AS Berupaya Tingkatkan Kerja Sama Keamanan dengan Papua Nugini
Rabu, 27 April 2022 - 09:45 WIB
SYDNEY - Amerika Serikat (AS) ingin memperluas kerja sama keamanan dengan negara kepulauan Pasifik, Papua Nugini , kata seorang pejabat AS pada Selasa (26/4/2022). Keinginan ini muncul di tengah kekhawatiran Washington tentang motif China untuk menjalin pakta keamanan dengan Kepulauan Solomon, negara Pasifik yang berada di dekat Papua Nugini.
“Delegasi AS bertemu Perdana Menteri Papua Nugini James Marape dan kepala pertahanannya pekan lalu dan berencana untuk mengadakan diskusi keamanan lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang,” kata Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Asia Timur dan Pasifik Daniel Kritenbrink.
"Ada keinginan dari kedua belah pihak untuk memastikan kami mengambil langkah nyata untuk memperluas kerja sama keamanan kami," lanjutnya kepada wartawan melalui telepon, seperti dikutip dari Reuters.
Jumat lalu, Amerika Serikat mengatakan telah memperingatkan Perdana Menteri Kepulauan Solomon Mannaseh Sogavare bahwa mereka akan memiliki "keprihatinan yang signifikan dan menanggapi dengan tepat" untuk setiap langkah untuk membentuk kehadiran militer China yang permanen.
China sebelumnya mengatakan bahwa perjanjian keamanan yang ditandatangani pekan lalu tidak menimbulkan risiko bagi AS. China telah mengkritik Australia, yang berjarak kurang dari 2.000 km dan secara historis memberikan kepolisian ke Kepulauan Solomon, karena menentangnya.
Kritenbrink, bagian dari delegasi Gedung Putih yang melakukan perjalanan ke Kepulauan Solomon, Papua Nugini dan Fiji pekan lalu, mengatakan bahwa Sogavare telah menegaskan kembali dalam pertemuan itu bahwa kesepakatan China difokuskan pada kebutuhan keamanan domestik dan tidak akan ada pangkalan militer.
“Namun, Amerika Serikat akan memantau perkembangannya, karena khawatir dengan kurangnya transparansi dan motif China,” katanya.
“Delegasi AS bertemu Perdana Menteri Papua Nugini James Marape dan kepala pertahanannya pekan lalu dan berencana untuk mengadakan diskusi keamanan lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang,” kata Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Asia Timur dan Pasifik Daniel Kritenbrink.
Baca Juga
"Ada keinginan dari kedua belah pihak untuk memastikan kami mengambil langkah nyata untuk memperluas kerja sama keamanan kami," lanjutnya kepada wartawan melalui telepon, seperti dikutip dari Reuters.
Jumat lalu, Amerika Serikat mengatakan telah memperingatkan Perdana Menteri Kepulauan Solomon Mannaseh Sogavare bahwa mereka akan memiliki "keprihatinan yang signifikan dan menanggapi dengan tepat" untuk setiap langkah untuk membentuk kehadiran militer China yang permanen.
China sebelumnya mengatakan bahwa perjanjian keamanan yang ditandatangani pekan lalu tidak menimbulkan risiko bagi AS. China telah mengkritik Australia, yang berjarak kurang dari 2.000 km dan secara historis memberikan kepolisian ke Kepulauan Solomon, karena menentangnya.
Kritenbrink, bagian dari delegasi Gedung Putih yang melakukan perjalanan ke Kepulauan Solomon, Papua Nugini dan Fiji pekan lalu, mengatakan bahwa Sogavare telah menegaskan kembali dalam pertemuan itu bahwa kesepakatan China difokuskan pada kebutuhan keamanan domestik dan tidak akan ada pangkalan militer.
“Namun, Amerika Serikat akan memantau perkembangannya, karena khawatir dengan kurangnya transparansi dan motif China,” katanya.
tulis komentar anda