Uni Eropa Peringatkan Gelombang Pengungsi Baru, Ini Sebabnya

Selasa, 12 Juli 2022 - 17:02 WIB
Pengungsi berjalan melintasi tenda-tenda setelah melintasi perbatasan dari Ukraina ke Polandia, di Medyka, Polandia, 9 Maret 2022. Foto/REUTERS/Fabrizio Bensch
WASHINGTON - Uni Eropa harus bersiap untuk "gelombang migrasi" baru di tengah krisis ketahanan pangan yang dipicu konflik Ukraina.

Peringatan itu diungkapkan Aija Kalnaja, direktur sementara yang baru diangkat untuk Badan Penjaga Perbatasan dan Pantai Eropa atau Frontex, pada Senin (11/7/2022).

Berbicara kepada wartawan di Praha, Kalnaja mencatat, “UE sangat siap untuk pengungsi yang datang dari Ukraina.”

“Pada saat yang sama, kita harus mempersiapkan juga untuk pengungsi yang datang dari daerah lain karena ketahanan pangan. Anda mungkin tahu bahwa transportasi gandum dari Ukraina terhambat dan itu akan menciptakan gelombang migrasi,” papar dia.





Bulan lalu, surat kabar Spanyol El Pais mengutip laporan internal Uni Eropa setebal 27 halaman tentang konsekuensi potensial dari konflik Ukraina.

Dampak itu termasuk peringatan akan “bencana kelaparan” yang dihadapi Afrika Utara.



“Kelaparan mungkin memicu gelombang baru protes sosial, perpindahan internal dan migrasi ke wilayah tetangga dan mungkin menuju UE," ungkap laporan itu.

Jika skenario ini terjadi, Spanyol dan Italia akan berada di garis depan eksodus, menurut surat kabar itu.

Kiev dan negara-negara Barat menuduh Rusia memblokir ekspor makanan dari pelabuhan Laut Hitam Ukraina, yang diduga berkontribusi terhadap lonjakan harga pangan global.

Moskow membantah tuduhan itu, dengan mengatakan telah menawarkan perjalanan yang aman untuk kapal-kapal barang, namun Ukraina mencegah kapal sipil meninggalkan pelabuhan, termasuk Odessa.

Rusia juga mengatakan penyebaran ranjau laut oleh Kiev telah menciptakan ancaman bagi pelayaran kapal di daerah tersebut.

Moskow menuduh Barat mendorong ekonomi global menuju krisis. Pada akhir Maret, Presiden Rusia Vladimir Putin mengutuk “pendekatan dan tindakan yang meragukan” para politisi Barat dalam kebijakan ekonomi, energi, dan makanan mereka.

Pendekatan-pendekatan ini, menurut Putin, telah menyebabkan gangguan rantai produksi dan logistik, peningkatan inflasi global, peningkatan ketimpangan, penurunan standar hidup jutaan orang, dan kelaparan massal di negara-negara termiskin.

Dia juga mengatakan krisis pangan pasti akan diikuti oleh gelombang migrasi lain, terutama ke negara-negara Eropa.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More