Pejabat Perempuan Arab Saudi, Bukti Nyata Visi 2030

Jum'at, 13 Mei 2022 - 14:29 WIB
Tiga wanita yang memimpin posisi tinggi ini menjadi bukti nyata Visi 2030 Arab Saudi. Foto/knkx/minanews/arabnews
RIYADH - Arab Saudi kini semakin memberikan ruang yang luas kepada perempuan. Berkat Visi 2030 yang diprakasai oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman, dukungan kepada perempuan semakin terlihat.

Tidak hanya dalam hal-hal kecil seperti pencabutan larangan menyetir dan perizinan untuk pergi tanpa wali laki-laki, tapi perempuan kini juga berhak melakukan serangkaian profesi sesuai keinginannya.

Salah satunya, terlibat dalam pemerintah monarki Arab Saudi. Berikut ini adalah beberapa perempuan pejabat di Arab Saudi.

1. Tamader binti Yousef Al-Rammah



Sejak Februari 2018 lalu, Tamader binti Yousef Al-Rammah ditunjuk sebagai Wakil Menteri Tenaga Kerja dan Pembangunan Sosial Arab Saudi.



Tidak hanya itu, Tamader adalah pengawasan Badan Kesejahteraan Sosial dan Keluarga.

Mengutip dari Arab News, Tamader Al-Rammah mendapatkan gelar sarjana di bidang Radiologi di Universitas King Saud pada tahun 1995, gelar master pada Radiologi Diagnostik di Universitas Wales Bangor di tahun 2003, dan gelar doktoral pada tahun 2007 di bidang Radiologi dan Teknik Medis Universitas Manchester.

Sebelum menduduki kursi parlemen, Tamader menjadi asisten profesor di Universitas King Saud bidang Radiologi dan ilmuwan asosiasi di Departemen Fisika Medis Rumah Sakit dan Pusat Penelitian Spesialis King Faisal.

Tamader juga menjadi Komisi HAM Arab Saudi pada tahun 2016 dan anggota Perhimpunan Kanker Payudara Zahra di Riyadh.

2. Hanan Al-Ahmadi

Dewan Syura atau Majelis Permusyawaratan Arab Saudi menjadi lembaga paling berpengaruh yang menjadi badan penasihat resmi Arab Saudi.



Raja Salman telah menunjuk pembicara dan deputi untuk Dewan Syura, di mana Hanan Al-Ahmadi adalah wanita pertama yang menduduki kursi di lembaga tersebut.

Mengutip dari Al-Arabiya, wanita bernama lengkap Hanan binti Abdulraheem al-Ahmadi merupakan Profesor Administrasi Layanan Kesehatan di Institut Adminstrasi Publik di Arab Saudi, anggota Dewan Pembina Forum Ekonomi Riyadh, Dewan Editorial Jurnal Administrasi Publik, dan anggota Dewan Direksi Asosiasi Manajemen Saudi.

Hanan menyelesaikan pendidikan sarjana di jurusan Ekonomi King Saud University, mengambil program master Administrasi Layanan Kesehatan dari Tulane University School, dan mendapatkan gelar doktor untuk bidang Kesehatan Masyarakat dari University of Pittsburgh.

3. Haifa al-Hababi

Mengutip dari India.com, Haifa al-Hababi adalah politisi pertama yang mendaftarkan diri pada penyelenggaraan Pemilu 2015 di Arab Saudi.



Sosoknya yang berkampanye menjadi sorotan publik karena dinilai berani di tengah kesenjangan gender antara pria dan wanita di negara tersebut.

Haifa merupakan seroang arsitek, profesor, dan jurnalis surat kabar. Dia mendapatkan gelar sarjananya di bidang seni rupa dari King Saud University, lulus dengan gelar Master of Philosophy dalam Seni, Desain, dan Arsitektur di Glasgow School of Art, lalu menyelesaikan program doktoral jurusan arsitektur di University of London.

Haifa sempat bekerja sebagai asisten profesor di Prince Sultan University dan Wakil Direktur Eksekutif di Saudi Heritage Preservation Society.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More