Terungkap, Jet Tempur Siluman F-35 AS Tak Bisa Terbang saat Badai Petir
Sabtu, 27 Juni 2020 - 08:09 WIB
WASHINGTON - Varian jet tempur siluman F-35A Joint Strike Fighter (JSF) buatan Amerika Serikat (AS) yang paling banyak digunakan saat ini tidak dapat terbang dalam kondisi badai petir.
Produsennya, Lockheed Martin, mengatakan kondisi itu terungkap setelah ditemukan kerusakan pada salah satu sistem yang digunakannya untuk melindungi diri dari petir.
Untuk terbang dengan aman dalam kondisi badai petir, F-35 bergantung pada Onboard Inert Gas Generation System atau OBIGGS yang memompa udara yang diperkaya nitrogen ke dalam tangki bahan bakar untuk mematikannya. Tanpa sistem ini, jet tempur generasi kelima yang terkenal mahal dan canggih bisa meledak jika disambar petir. (Baca: Jet Tempur Siluman F-35 AS Senilai Rp1,3 Triliun Jatuh di Florida )
Namun, kerusakan pada salah satu tabung yang mendistribusikan gas inert ke tangki bahan bakar ditemukan selama pemeliharaan depot rutin F-35A di Kompleks Logistik Ogden Pangkalan Angkatan Udara Hill di Utah. Demikian dipaparkan Lockheed Martin dalam dalam sebuah pernyataan yang dirilis hari Rabu.
Lockheed untuk sementara menghentikan pengiriman jet tempur F-35 dari 2 hingga 23 Juni karena perusahaan memvalidasi apakah pesawat-pesawat itu benar-benar menginstal sistem OBIGGS atau belum. "Namun, tampaknya anomali ini terjadi di lapangan setelah pengiriman pesawat," lanjut penyataan Lockheed Martin seperti dikutip Defense News, Jumat (26/6/2020).
Juru bicara Lockheed Martin Brett Ashworth mengatakan sejak penghentian sementara itu perusahaan sudah mengirim lagi dua unit F-35.
Karena tidak dapat dipastikan bahwa sistem OBIGGS akan berfungsi dengan baik jika jet itu terkena petir, Kantor Program Gabungan (JPO) F-35 telah memilih untuk melembagakan pembatasan penerbangan. (Baca: Jet Tempur Siluman F-35 AS Diuji Jatuhkan Bom Nuklir B61-12 Inert )
"Sebagai tindakan pencegahan keselamatan, JPO merekomendasikan kepada komandan unit bahwa mereka menerapkan pembatasan penerbangan petir untuk F-35A, yang membatasi penerbangan dalam jarak 25 mil dari petir atau badai," imbuh Lockheed Martin.
“Kami bekerja sama dengan JPO F-35 pada investigasi akar penyebab tindakan korektif untuk menentukan langkah selanjutnya.”
Produsennya, Lockheed Martin, mengatakan kondisi itu terungkap setelah ditemukan kerusakan pada salah satu sistem yang digunakannya untuk melindungi diri dari petir.
Untuk terbang dengan aman dalam kondisi badai petir, F-35 bergantung pada Onboard Inert Gas Generation System atau OBIGGS yang memompa udara yang diperkaya nitrogen ke dalam tangki bahan bakar untuk mematikannya. Tanpa sistem ini, jet tempur generasi kelima yang terkenal mahal dan canggih bisa meledak jika disambar petir. (Baca: Jet Tempur Siluman F-35 AS Senilai Rp1,3 Triliun Jatuh di Florida )
Namun, kerusakan pada salah satu tabung yang mendistribusikan gas inert ke tangki bahan bakar ditemukan selama pemeliharaan depot rutin F-35A di Kompleks Logistik Ogden Pangkalan Angkatan Udara Hill di Utah. Demikian dipaparkan Lockheed Martin dalam dalam sebuah pernyataan yang dirilis hari Rabu.
Lockheed untuk sementara menghentikan pengiriman jet tempur F-35 dari 2 hingga 23 Juni karena perusahaan memvalidasi apakah pesawat-pesawat itu benar-benar menginstal sistem OBIGGS atau belum. "Namun, tampaknya anomali ini terjadi di lapangan setelah pengiriman pesawat," lanjut penyataan Lockheed Martin seperti dikutip Defense News, Jumat (26/6/2020).
Juru bicara Lockheed Martin Brett Ashworth mengatakan sejak penghentian sementara itu perusahaan sudah mengirim lagi dua unit F-35.
Karena tidak dapat dipastikan bahwa sistem OBIGGS akan berfungsi dengan baik jika jet itu terkena petir, Kantor Program Gabungan (JPO) F-35 telah memilih untuk melembagakan pembatasan penerbangan. (Baca: Jet Tempur Siluman F-35 AS Diuji Jatuhkan Bom Nuklir B61-12 Inert )
"Sebagai tindakan pencegahan keselamatan, JPO merekomendasikan kepada komandan unit bahwa mereka menerapkan pembatasan penerbangan petir untuk F-35A, yang membatasi penerbangan dalam jarak 25 mil dari petir atau badai," imbuh Lockheed Martin.
“Kami bekerja sama dengan JPO F-35 pada investigasi akar penyebab tindakan korektif untuk menentukan langkah selanjutnya.”
tulis komentar anda