Negara UE Ini Serukan Sanksi Anti Rusia Dihentikan Sementara
Rabu, 01 Juni 2022 - 00:58 WIB
BRUSSELS - Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo menyambut baik kesepakatan Uni Eropa (UE) mengenai paket keenam sanksi terhadap Moskow tetapi menyerukan "jeda" sampai dampak dari tindakan tersebut diketahui.
Sebelumnya pada hari Selasa (31/5/2022), Presiden Dewan Uni Eropa Charles Michel mengkonfirmasi bahwa negara-negara anggota blok itu pada prinsipnya telah menyetujui putaran keenam sanksi anti- Rusia , yang mencakup embargo parsial terhadap minyak Rusia. Sanksi tersebut dijatuhkan sebagai respons atas serangan militer Moskow di Ukraina.
Berbicara kepada wartawan menjelang hari kedua KTT Uni Eropa di Brussels, De Croo mengatakan dampak sanksi minyak akan "sangat besar" dan dengan demikian "jeda" diperlukan.
“Untuk Belgia, paket ini adalah langkah maju yang besar, mari kita berhenti di situ untuk saat ini dan melihat dampaknya,” kata Perdana Menteri Belgia seperti dilansir dari Russia Today, Rabu (1/6/2022).
Dia menambahkan bahwa prioritas utama sekarang adalah menemukan cara terbaik untuk menjaga harga energi tetap terkendali.
Sementara itu, Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas pada hari Selasa meminta UE untuk membahas embargo gas sebagai bagian dari paket sanksi berikutnya. Namun, dia menjelaskan bahwa dia tidak mengantisipasi bahwa blok tersebut akan melakukan tindakan seperti itu dalam waktu dekat. Data Komisi Eropa menunjukkan Uni Eropa menerima 40% gasnya dari Rusia.
“Saya pikir gas harus ada di paket ketujuh, tetapi saya juga realistis. Saya tidak berpikir itu akan ada di sana,” ujarnya kepada wartawan.
Oleh karena itu, Kanselir Austria Karl Nehammer mengatakan bahwa gas tidak akan dibahas dalam paket sanksi berikutnya.
Sebelumnya pada hari Selasa (31/5/2022), Presiden Dewan Uni Eropa Charles Michel mengkonfirmasi bahwa negara-negara anggota blok itu pada prinsipnya telah menyetujui putaran keenam sanksi anti- Rusia , yang mencakup embargo parsial terhadap minyak Rusia. Sanksi tersebut dijatuhkan sebagai respons atas serangan militer Moskow di Ukraina.
Berbicara kepada wartawan menjelang hari kedua KTT Uni Eropa di Brussels, De Croo mengatakan dampak sanksi minyak akan "sangat besar" dan dengan demikian "jeda" diperlukan.
“Untuk Belgia, paket ini adalah langkah maju yang besar, mari kita berhenti di situ untuk saat ini dan melihat dampaknya,” kata Perdana Menteri Belgia seperti dilansir dari Russia Today, Rabu (1/6/2022).
Dia menambahkan bahwa prioritas utama sekarang adalah menemukan cara terbaik untuk menjaga harga energi tetap terkendali.
Sementara itu, Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas pada hari Selasa meminta UE untuk membahas embargo gas sebagai bagian dari paket sanksi berikutnya. Namun, dia menjelaskan bahwa dia tidak mengantisipasi bahwa blok tersebut akan melakukan tindakan seperti itu dalam waktu dekat. Data Komisi Eropa menunjukkan Uni Eropa menerima 40% gasnya dari Rusia.
“Saya pikir gas harus ada di paket ketujuh, tetapi saya juga realistis. Saya tidak berpikir itu akan ada di sana,” ujarnya kepada wartawan.
Oleh karena itu, Kanselir Austria Karl Nehammer mengatakan bahwa gas tidak akan dibahas dalam paket sanksi berikutnya.
tulis komentar anda