Hungaria Salahkan Miliarder Yahudi George Soros atas Perang Rusia-Ukraina
Sabtu, 11 Juni 2022 - 02:53 WIB
BUDAPEST - Perdana Menteri (PM) Hungaria Viktor Orban menyalahkan miliarder Yahudi George Soros atas pecahnya perang Rusia dengan Ukraina .
Menurut Orban, miliarder berkewarganegaraan Hungaria-Amerika Serikat (AS) termasuk salah satu penghasut perang di Ukraina.
Dalam sebuah wawancara dengan radio Kossuth pada hari Jumat (10/6/2022), Orban mengatakan bahwa hanya perdamaian yang akan mengekang inflasi dan menyelamatkan ekonomi dari guncangan lebih lanjut. Namun, dia menegaskan bahwa Ukraina memiliki hak untuk mempertahankan diri.
Dia juga mengatakan bahwa Hungaria sekarang adalah satu-satunya negara yang menginginkan perdamaian. Memang, Budapest, tidak seperti kebanyakan ibu kota Eropa lainnya, telah menolak untuk mengirim senjata ke Ukraina.
“Kita perlu mendanai perdamaian, bukan perang,” kata Orban.
Namun, dia menegaskan ada pihak yang tertarik untuk memperpanjang konflik.
“Sekarang cukup jelas bahwa ada kalangan bisnis yang tertarik dengan perang ini. George Soros melambangkannya. Dia berbicara secara terbuka tentang perlunya memperpanjang perang. Ini adalah penghasut perang yang ingin menguangkan perang," kata PM Orban.
Menurutnya, penghasut perang seperti itu harus bertanggung jawab.
Bulan lalu, berbicara di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Soros mengatakan serangan militer Rusia di Ukraina mungkin merupakan awal dari Perang Dunia III. "Dan peradaban kita mungkin tidak akan bertahan. Cara terbaik dan mungkin satu-satunya untuk melestarikan peradaban kita adalah dengan mengalahkan Putin sesegera mungkin," kata Soros.
Orban telah lama menjadi salah satu kritikus Soros yang paling keras. Pada tahun 2020, PM Hungaria itu menyebut Soros sebagai orang paling korup di dunia, yang diduga memiliki daftar panjang politisi, jurnalis, hakim, birokrat, dan agitator politik yang menyamar sebagai anggota organisasi masyarakat sipil dalam daftar gajinya. .
Pada 2017, Orban dan Soros bertukar komentar bermusuhan. Orban menuduh Soros berusaha menghancurkan Hungaria dan Soros, sebaliknya, mengeklaim bahwa pemerintah Orban menindas rakyat lebih banyak daripada selama pendudukan Soviet.
Menurut Orban, miliarder berkewarganegaraan Hungaria-Amerika Serikat (AS) termasuk salah satu penghasut perang di Ukraina.
Dalam sebuah wawancara dengan radio Kossuth pada hari Jumat (10/6/2022), Orban mengatakan bahwa hanya perdamaian yang akan mengekang inflasi dan menyelamatkan ekonomi dari guncangan lebih lanjut. Namun, dia menegaskan bahwa Ukraina memiliki hak untuk mempertahankan diri.
Dia juga mengatakan bahwa Hungaria sekarang adalah satu-satunya negara yang menginginkan perdamaian. Memang, Budapest, tidak seperti kebanyakan ibu kota Eropa lainnya, telah menolak untuk mengirim senjata ke Ukraina.
“Kita perlu mendanai perdamaian, bukan perang,” kata Orban.
Namun, dia menegaskan ada pihak yang tertarik untuk memperpanjang konflik.
“Sekarang cukup jelas bahwa ada kalangan bisnis yang tertarik dengan perang ini. George Soros melambangkannya. Dia berbicara secara terbuka tentang perlunya memperpanjang perang. Ini adalah penghasut perang yang ingin menguangkan perang," kata PM Orban.
Menurutnya, penghasut perang seperti itu harus bertanggung jawab.
Bulan lalu, berbicara di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Soros mengatakan serangan militer Rusia di Ukraina mungkin merupakan awal dari Perang Dunia III. "Dan peradaban kita mungkin tidak akan bertahan. Cara terbaik dan mungkin satu-satunya untuk melestarikan peradaban kita adalah dengan mengalahkan Putin sesegera mungkin," kata Soros.
Orban telah lama menjadi salah satu kritikus Soros yang paling keras. Pada tahun 2020, PM Hungaria itu menyebut Soros sebagai orang paling korup di dunia, yang diduga memiliki daftar panjang politisi, jurnalis, hakim, birokrat, dan agitator politik yang menyamar sebagai anggota organisasi masyarakat sipil dalam daftar gajinya. .
Pada 2017, Orban dan Soros bertukar komentar bermusuhan. Orban menuduh Soros berusaha menghancurkan Hungaria dan Soros, sebaliknya, mengeklaim bahwa pemerintah Orban menindas rakyat lebih banyak daripada selama pendudukan Soviet.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda