Profil Omar Mokhtar, Ulama dan Pejuang Kemerdekaan Libya yang Dihukum Gantung oleh Italia

Jum'at, 29 April 2022 - 16:20 WIB
Omar al-Mukhtar terlihat diborgol dan dikelilingi oleh pasukan Italia, serta dibawa ke tiang gantungan. Foto/ilkha
JAKARTA - Omar Mokhtar merupakan seorang ulama asal Libya yang dikenal juga sebagai pejuang kemerdekaannegara di Afrika utara ituatas penjajahan Italia . Dia menjadi figur terkemuka Gerakan Sensussi dan anggap sebagai pahlawan nasional Libya.

Dia mulai mengatur penduduk untuk melakukan perlawanan terhadap penjajahan Italia sejak awal tahun 1911 dan berjalan sekitar 20 tahun lamanya.

Omar Mokhtar lahir pada tahun 1858 di timur Cyrenaica, Al Butnan. Sebuah Kecamatan di daerah Janzur Timur. Dikutip dari Middle East Monitor, setelah menjadi yatim piatu di usia muda, sesuai kehendak ayahnya, dia diadopsi oleh Sharif Al-Ghariani, seorang ulama terkenal yang menjadi teman keluarganya.



Setelah itu, Omar menerima pendidikan di madrasah setempat dimana dia menghafal Al-Qur’an. Dia melanjutkan pendidikan agamanya di Universitas Jaghbub yang memiliki hubungan dengan Ordo Senussi Sufi dan melayani markas gerakan spiritual di oasis terpencil yang ada di Libya Timur.



Setelah belajar di sana sekitar 8 tahun, Omar lulus sebagai imam dan cendekiawan serta bergabung dengan Persaudaraan Senussi dibawah kepemimpinan Syekh Muhammad Al-Mahdi Al-Senussi. Dia merupakan putra dari pendiri gerakan ini, yaitu Syekh Muhammad Ibn Ali Al-Senussi dan Ayah dari Raja Idris dari Libya (1890-1983).

Omar kembali ke tempat asalnya untuk melayani masyarakat. Namun, pada 1897 dia dipanggil oleh Al-Mahdi untuk menjadi Syekh Kota Timur Zawiyat Al-Qusour sebelum nantinya melakukan perjalanan ke Sudan dan ditunjuk menjadi wakil pemimpin Senussi. Sejak inilah dia mendapat sebutan ‘Lion of The Desert’.



Pada saat usia Omar mencapai 37 tahun, dia dikirim ke Chad untuk bergabung bersama pasukan Senussi dalam melawan perlawanan penjajah Prancis. Dia diangkat menjadi Kepala Zawiyat Al-Qusour setelah kematian Al-Mahdi pada 1902.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More