Erdogan: Krisis Ukraina Tunjukkan Nilai Penting Turki bagi Barat
Selasa, 19 April 2022 - 16:32 WIB
Erdogan juga menegaskan kembali tujuan Turki untuk bertindak sebagai mediator antara Moskow dan Kiev.
Pada akhir Maret, Turki menjadi tuan rumah pembicaraan tingkat tinggi antara perwakilan negara-negara yang bertikai di kota resor Antalya.
Sementara kedua belah pihak menunjukkan kemajuan tertentu setelah negosiasi, pembicaraan pada akhirnya gagal memberikan hasil yang nyata.
“Kami akan melanjutkan upaya kami untuk mencapai hasil yang memuaskan dari pembicaraan di Istanbul yang akan dipuaskan oleh para pihak dan komunitas internasional,” ungkap Erdogan.
Dia mengisyaratkan kemungkinan putaran pembicaraan baru yang akan datang. Baik Moskow maupun Kiev belum membuat pengumuman apa pun tentang prospek hasil pembicaraan tersebut.
Rusia menyerang tetangganya pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina menerapkan ketentuan perjanjian Minsk, yang ditandatangani pada 2014, dan pengakuan akhirnya Moskow atas republik Donbass, Donetsk dan Lugansk.
Protokol Minsk yang ditengahi Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.
Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.
Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim pihaknya berencana merebut kembali kedua republik dengan paksa.
Pada akhir Maret, Turki menjadi tuan rumah pembicaraan tingkat tinggi antara perwakilan negara-negara yang bertikai di kota resor Antalya.
Sementara kedua belah pihak menunjukkan kemajuan tertentu setelah negosiasi, pembicaraan pada akhirnya gagal memberikan hasil yang nyata.
“Kami akan melanjutkan upaya kami untuk mencapai hasil yang memuaskan dari pembicaraan di Istanbul yang akan dipuaskan oleh para pihak dan komunitas internasional,” ungkap Erdogan.
Dia mengisyaratkan kemungkinan putaran pembicaraan baru yang akan datang. Baik Moskow maupun Kiev belum membuat pengumuman apa pun tentang prospek hasil pembicaraan tersebut.
Rusia menyerang tetangganya pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina menerapkan ketentuan perjanjian Minsk, yang ditandatangani pada 2014, dan pengakuan akhirnya Moskow atas republik Donbass, Donetsk dan Lugansk.
Protokol Minsk yang ditengahi Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.
Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.
Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim pihaknya berencana merebut kembali kedua republik dengan paksa.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda