Menolak Perang dengan Ukraina, Lebih dari 100 Prajurit Rusia Dilaporkan Mundur
Rabu, 13 Juli 2022 - 00:01 WIB
MOSKOW - Sebuah kelompok anti perang melaporkan bahwa lebih dari 100 prajurit Rusia dari Buryatia telah kembali ke rumah setelah menolak untuk berperangbagi Vladimir Putin di Ukraina .
Pendiri Yayasan Anti-perang Free Buryatia mengatakan sebuah pesawat dengan 150 prajurit yang mengakhiri kontrak mereka dengan Kementerian Pertahanan Rusia mendarat di republik Rusia dekat perbatasan Rusia-Mongolia selama akhir pekan.
Yayasan Free Buryatia adalah inisiatif anti-perang yang dibentuk oleh etnis Buryat. Pendirinya, Alexandra Garmazhapova, mengatakan di televisi Ukraina bahwa para istri tentara tersebut pada bulan membuat video permohonan kepada kepala Buryatia dengan permintaan agar suami mereka, yang bertugas di angkatan bersenjata Rusia, untuk kembali ke rumah setelah mereka berusaha untuk mengakhiri kontrak mereka.
"Hari ini, sebuah pesawat dengan sekitar 150 prajurit akhirnya mendarat di Buryatia. Ini adalah personel militer yang memutuskan kontrak dengan Kementerian Pertahanan," kata Garmazhapova seperti dikutip dari Newsweek, Selasa (12/7/2022).
Menurut Free Buryatia Foundation, sebelum mereka kembali, mereka ditahan di sebuah kamp selama beberapa hari di wilayah timur Ukraina dan diancam dengan tuntutan hukum.
"Anda membuat pilihan yang tepat: Anda menyelamatkan hidup Anda dan nyawa orang lain!" Garmazhapova menulis dalam sebuah postingan Facebook pada hari Senin, berbicara kepada para prajurit yang keluar dari perang Rusia di Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari lalu.
Pada bulan lalu, Garmazhapova mengatakan kepada iNews bahwa Kremlin menggunakan warga Buryatia yang miskin sebagai umpan meriam. Dia mengatakan total 500 tentara telah mengajukan permohonan ke Yayasan Free Buryatia untuk meminta bantuan guna mengakhiri kontrak mereka dengan Kementerian Pertahanan Rusia, dengan banyak yang tidak diizinkan untuk kembali ke rumah.
Newsweek sebelumnya melaporkan bahwa Andrei Rinchino, kepala hukum Yayasan Free Buryatia, mengatakan kepada media independen Rusia MediaZona bahwa 17 prajurit yang menandatangani kontrak jangka pendek dengan Kementerian Pertahanan Rusia dikurung setelah mereka menolak untuk terus berpartisipasi dalam perang, dan berusaha untuk mengakhiri kontrak mereka.
Pendiri Yayasan Anti-perang Free Buryatia mengatakan sebuah pesawat dengan 150 prajurit yang mengakhiri kontrak mereka dengan Kementerian Pertahanan Rusia mendarat di republik Rusia dekat perbatasan Rusia-Mongolia selama akhir pekan.
Yayasan Free Buryatia adalah inisiatif anti-perang yang dibentuk oleh etnis Buryat. Pendirinya, Alexandra Garmazhapova, mengatakan di televisi Ukraina bahwa para istri tentara tersebut pada bulan membuat video permohonan kepada kepala Buryatia dengan permintaan agar suami mereka, yang bertugas di angkatan bersenjata Rusia, untuk kembali ke rumah setelah mereka berusaha untuk mengakhiri kontrak mereka.
"Hari ini, sebuah pesawat dengan sekitar 150 prajurit akhirnya mendarat di Buryatia. Ini adalah personel militer yang memutuskan kontrak dengan Kementerian Pertahanan," kata Garmazhapova seperti dikutip dari Newsweek, Selasa (12/7/2022).
Menurut Free Buryatia Foundation, sebelum mereka kembali, mereka ditahan di sebuah kamp selama beberapa hari di wilayah timur Ukraina dan diancam dengan tuntutan hukum.
"Anda membuat pilihan yang tepat: Anda menyelamatkan hidup Anda dan nyawa orang lain!" Garmazhapova menulis dalam sebuah postingan Facebook pada hari Senin, berbicara kepada para prajurit yang keluar dari perang Rusia di Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari lalu.
Pada bulan lalu, Garmazhapova mengatakan kepada iNews bahwa Kremlin menggunakan warga Buryatia yang miskin sebagai umpan meriam. Dia mengatakan total 500 tentara telah mengajukan permohonan ke Yayasan Free Buryatia untuk meminta bantuan guna mengakhiri kontrak mereka dengan Kementerian Pertahanan Rusia, dengan banyak yang tidak diizinkan untuk kembali ke rumah.
Newsweek sebelumnya melaporkan bahwa Andrei Rinchino, kepala hukum Yayasan Free Buryatia, mengatakan kepada media independen Rusia MediaZona bahwa 17 prajurit yang menandatangani kontrak jangka pendek dengan Kementerian Pertahanan Rusia dikurung setelah mereka menolak untuk terus berpartisipasi dalam perang, dan berusaha untuk mengakhiri kontrak mereka.
Lihat Juga :
tulis komentar anda