China pada Negara ASEAN: Jangan Sampai Dimanfaatkan Kekuatan Besar
Selasa, 12 Juli 2022 - 04:15 WIB
JAKARTA - Menteri Luar Negeri China Wang Yi pada Senin (11/7/2022) menyatakan bahwa negara-negara harus menghindari digunakan sebagai "bidak catur" oleh kekuatan-kekuatan besar di kawasan yang berisiko dibentuk kembali oleh faktor-faktor geopolitik.
Berbicara di sekretariat Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara ( ASEAN ) di Jakarta, Wang, yang berbicara melalui penerjemah, mengatakan banyak negara di kawasan itu berada di bawah tekanan untuk berpihak.
“Kita harus melindungi wilayah ini dari perhitungan geopolitik, dari digunakan sebagai bidak catur dari persaingan kekuatan besar dan dari paksaan,” kata Wang. “Masa depan wilayah kita harus ada di tangan kita sendiri,” lanjut Wang, seperti dikutip dari Reuters.
Asia Tenggara telah lama menjadi area gesekan geopolitik antara kekuatan-kekuatan besar karena kepentingan strategisnya, dengan beberapa negara di kawasan itu waspada untuk memilih pihak dalam persaingan AS-China saat ini.
Pidato Wang datang hanya beberapa hari setelah dia menghadiri pertemuan para Menteri Luar Negeri G20 di Bali dan di tengah diplomasi China yang intens yang membuatnya berhenti di seluruh wilayah dalam beberapa pekan terakhir.
Di sela-sela G20, Wang mengadakan pertemuan lima jam dengan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken. Keduanya menggambarkan pembicaraan langsung pertama mereka sejak Oktober sebagai "terus terang."
Wang mengatakan, bahwa dia telah memberi tahu Blinken bahwa kedua belah pihak harus membahas penetapan aturan untuk interaksi positif dan untuk bersama-sama menegakkan regionalisme di Asia-Pasifik.
Berbicara di sekretariat Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara ( ASEAN ) di Jakarta, Wang, yang berbicara melalui penerjemah, mengatakan banyak negara di kawasan itu berada di bawah tekanan untuk berpihak.
“Kita harus melindungi wilayah ini dari perhitungan geopolitik, dari digunakan sebagai bidak catur dari persaingan kekuatan besar dan dari paksaan,” kata Wang. “Masa depan wilayah kita harus ada di tangan kita sendiri,” lanjut Wang, seperti dikutip dari Reuters.
Asia Tenggara telah lama menjadi area gesekan geopolitik antara kekuatan-kekuatan besar karena kepentingan strategisnya, dengan beberapa negara di kawasan itu waspada untuk memilih pihak dalam persaingan AS-China saat ini.
Pidato Wang datang hanya beberapa hari setelah dia menghadiri pertemuan para Menteri Luar Negeri G20 di Bali dan di tengah diplomasi China yang intens yang membuatnya berhenti di seluruh wilayah dalam beberapa pekan terakhir.
Di sela-sela G20, Wang mengadakan pertemuan lima jam dengan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken. Keduanya menggambarkan pembicaraan langsung pertama mereka sejak Oktober sebagai "terus terang."
Baca Juga
Wang mengatakan, bahwa dia telah memberi tahu Blinken bahwa kedua belah pihak harus membahas penetapan aturan untuk interaksi positif dan untuk bersama-sama menegakkan regionalisme di Asia-Pasifik.
tulis komentar anda