Austria Janji Tetap Netral, Tak Ikut-ikutan Gabung NATO
Selasa, 17 Mei 2022 - 08:35 WIB
WINA - Austria bukan anggota NATO dan berjanji tidak akan menjadi anggota aliansi tersebut, setidaknya dalam waktu dekat. Janji itu disampaikan Menteri Luar Negeri Alexander Schallenberg kepada wartawan di Brussels, Senin.
Ketika ditanya tentang sikapnya terhadap aspirasi Swedia dan Finlandia untuk bergabung dengan blok militer NATO, Schallenberg mengatakan dia sepenuhnya menghormati keputusan yang diambil oleh Helsinki dan Stockholm.
"Itu adalah keputusan mereka dan bukan milik kami," ujarnya.
“Austria akan terus menjadi negara netral,” katanya lagi.
Namun, dia menggambarkan langkah yang diambil oleh Swedia dan Finlandia sebagai "sinyal kuat" kepada Presiden Rusia Vladimir Putin, yang menunjukkan bahwa kebijakan Moskow cacat.
“[Putin] membuat NATO lebih relevan dan [apa] yang dia capai adalah [memaksa] dua negara untuk bergabung dengan NATO,” kata menteri tersebut, menambahkan bahwa strategi keamanan presiden Rusia “telah meledak di hadapannya".
Stockholm dan Helsinki secara resmi mengumumkan pengajuan mereka untuk bergabung dengan blok militer NATO pada hari Minggu.
Moskow telah berulang kali memperingatkan bahwa mereka harus menanggapi jika Finlandia dan Swedia bergabung dengan NATO. Rusia mengatakan pihaknya menganggap ekspansi NATO sebagai ancaman langsung terhadap keamanannya sendiri.
Menyusul perkembangan tersebut, Putin mengatakan Moskow “tidak memiliki masalah” dengan salah satu dari kedua negara yang bergabung dengan NATO tetapi menganggap kemajuan infrastruktur militer aliansi sebagai ancaman.
Sementara itu, Schallenberg meminta Uni Eropa untuk tetap bersatu dalam hal sanksi anti-Rusia. Dia menjelaskan kepada Moskow bahwa biaya serangannya terhadap Ukraina "tetap tinggi".
Menteri itu mengakui bahwa anggota Uni Eropa tidak benar-benar melihat secara langsung putaran sanksi berikutnya, tetapi mengatakan Uni Eropa sejauh ini berhasil menunjukkan citra persatuan yang luar biasa."Dan harus berusaha untuk tetap seperti itu," ujarnya, seperti dikutip Russia Today, Selasa (17/5/2022).
Diplomat top Austria itu juga mendesak Brussel untuk melawan pengaruh Rusia di Balkan saat dia memperingatkan kemampuan Moskow untuk mengacaukan kawasan itu.
“Adalah tugas geostrategis kami yang paling penting untuk memastikan bahwa model nilai dan kehidupan Eropa-lah yang [berlaku],” katanya, seraya menambahkan bahwa, "Tidak ada kekosongan dalam politik dan itu bisa menjadi model nilai kami atau yang asing.”
Ketika ditanya tentang sikapnya terhadap aspirasi Swedia dan Finlandia untuk bergabung dengan blok militer NATO, Schallenberg mengatakan dia sepenuhnya menghormati keputusan yang diambil oleh Helsinki dan Stockholm.
"Itu adalah keputusan mereka dan bukan milik kami," ujarnya.
“Austria akan terus menjadi negara netral,” katanya lagi.
Namun, dia menggambarkan langkah yang diambil oleh Swedia dan Finlandia sebagai "sinyal kuat" kepada Presiden Rusia Vladimir Putin, yang menunjukkan bahwa kebijakan Moskow cacat.
“[Putin] membuat NATO lebih relevan dan [apa] yang dia capai adalah [memaksa] dua negara untuk bergabung dengan NATO,” kata menteri tersebut, menambahkan bahwa strategi keamanan presiden Rusia “telah meledak di hadapannya".
Stockholm dan Helsinki secara resmi mengumumkan pengajuan mereka untuk bergabung dengan blok militer NATO pada hari Minggu.
Moskow telah berulang kali memperingatkan bahwa mereka harus menanggapi jika Finlandia dan Swedia bergabung dengan NATO. Rusia mengatakan pihaknya menganggap ekspansi NATO sebagai ancaman langsung terhadap keamanannya sendiri.
Menyusul perkembangan tersebut, Putin mengatakan Moskow “tidak memiliki masalah” dengan salah satu dari kedua negara yang bergabung dengan NATO tetapi menganggap kemajuan infrastruktur militer aliansi sebagai ancaman.
Sementara itu, Schallenberg meminta Uni Eropa untuk tetap bersatu dalam hal sanksi anti-Rusia. Dia menjelaskan kepada Moskow bahwa biaya serangannya terhadap Ukraina "tetap tinggi".
Menteri itu mengakui bahwa anggota Uni Eropa tidak benar-benar melihat secara langsung putaran sanksi berikutnya, tetapi mengatakan Uni Eropa sejauh ini berhasil menunjukkan citra persatuan yang luar biasa."Dan harus berusaha untuk tetap seperti itu," ujarnya, seperti dikutip Russia Today, Selasa (17/5/2022).
Diplomat top Austria itu juga mendesak Brussel untuk melawan pengaruh Rusia di Balkan saat dia memperingatkan kemampuan Moskow untuk mengacaukan kawasan itu.
“Adalah tugas geostrategis kami yang paling penting untuk memastikan bahwa model nilai dan kehidupan Eropa-lah yang [berlaku],” katanya, seraya menambahkan bahwa, "Tidak ada kekosongan dalam politik dan itu bisa menjadi model nilai kami atau yang asing.”
(min)
tulis komentar anda