Putin Ledek Barat: Sanksi Ekonomi terhadap Rusia Gagal
Selasa, 19 April 2022 - 12:18 WIB
MOSKOW - Presiden Vladimir Putin meledek Barat dengan menyebut sanksi ekonomi terhadap Rusia telah gagal. Pidatonya disiarkan televisi pada hari Senin, hari yang sama ketika Moskow melancarkan serangan baru ke Ukraina timur.
Dalam pidatonya, Putin melakukan panggilan video dengan pejabat tinggi ekonomi.
Dia mengatakan Rusia terus mendorong maju dengan rencananya di Ukraina meskipun ada sanksi ekonomi yang keras yang diberlakukan sejak operasi militer dimulai pada 24 Februari.
"Barat berharap untuk segera mengacaukan situasi keuangan-ekonomi, memprovokasi kepanikan di pasar, runtuhnya sistem perbankan dan kekurangan di toko-toko," kata Putin.
“Strategi blitz ekonomi telah gagal,” katanya lagi, seperti dikutip AFP, Selasa (19/4/2022).
Putin mengeklaim upaya dari negara-negara Barat untuk melumpuhkan Moskow secara finansial malah mengakibatkan kemerosotan ekonomi di Barat.
Dia juga mencatat bahwa Rusia telah menahan tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya, sementara negara-negara seperti Amerika Serikat (AS) dan Eropa telah melihat upaya mereka untuk memberi sanksi kepada Rusia dan sekutunya menjadi bumerang.
Awal bulan ini rubel bangkit kembali ke tingkat sebelum invasi setelah respons keuangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari AS dan Eropa membuatnya jatuh bebas.
Presiden Rusia memang mengakui telah terjadi kenaikan tajam dalam harga kebutuhan pokok untuk warga, tetapi mengatakan dia telah mengarahkan pemerintah untuk mengindeks upah dan pembayaran lainnya untuk mengurangi dampak inflasi pada pendapatan masyarakat.
Komentar terbaru Putin datang kurang dari seminggu setelah dia mengeklaim Rusia "tidak punya pilihan lain" selain menyerang Ukraina.
Berbicara di fasilitas peluncuran ruang angkasa Vostochny di timur jauh Rusia, pemimpin Rusia itu menyatakan bahwa dia telah melakukan “hal yang benar” dengan mengirim pasukan ke Ukraina.
“Generasi baru nasionalis Ukraina ini terutama berselisih dengan Rusia. Anda lihat bagaimana ideologi Nazi menjadi fakta kehidupan di Ukraina, itu tidak bisa dihindari,” katanya.
“Kami mengambil langkah-langkah untuk memberikan keamanan bagi Rusia. Kami tidak punya pilihan lain," ujarnya.
"Kami melakukan hal yang benar dan saya tidak ragu bahwa tujuan kami akan tercapai."
Sementara itu, Moskow telah memulai fase baru invasinya ke Ukraina, meluncurkan serangan besar ke bagian timur negara itu pada hari Senin.
Dalam beberapa pekan terakhir, kampanye militer Rusia telah difokuskan kembali di wilayah timur Donbass, yang sebagian dikuasai oleh separatis pro-Moskow sejak 2014.
Perubahan taktik terjadi setelah Putin terpaksa menarik pasukan keluar dari utara Ukraina setelah tidak dapat merebut ibu kota Kiev meskipun berminggu-minggu serangan tanpa henti.
“Kami sekarang dapat mengonfirmasi bahwa pasukan Rusia telah memulai pertempuran untuk Donbass, yang telah mereka persiapkan sejak lama,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Telegram Senin malam.
“Tidak peduli berapa banyak tentara Rusia yang dibawa ke sini, kami akan bertarung. Kami akan membela diri.”
Dalam pidatonya, Putin melakukan panggilan video dengan pejabat tinggi ekonomi.
Dia mengatakan Rusia terus mendorong maju dengan rencananya di Ukraina meskipun ada sanksi ekonomi yang keras yang diberlakukan sejak operasi militer dimulai pada 24 Februari.
"Barat berharap untuk segera mengacaukan situasi keuangan-ekonomi, memprovokasi kepanikan di pasar, runtuhnya sistem perbankan dan kekurangan di toko-toko," kata Putin.
“Strategi blitz ekonomi telah gagal,” katanya lagi, seperti dikutip AFP, Selasa (19/4/2022).
Putin mengeklaim upaya dari negara-negara Barat untuk melumpuhkan Moskow secara finansial malah mengakibatkan kemerosotan ekonomi di Barat.
Dia juga mencatat bahwa Rusia telah menahan tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya, sementara negara-negara seperti Amerika Serikat (AS) dan Eropa telah melihat upaya mereka untuk memberi sanksi kepada Rusia dan sekutunya menjadi bumerang.
Awal bulan ini rubel bangkit kembali ke tingkat sebelum invasi setelah respons keuangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari AS dan Eropa membuatnya jatuh bebas.
Presiden Rusia memang mengakui telah terjadi kenaikan tajam dalam harga kebutuhan pokok untuk warga, tetapi mengatakan dia telah mengarahkan pemerintah untuk mengindeks upah dan pembayaran lainnya untuk mengurangi dampak inflasi pada pendapatan masyarakat.
Komentar terbaru Putin datang kurang dari seminggu setelah dia mengeklaim Rusia "tidak punya pilihan lain" selain menyerang Ukraina.
Berbicara di fasilitas peluncuran ruang angkasa Vostochny di timur jauh Rusia, pemimpin Rusia itu menyatakan bahwa dia telah melakukan “hal yang benar” dengan mengirim pasukan ke Ukraina.
“Generasi baru nasionalis Ukraina ini terutama berselisih dengan Rusia. Anda lihat bagaimana ideologi Nazi menjadi fakta kehidupan di Ukraina, itu tidak bisa dihindari,” katanya.
“Kami mengambil langkah-langkah untuk memberikan keamanan bagi Rusia. Kami tidak punya pilihan lain," ujarnya.
"Kami melakukan hal yang benar dan saya tidak ragu bahwa tujuan kami akan tercapai."
Sementara itu, Moskow telah memulai fase baru invasinya ke Ukraina, meluncurkan serangan besar ke bagian timur negara itu pada hari Senin.
Dalam beberapa pekan terakhir, kampanye militer Rusia telah difokuskan kembali di wilayah timur Donbass, yang sebagian dikuasai oleh separatis pro-Moskow sejak 2014.
Perubahan taktik terjadi setelah Putin terpaksa menarik pasukan keluar dari utara Ukraina setelah tidak dapat merebut ibu kota Kiev meskipun berminggu-minggu serangan tanpa henti.
“Kami sekarang dapat mengonfirmasi bahwa pasukan Rusia telah memulai pertempuran untuk Donbass, yang telah mereka persiapkan sejak lama,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Telegram Senin malam.
“Tidak peduli berapa banyak tentara Rusia yang dibawa ke sini, kami akan bertarung. Kami akan membela diri.”
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda