Israel Bombardir Gaza Tewaskan 15 Orang, Jihad Islam Balas dengan 100 Roket
Sabtu, 06 Agustus 2022 - 04:06 WIB
GAZA - Jet-jet tempur Israel pada Jumat (5/8/2022) membombardir Jalur Gaza, Palestina, yang menurut militer Zionis menewaskan sekitar 15 orang. Kelompok Jihad Islam Palestina (PIJ) membalas dengan menembakkan sekitar 100 roket ke negara Yahudi.
PIJ, salah satu kelompok militan terkuat di Gaza, mengatakan serangan udara oleh Israel sama halnya dengan "deklarasi perang".
Militer Israel mengeklaim 15 orang yang tewas dalam serangan udara di Gaza adalah para milisi. Namun, klaim itu tak sepenuhnya benar karena anak perempuan berusia 5 tahun berada di antara mereka yang tewas.
Kementerian Kesehatan di Gaza mengonfirmasi bahwa Taysir al-Jabari, seorang komandan Brigade Al-Quds—lengan militer PIJ—berada di antara mereka yang tewas dalam serangan udara Zionis Israel di sebuah apartemen di Menara Palestina di pusat Kota Gaza.
Militer Israel mengatakan seragannya adalah bagian dari operasi melawan target di dalam kelompok Jihad Islam Palestina.
Sebagai balasan, PIJ mengatakan telah menembakkan 100 roket dari Gaza ke wilayah Israel. Namun belum ada laporan tentang dampak serangan roket tersebut.
“Kami menyerukan semua kekuatan perlawanan dan sayap militer mereka untuk merespons dalam satu front persatuan terhadap agresi ini,” kata PIJ dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP, Sabtu (6/8/2022).
Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, sebanyak 55 warga Palestina lainnya terluka akibat agresi militer Zionis.
PIJ dan Israel telah bersitegang selama beberapa hari terakhir setelah pasukan Zionis menangkap anggota senior PIJ di Tepi Barat. Video penangkapan yang beredar menunjukkan anggota PIJ diseret ke tanah dan digigit anjing militer Zionis.
Tank-tank Israel telah berbaris di sepanjang perbatasan. "Kami mengasumsikan sekitar 15 tewas dalam aksi di Gaza," kata militer Israel mengacu pada para anggota PIJ.
Pemimpin PIJ, Ziad al-Nakhala, yang sedang mengunjungi Iran mengatakan kepada stasiun televisi Al-Mayadeen; "Tel Aviv akan menjadi salah satu target rudal perlawanan...seperti semua kota Zionis”.
Serangan udara militer Zionis terjadi empat hari setelah Israel menutup dua penyeberangan perbatasannya dengan Gaza dan membatasi pergerakan warga sipil Israel yang tinggal di dekat perbatasan, dengan alasan masalah keamanan.
Hamas, faksi Palestina yang memerintah Gaza, mengatakan Israel telah melakukan kejahatan baru yang harus dibayar mahal.
"Perlawanan di semua senjata dan faksi militernya bersatu dalam perjuangan ini dan akan berbicara dengan lantang...Semua front harus menembaki musuh," kata Hamas dalam sebuah pernyataan.
Perdana Menteri Israel Yair Lapid dijadwalkan mengadakan pembicaraan dengan Menteri Pertahanan Benny Gantz pada Jumat malam.
“Siapa pun yang mencoba menyakiti Israel harus tahu: kami akan menemukan Anda. Pasukan keamanan akan bertindak melawan teroris Jihad Islam untuk menghilangkan ancaman yang mereka berikan kepada warga Israel,” kata Lapid.
Jihad Islam Palestina telah masuk daftar hitam sebagai organisasi teroris oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Kantor presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan serangan militer Israel merupakan eskalasi berbahaya.
“Kepresidenan [Palestina] meminta masyarakat internasional untuk memaksa Israel menghentikan agresi ini terhadap rakyat kami di mana-mana,” kata kantor Abbas dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh kantor berita Wafa.
Pada Jumat sore, militer Israel melarang pertemuan besar dalam jarak 80 kilometer (50 mil) dari perbatasan Gaza, hingga Sabtu malam.
Langkah-langkah tersebut mengikuti empat hari penutupan jalan dan pembatasan pergerakan lainnya di daerah perbatasan.
Para warga Palestina, termasuk pasien dan mereka yang memiliki izin kerja Israel, telah dicegah meninggalkan Jalur Gaza sejak Selasa, sementara penyeberangan barang juga telah ditutup.
Satu-satunya pembangkit listrik Gaza berisiko padam karena kurangnya pasokan bahan bakar melalui Israel.
PIJ, salah satu kelompok militan terkuat di Gaza, mengatakan serangan udara oleh Israel sama halnya dengan "deklarasi perang".
Militer Israel mengeklaim 15 orang yang tewas dalam serangan udara di Gaza adalah para milisi. Namun, klaim itu tak sepenuhnya benar karena anak perempuan berusia 5 tahun berada di antara mereka yang tewas.
Kementerian Kesehatan di Gaza mengonfirmasi bahwa Taysir al-Jabari, seorang komandan Brigade Al-Quds—lengan militer PIJ—berada di antara mereka yang tewas dalam serangan udara Zionis Israel di sebuah apartemen di Menara Palestina di pusat Kota Gaza.
Militer Israel mengatakan seragannya adalah bagian dari operasi melawan target di dalam kelompok Jihad Islam Palestina.
Sebagai balasan, PIJ mengatakan telah menembakkan 100 roket dari Gaza ke wilayah Israel. Namun belum ada laporan tentang dampak serangan roket tersebut.
“Kami menyerukan semua kekuatan perlawanan dan sayap militer mereka untuk merespons dalam satu front persatuan terhadap agresi ini,” kata PIJ dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP, Sabtu (6/8/2022).
Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, sebanyak 55 warga Palestina lainnya terluka akibat agresi militer Zionis.
PIJ dan Israel telah bersitegang selama beberapa hari terakhir setelah pasukan Zionis menangkap anggota senior PIJ di Tepi Barat. Video penangkapan yang beredar menunjukkan anggota PIJ diseret ke tanah dan digigit anjing militer Zionis.
Tank-tank Israel telah berbaris di sepanjang perbatasan. "Kami mengasumsikan sekitar 15 tewas dalam aksi di Gaza," kata militer Israel mengacu pada para anggota PIJ.
Pemimpin PIJ, Ziad al-Nakhala, yang sedang mengunjungi Iran mengatakan kepada stasiun televisi Al-Mayadeen; "Tel Aviv akan menjadi salah satu target rudal perlawanan...seperti semua kota Zionis”.
Serangan udara militer Zionis terjadi empat hari setelah Israel menutup dua penyeberangan perbatasannya dengan Gaza dan membatasi pergerakan warga sipil Israel yang tinggal di dekat perbatasan, dengan alasan masalah keamanan.
Hamas, faksi Palestina yang memerintah Gaza, mengatakan Israel telah melakukan kejahatan baru yang harus dibayar mahal.
"Perlawanan di semua senjata dan faksi militernya bersatu dalam perjuangan ini dan akan berbicara dengan lantang...Semua front harus menembaki musuh," kata Hamas dalam sebuah pernyataan.
Perdana Menteri Israel Yair Lapid dijadwalkan mengadakan pembicaraan dengan Menteri Pertahanan Benny Gantz pada Jumat malam.
“Siapa pun yang mencoba menyakiti Israel harus tahu: kami akan menemukan Anda. Pasukan keamanan akan bertindak melawan teroris Jihad Islam untuk menghilangkan ancaman yang mereka berikan kepada warga Israel,” kata Lapid.
Jihad Islam Palestina telah masuk daftar hitam sebagai organisasi teroris oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Kantor presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan serangan militer Israel merupakan eskalasi berbahaya.
“Kepresidenan [Palestina] meminta masyarakat internasional untuk memaksa Israel menghentikan agresi ini terhadap rakyat kami di mana-mana,” kata kantor Abbas dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh kantor berita Wafa.
Pada Jumat sore, militer Israel melarang pertemuan besar dalam jarak 80 kilometer (50 mil) dari perbatasan Gaza, hingga Sabtu malam.
Langkah-langkah tersebut mengikuti empat hari penutupan jalan dan pembatasan pergerakan lainnya di daerah perbatasan.
Para warga Palestina, termasuk pasien dan mereka yang memiliki izin kerja Israel, telah dicegah meninggalkan Jalur Gaza sejak Selasa, sementara penyeberangan barang juga telah ditutup.
Satu-satunya pembangkit listrik Gaza berisiko padam karena kurangnya pasokan bahan bakar melalui Israel.
(min)
tulis komentar anda