bahwa dia “berharap,” tentang Griner. "Kami bekerja keras," katanya kepada wartawan di Gedung Putih setelah penandatanganan RUU. Menurut Biden, pemerintahannya akan bekerja tanpa lelah dan mengejar setiap jalan yang mungkin untuk membawa pulang Griner dan Paul Whelan, yang menjalani hukuman 16 tahun karena spionase.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
tulis komentar anda