Nyatakan Jihad, Mufti Tadzhuddin Fatwakan Muslim Rusia Wajib Perang di Ukraina

Selasa, 10 Mei 2022 - 15:59 WIB
Kepala Mufti Rusia Talgat Tadzhuddin fatwakan Muslim Rusia wajib perang di Ukraina. Foto/Middle East Media Research Institute
MOSKOW - Kepala Mufti Rusia Talgat Tadzhuddin menyatakan perang militer negaranya di Ukraina merupakan jihad suci. Untuk itu, dia mengeluarkan fatwa wajib bagi umat Muslim di negaranya untuk ikut berperang.

Tadzhuddin, yang juga menjabat sebagai kepala Direktorat Pusat Spiritual Muslim Rusia, menyampaikan fatwanya ketika diwawancarai Sky News Arabia, media yang berbasis di Uni Emirat Arab, baru-baru ini.

Menurutnya, setiap Muslim Rusia yang mati dalam pertempuran di Ukraina adalah syahid.

Dia lantas memberikan contoh kemenangan Rusia sebelumnya atas Nazi Jerman dan kekuatan Barat.



Selain itu, dia mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) didirikan di atas pemusnahan penduduk asli Amerika dan bertanya: "Apakah ini harus terulang di Irak, di Libya, di Suriah, atau di Afghanistan?"



"Direktorat Pusat Spiritual Muslim di Rusia mengeluarkan fatwa bahwa umat Islam mengambil bagian dalam perang [Ukraina]...Kami menganggap perang ini sebagai perang untuk mempertahankan tanah air. Muslim berpartisipasi dalam perang ini...Mereka harus berpartisipasi di dalamnya, karena sekitar 20% tentara negara kita terdiri dari Muslim. Begitulah sejak lama," katanya, yang video wawancaranya diterjemahkan dan dipublikasikan ulang oleh Middle East Media Research Institute, Senin (9/5/2022).

"Jadi siapa pun yang mengambil bagian dalam membela tanah air dan kesucian kita...Dalam semua agama monoteistik, ini dianggap perang suci untuk membela tanah air. Ini tidak dilakukan dengan penindasan atau paksaan," paparnya.

"Jadi seorang [Muslim] yang mati saat berpartisipasi dalam perang ini dianggap syahid."

“Kami membela tanah air kami. [Ukraina] adalah tetangga kami. Dari sana, pada tahun 1941, jutaan [tentara] tentara fasis Jerman memasuki [Rusia]. Orang tua kami dan kakek saya melawan mereka dan mencapai sampai ke Berlin, dan sebelum itu, pada zaman Napoleon, ke Paris, jadi ini tidak terbantahkan," paparnya.

Dia lantas membahas sejarah pendirian AS, negara rival terkuat Rusia saat ini.

"Di Amerika, ketika mereka mendirikan negara mereka, mereka mulai dengan memusnahkan orang Indian dan bison. Di sini, mereka mendirikan negara mereka. Apakah ini harus terulang di Irak, di Libya, di Suriah, atau di Afghanistan?" imbuh dia, merujuk pada anggapan Kremlin bahwa Kiev adalah pemerintah boneka Washington sejak revolusi Maidan 2014.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More