Zelensky: Setiap Hari Sekitar 60-100 Prajurit Ukraina Tewas di Medan Perang
Rabu, 01 Juni 2022 - 13:56 WIB
Zelensky: Setiap Hari Sekitar 60-100 Prajurit Ukraina Tewas di Medan Perang. FOTO/TASS
KIEV - Korban harian Angkatan Bersenjata Ukraina berjumlah sekitar 60-100 prajurit tewas dan sekitar 500 terluka. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan hal itu dalam sebuah wawancara dengan televisi Newsmax.
"Situasi yang paling sulit adalah di timur Ukraina dan selatan Donetsk dan Lugansk," kata Zelensky. "Situasinya sangat sulit, kami kehilangan 60-100 tentara per hari yang tewas dalam aksi dan sekitar 500 orang terluka dalam aksi," lanjutnya.
Zelensky mengklaim Angkatan Bersenjata Ukraina "menahan batas pertahanan" di timur Ukraina dan "menyerang balik dan menekan" di wilayah Kharkov.
Presiden Ukraina itu juga mengklaim, pihaknya tidak memiliki niat untuk menyerahkan wilayahnya, tetapi mungkin terlibat dalam diskusi tentang kesulitan terkait.
"Kami tidak siap untuk menyerahkan wilayah kami, karena ini adalah kemerdekaan kami, ini adalah kedaulatan kami," kata Zelensky. "Ada kesulitan tertentu dengan beberapa wilayah, ada beberapa detail yang bisa didiskusikan," lanjutnya.
"Diskusi itu diperlukan untuk mulai menyelesaikan kesulitan dan tantangan tersebut melalui saluran diplomatik. Jika tidak, itu tidak akan berhasil," tambah pemimpin Ukraina itu.
Pada 24 Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin meluncurkan operasi militer khusus sebagai tanggapan atas permintaan bantuan dari kepala republik Donbass. Dia menekankan bahwa Moskow tidak memiliki rencana untuk menduduki wilayah Ukraina, tetapi bertujuan untuk demiliterisasi dan denazifikasi negara tersebut.
"Situasi yang paling sulit adalah di timur Ukraina dan selatan Donetsk dan Lugansk," kata Zelensky. "Situasinya sangat sulit, kami kehilangan 60-100 tentara per hari yang tewas dalam aksi dan sekitar 500 orang terluka dalam aksi," lanjutnya.
Zelensky mengklaim Angkatan Bersenjata Ukraina "menahan batas pertahanan" di timur Ukraina dan "menyerang balik dan menekan" di wilayah Kharkov.
Presiden Ukraina itu juga mengklaim, pihaknya tidak memiliki niat untuk menyerahkan wilayahnya, tetapi mungkin terlibat dalam diskusi tentang kesulitan terkait.
"Kami tidak siap untuk menyerahkan wilayah kami, karena ini adalah kemerdekaan kami, ini adalah kedaulatan kami," kata Zelensky. "Ada kesulitan tertentu dengan beberapa wilayah, ada beberapa detail yang bisa didiskusikan," lanjutnya.
"Diskusi itu diperlukan untuk mulai menyelesaikan kesulitan dan tantangan tersebut melalui saluran diplomatik. Jika tidak, itu tidak akan berhasil," tambah pemimpin Ukraina itu.
Pada 24 Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin meluncurkan operasi militer khusus sebagai tanggapan atas permintaan bantuan dari kepala republik Donbass. Dia menekankan bahwa Moskow tidak memiliki rencana untuk menduduki wilayah Ukraina, tetapi bertujuan untuk demiliterisasi dan denazifikasi negara tersebut.
(esn)
tulis komentar anda