Rusia Bombardir Severodonetsk Ukraina Habis-habisan, Dibikin seperti Mariupol
Selasa, 14 Juni 2022 - 07:15 WIB
KIEV - Pasukan Rusia membombardir kota Severodonetsk, Ukraina timur, habis-habisan pada hari Senin. Pejabat Kiev mengatakan seluruh jembatan untuk evakuasi warga sipil di kota itu sudah dihancurkan pasukan Moskow.
Taktik Moskow ini mirip dengan pengepungan terhadap pelabuhan Mariupol bulan lalu.
Di tengah pengeboman berat, Gubernur Luhansk Serhiy Haidai menginformasikan di media sosial bahwa semua jembatan di kota Severodonetsk telah hancur, sehingga tidak mungkin untuk membawa kargo kemanusiaan atau mengevakuasi warga sipil.
"Sekarang sangat tidak mungkin untuk mengemudi ke kota, untuk mengirimkan sesuatu ke kota. Evakuasi tidak mungkin," katanya.
Dia mengatakan 70 persen dari kota industri kecil--sekarang menjadi fokus salah satu pertempuran paling berdarah dalam perang--berada di bawah kendali Rusia, tetapi para pembela Ukraina yang tersisa tidak sepenuhnya diblokade.
"Mereka memiliki kemampuan untuk mengirim yang terluka ke rumah sakit, jadi masih ada akses," katanya kepada Radio Free Europe/Radio Liberty's Ukraina, Selasa (14/6/2022).
"Sulit untuk mengirimkan senjata atau [pasukan] cadangan. Sulit, tapi bukan tidak mungkin."
Ukraina telah mengeluarkan seruan yang semakin mendesak untuk pasokan senjata berat lebih banyak dari Barat guna membantu mempertahankan Severodonetsk, yang menurut Kiev dapat memegang kunci pertempuran untuk wilayah Donbas timur dan jalannya perang, yang sekarang memasuki bulan keempat.
Taktik Moskow ini mirip dengan pengepungan terhadap pelabuhan Mariupol bulan lalu.
Di tengah pengeboman berat, Gubernur Luhansk Serhiy Haidai menginformasikan di media sosial bahwa semua jembatan di kota Severodonetsk telah hancur, sehingga tidak mungkin untuk membawa kargo kemanusiaan atau mengevakuasi warga sipil.
"Sekarang sangat tidak mungkin untuk mengemudi ke kota, untuk mengirimkan sesuatu ke kota. Evakuasi tidak mungkin," katanya.
Dia mengatakan 70 persen dari kota industri kecil--sekarang menjadi fokus salah satu pertempuran paling berdarah dalam perang--berada di bawah kendali Rusia, tetapi para pembela Ukraina yang tersisa tidak sepenuhnya diblokade.
"Mereka memiliki kemampuan untuk mengirim yang terluka ke rumah sakit, jadi masih ada akses," katanya kepada Radio Free Europe/Radio Liberty's Ukraina, Selasa (14/6/2022).
"Sulit untuk mengirimkan senjata atau [pasukan] cadangan. Sulit, tapi bukan tidak mungkin."
Ukraina telah mengeluarkan seruan yang semakin mendesak untuk pasokan senjata berat lebih banyak dari Barat guna membantu mempertahankan Severodonetsk, yang menurut Kiev dapat memegang kunci pertempuran untuk wilayah Donbas timur dan jalannya perang, yang sekarang memasuki bulan keempat.
tulis komentar anda